Beneran! Ini serius. Kemarin malam, di Cairo kami dari KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia) yang kebetulan dua pengurus pusatnya sambang ke Mesir dan keduanya adalah seorang businessman Eksport Import, jadilah kami memakai aji-aji mumpung, beliau kami minta ntuk sharing ilmunya, gimana sih sebenarnya cara bisnis eksport impot itu?Â
Baca sampai akhir ya, yakin, menarik. :-) Walaupun dari pagi hari sampai malam, saya dan teman-teman kebagian jaga di CIF (Cairo International Fair), ini tidak menyurutkan langkah untuk terus belajar.Â
Ya, belajar, belajar, dan belajar. Dengan belajar kita bisa lebih tau dan bisa lebih maju. Dengan belajar, kita akan sadar, ternyata betapa masih bodohnya kita selama ini. Betapa luas ilmu Allah yang ada di dunia ini. Export Import adalah ilmu yang menarik. Kebetulan, ternyata Nabi Muhammad sudah menjadi eksportir sejak usia 12 tahun.Â
Hmm, ini adalah materi pembukaan pertama dari makalah yang ditulis oleh Bapak Nursyamsu Mahyuddin, ketua umum KPMI. Nabi bisnis eksport dari barang dagangan pamannya, Abi Tholib dan Beliau terus bisnis antar negara sampai akhirnya bisa menikah dengan bosnya, Siti Khadijah di umur 25 tahun. Ini masih pembukaan.Â
Bu Rinny dan Pak Agus, sebagai pe-bisnis Eksport Import semakin mantap menjelaskan kepada kami soal ilmu ini. Gimana gak mantap, setiap kali menerangkan sepenggal ilmu tentang eksport, beliau juga jelaskan pengalamannya, beliau juga jelaskan surat-suratnya dan semua contohnya juga diberitahukan kepada kami.Â
Semuanya real, semuanya emang benar-benar ditunjukkan. Istilahnya, gak hanya OMDO, Omong doang. Beliau berdua emang benar-benar mengalaminya, semuanya. Belum lagi kisah-kisah manis dan pahitnya beliau berdua yang suami istri saat menjalani bisnis eksport import. Bahkan, Bu Rinny secara pribadi pernah bilang ke saya, "saya pernah benar-benar kaya raya karena bisnis eksport import dan pernah benar-benar miskin, lebih miskin daripada pengemis, juga karena bisnis ini". Wah, makin penasaran aja kan?!Â
Setelah saya amati, kunci dari semuanya itu bermuara pada satu hal : BERANI!. Yup, pada akhirnya semua bakal menuju ke satu kata ini. Berani. Beranikah kita untuk belajar, beranikah kita untuk memulai, beranikah kita untuk bisnis.Â
Secerdas-cerdasnya kita, sekaya-kayanya kita, se dan se yang banyak sekali akan menjadi percuma dan mentok kalo kita gak berani untuk memulai, gak berani untuk membuka bisnis. Iya gak?! Pelatihan semakin asyik dan jam terus berputar.Â
Bayangkan, sampai jam 2 dinihari, kami mempreteli untuk tahu ilmu eksport import dari Pak Agus dan Bu Rinny yang menjadi pengurus pusat di KPMI. Coba difikir, KPMI mengadakan pelatihan secara berkala di Indonesia, membahas tentang eksport import dan mereka berani bertanggung jawab.Â
Apa bentuk tanggung jawabnya? KPMI sebagai komunitas pengusaha muslim yang tersebar di seluruh Indonesia memiiki anggota yang punya badan usaha yang bermacam-macam, istilahnya, produk udah ada, komunitas pengusahanya juga udah ada, pasar juga udah membludak di luar negeri, ilmu juga udah ada. Modal? gampang, bisa cari.Â
Ya, pada akhirnya tinggal kitanya. Berani untuk memulai. Saya sendiri secara pribadi, alhamdulillah ketika dibicarakan bisnis eksport import, sedikit udah taulah. Selama dua tahun terakhir ini sering bersinggungan dengan bisnis ini dan banyak teman-teman saya juga seorang bisnisman eksport import. Jika menengok ke masa lalu saya.Â