Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Di Sinilah 5.000 Sahabat Nabi Dimakamkan

23 Mei 2012   14:31 Diperbarui: 27 Agustus 2019   17:54 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Walaupun mungkin amal kita biasa, tapi kalo kitanya cinta ama mereka, Nabi dan ama para sahabat, insya Allah kita bisa kumpul bareng mereka nanti", pesan mas Ippho saat saya ngobrol santai bareng beliau di penginapan di Cairo. Mas Ippho begitu tertarik saat saya katakan di Mesir ini ada sebuah kawasan yang spesial, kawasan itu bernama Bahnasah. Di sana ada makam 5000 sahabat Nabi Muhammad. 

Bahnasah adalah kota kecil yang jauhnya sekitar 16 kilometer dari Bani Mazar dan masuk di provinsi Almenya, sekitar 240 kilometer dari provinsi Cairo. Perjalanan sekitar 3 jam lebih jika menggunakan kendaraan sendiri. Tanpa perencanaan yang bertele-tele, kita langsung ke sana tepat sore hari setelah ashar. 

Kami berangkat berlima. Hanya saya saja yang pernah ke Bahnasah, teman-teman yang lain belum pernah, itupun saya baru satu kali mengunjungi wilayah Bahnasah dan bareng teman-teman Al-Azhar 21 bus yang dipimpin langsung oleh Syeikh Yusri Rusydi, salah satu guru kami di Al-Azhar. Namun, itulah orang kanan, walaupun gak tau jalan, gak tau tempatnya secara jelas, tetap saja action, yang penting jalan dulu, nanti nanya-nanya sambil jalan. Hehe. 

Kami melewati jalur Ring Road Ma'adi yang tembus kota Helwan dan lewat jalan tol yang panjang banget, kanan kiri gurun pasir, tidak ada kehidupan sama sekali, hanya mobil-mobil yang semuanya berjalan kenceng. Speed saya lihat antara 120 - 130 Km/jam. Saking kencengnya, sempat beberapa kali mobil sedikit oleng saat gak tau ada jalan yang gak mulus. 

Pak Koni, asistennya mas Ippho duduk paling belakang. Beliau sambil tiduran. Kadang sampai mental dari tempat duduk saking kencengnya mobil. :-) Beberapa kali mas Amran menelpon temannya, menanyakan di mana Bahnasah berada. 

Terus terang, saya membatin sejak melewati jalur yang kami lewati, "kok sepertinya beda dengan yang saya lewati dulu pertama kali". Tapi karena terlanjur udah terlalu jauh, saya diam saja dan bilang ke teman-teman, "Ya, benar ini jalurnya". Hehe. 

Bismillah, insya Allah pasti nyampek, kebetulan ada plang bertuliskan "Al-Menya" juga. 3 jam sampai 4 jam telah terlewati, tapi tidak ada tanda-tanda kami memasuki wilayah Bahnasah. Kami nanya ke pos militer di perbatasan kota. 

Mas Amran turun dari mobil ditemani mas Akhran. Entah apa yang mereka obrolkan, lumayan lama, saya hanya menunggu di dalam mobil. Selang beberapa menit, mereka para militer menghampiri mobil kami dan masih ngobrol-ngobrol dulu, "Itulah arab, ditanya satu kepala, yang jawab 3 kepala", kata mas Ippho. Emang bener gitu. :-) Di belakang mobil kami, tiba-tiba ada mobil polisi lewat. 

Si militer yang tadi kami tanyai, tiba-tiba bilang ke mas amran, "Kamu ikuti mobil ini, dia juga ke Al-Menya", tentunya dg bahasa arab ya. Hehe. "La..la, huwa bathi'", "gak ah, dia lambat", jawab mas amran. 

Eh, si militer malah ketawa dan memastikan bahwa mobil polisi yang bakalan kami ikuti akan berjalan cepat. Dan benar saja, kami berpamitan ke segerombolan militer itu dan mengikuti mobil polisi yang ada di depan. "Wah, jarang-jarang nich, jalan-jalan di luar negeri di kawal mobil polisi, berkahnya mas Ippho, hehe", canda mas akhran di mobil. 

Kami dikawal oleh mobil polisi itu sampai masuk di dalam kota almenya. Dan menariknya, setelah mas amran tadi bilang "la..la..bathi'", "gak mau ah, dia lambat", sepertinya si sopir mobil polisi mendengar perkataan mas amran. Buktinya, menyopir begitu kencang, dikecepatan 130 km/jam sampai masuk kota. 

Gila tenan dan mantap! Ternyata emang yang menyopir dan yang ada di dalam mobil itu masih muda semua. Kami berpisah dengan mereka saat sampai di markaz militer di dalam kota, saya kurang tau tepatnya di mana, yang jelas di dekat sungai nil di kota Almenya. Ada yang menjadi perhatian saya saat masuk di dalam kota almenya. 

Biasanya, kota-kota di Mesir tidak bersih, ya untuk tidak mengatakan kotor. Hehe. Sama aja ya. Tapi di almenya ini sudut kota-kotanya bersih, tidak terlihat ada sampah berserakan. Saya melihat penataan kotanya hampir sama dengan Luxor dan Aswan. Kotanya berada di pinggir sungai Nil. Berarti yang saya tau, kota di Mesir yang bersih ada di Luxor, Aswan, Alexandria dan kali ini nambah satu lagi, di Almenya. 

Kalo di Cairo hanya kawasan tertentu saja. Ini yang saya tau. Alhamdulillah, setelah nanya entah udah berapa kali, akhirnya kami nyampek ke Bahnasah. Di sinilah 5000 sahabat Nabi dimakamkan. Kawasan ini saat ini emang menjadi wilayah pemakaman yang sangat luas. Suasananya sepi. Mobil kami parkir di luar masjid dekat makam. 

Ada dua penjaga di sana dan saya meminta izin untuk memasuki kawasan pemakaman yang ada di samping dan depan masjid. "Min fein?", "dari mana?", tanya mereka berdua. "Ihna min qohiroh", "Dari Cairo". Mendengar ini mereka langsung membukakan gerbang masjid, tapi mereka minta maaf tidak mempersilahkan kami masuk ke dalam masjid, kalo ingin shalat, silakan shalat di taman atau halaman luar masjid. 

Bahnasa yang biasanya bisa ditempuh 3 jam, menjadi hampir 6 jam karena kami gak tau jalannya. "Pulangnya ke Cairo jauh gak mas?", tanya mas Ippho. "Dekat kok mas, 3 jam saja", jawab saya sekenanya. Hehe. "Saya udah banyak kali dengar kayak gitu dan nyatanya juuauh, hehe", jawab mas Ippho. "Ya, biar gak kepikiran aja mas. hehe", kata saya. 

Karena udah terlampau malam. Kami berziarah dan berdoa di beberapa makam sahabat saja. Kami berdoa di makam saudara dari Abdurrahman bin Abu Bakar, beberapa saudaranya Ali bin Abi Tholib, Sabahat Ali Al-Jamam, dan beberapa dari para sahabat yang mengikuti perang Badar. 

Kami berdoa semoga kemulyaan yang Allah berikan kepada mereka selalu ditambah dan terus ditambah sampai hari kiamat dan kelak, semoga Allah mengumpulkan kami bareng mereka. Bareng para sahabat Nabi ini. 

Menurut para penjaga makam ini, dari 5000 sahabat Nabi yang dimakamkan di sini, hanya 2000 saja yang terdata nama-namanya, 3000 sisanya, gak terdata namanya. Namun, ada puluhan sahabat Nabi yang pernah ikut perang Badar di sini. Kebetulan di depan masjid di Bahnasah ini juga ada peninggalan sejarah yang luar biasa. 

Di sini ada pohon yang dulunya pernah disinggahi oleh Bunda Maryam dan Nabi Isa dan di dekat pohon juga ada mata air peninggalan mereka. Subhanallah! Sebelumnya saya udah pernah tau pohon ini dari menonton tanyangan yang ada di jejak rasul. Ternyata setelah saya pelajari lagi, wilayah Bahnasah ini dulunya memang kota yang menyimpan banyak sekali sejarah. 

Mulai dari Mesir Kuno, Yunani, Romawi, Masa Keislaman hingga masa-masa dinasti Mamluk, Fatimiyyah dan lain-lain. Kami di sana gak terlalu lama. Kami pulang saat jarum jam berada diangka 11 malem. Saat pulang, ada dua sepeda motor mencegat mobil, tapi kami cuek aja, mas amran yang menyetir mobil makin mengencangkan jalannya mobil dan mereka gak bisa mengejar kami. 

Tadi, penjaga masjid berpesan ke kami, "Hati-hati, Mesir kurang kondusif, banyak baltoji (perampok), apalagi kalian orang asing". Bisa jadi 2 sepeda motor tadi itu tanda-tanda. Walaupun jauh, tapi perjalanan kali ini begitu bernilai. "Walaupun capek banget, tapi jalan-jalan kita Worth mas", kata mas Ippho. 

Memang, saya juga kagum sama mas Ippho, selama 7 hari di Mesir, kami selalu berangkat keluar rumah pagi hari dan pulang hampir dipastikan tengah malam, ya ngapain lagi kalo gak jalan-jalan, mengunjungi tempat-tempat wisata Mesir yang memiliki sejarah yang luar biasa. 

Salam Kompasiana Bisyri Ichwan Ada BONUS nich, video youtube yang menceritakan tentang kota Bahnasah. Tapi makek bahasa arab, gak apa-apa ya. Beberapa kali saya Embed gak muncul. Sy kasih linknya aja ya : http://www.youtube.com/watch?v=EYHJu4M2Ei4 :-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun