Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kipas Mesir

29 Mei 2011   02:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:06 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_112725" align="alignnone" width="655" caption="Kayak gini nich contoh megahnya bangunan di Mesir. Ini kampus Al-Azhar (Foto by Budi Ahda at Facebook)"][/caption] Subuh di Mesir yang sumuk. Ya, subuh ini seperti subuh kemarin memang sumuk, persamaan kata panas. Namun, justru dari ke-sumu-an ini saya malah dapat ide untuk menulis. Lagi-lagi ya cuma nulis hal-hal yang sederhana, sesuatu yang sebenarnya tidak penting. Anggap saja ini bagian dari hobi saya, mengangkat sesuatu yang tidak penting, agar yang penting tetap berada di yang berkepentingan (pernah dengar kata seperti ini ya..hehe. ini ada di lapaknya bang Inu). Ketika saya ke masjid hendak menunaikan shalat subuh. Suasana kok beda, tidak seperti saat musim dingin atau musim semi. Kalo yang baca tulisan ini pernah ke Mesir, sebelum saya jelaskan udah nyambung. Namun, saya akan tetap menuliskannya di sini sebagai cerita. Perlu diketahui. Bangunan apapun di Mesir terlihat megah. Kalo saya suka menyebutnya karena bangunan sini ini ketika bangun cakar ayamnya saja masya Allah, dalam artian daleemmm banget, sampek kayak lubang habis kena meteor jatuh. Dan hampir semua bahan yang dipakai itu semen, pasir hanya sebagai campuran, kebalikan dari kita ya. Temboknya juga tuebal tebal. Sehingga ketika musim panas tiba, bisa dibayangkan, seperti apa rasanya ketika di dalam ruangan. Suhu di Mesir ketika musim panas berkisar antara 36-43 derajat celcius. Kalo ukuran saya sih ya lumayan, cuma enaknya di sini itu udara tidak lembab, jadi meskipun kita berkeringat, ya rasanya tetap panas tapi enak dibadan. Kadang juga males mandi juga its ok. hahaha. Apalagi masjid di Mesir. Kelihatan megah juga. Mesir masih jarang bangunan dari bahan kaca, walaupun di pusat kota sekalipun. Saya gak tau apakah karena males bangun model kaca atau karena negara ini banyak debunya, makanya males bersih-bersih kalo kaca. Dengan kemegahan ini, didukung dengan panasnya cuaca di luar, tentu memerlukan pendingin ruangan di dalam. Sampai-sampai, ketika saya di masjid ketika hendak shalat subuh. Wuih, entah ada berapa kipas yang hidup, belum lagi ac-nya. Pokoknya semua berlomba-lomba untuk mendinginkan ruangan dari pengaruh panasnya cuaca di luar. Anda gak usah membayangkan kok sampai segitunya ya, emang panasnya kayak gimana sih, ya yang jelas gak sepanas neraka. :) Seperti halnya di masjid Tubromly, dekat apartemen tempat saya tinggal. Masjid Birrul walidain yang berada di bawah jam'iyah syar'iyyah. Ya, walaupun masjidnya tidak semegah masjid al-azhar, tapi lumayan. Sejak kedatangan musim panas, kipas bersahut-sahutan hidupnya. Anehnya, kok gak kedinginan ya saya. Berarti emang 'sumuk' beneran. Padahal biasanya, kalo masih musim semi, walaupun hawanya udah panas, tapi kalo kipasnya hidup, akan terasa kedinginan. Apalagi kalo musim dingin, hmm, rasanya brrr, dingin sekali sampek males mandi. Hii. Ini penyakit saya salah satunya. (jujur dikit). haha. Namun, kembali ke musim dingin bentar ya. Teman-teman dari Rusia itu aneh, menurut saya, ketika saya kedinginan dengan musim dingin. Mereka kok bisa tenang-tenang wae, seakan tidak ada apa-apa ya. Saya  pernah nyoba nanya ke salah satu teman yang berasal dari Syishan, saya gak tau wilayah ini ada di daerah Rusia sebelah mana karena saya belum pernah ke sana. hehe. Kata dia wajar aja lah, karena di sana itu kalo lagi musim dingin, kita ngeluarin ludah aja, ludahnya langsung beku. Nah, sedingin-dinginnya Mesir, masih dingin Rusia, katanya. Tapi sebaliknya, ketika datang musim panas seperti ini mereka kelabakan. Kenapa coba. Mereka gak biasa. Saya juga pernah nanya. Kenapa mereka gak biasa. Di Rusia, panasnya gak separah Mesir, gak pernah sampai 43-46 derajat celcius, sehingga ketika datang puncak musim panas di Mesir, orang-orang Rusia itu ada yang sampek mimisan, keluar darah dari hidung. Sampai segitunya ya. Karena mereka gak kuat dengan panasnya. Kalo orang Indonesia, untungnya saya gak pernah. Tahan banting, walaupun kepanasan. Mungkin juga mau mimisan hidungnya kekecilan, jadinya gak jadi mimisan. haha. Saya masih ingat dengan kata-kata Cak Nun, "sorga seakan telah bocor, dan sedikit 'puncratan'nya itu ada di Indonesia". Ya, benar sekali. Tidak ada negara yang suhunya seenak Indonesia, tidak ada negara yang keindahan alamnya seindah Indonesia, tidak ada negara yang kekayaan alamnya sekaya Indonesia. Mestinya kita pandai bersyukur ya. Coba kalo Indonesia diberi musim seperti Mesir, kalo datang musim dingin, dingin sekali. Kalo datang musim panas, panas sekali. Belum lagi harus 'berperang' dengan debu setiap hari. Apalagi kalo malam, sering ada angin kencang disertai debu. Balkon flat apartemen walaupun udah dibersihkan berkali-kali akan diserang debu kembali. Selalu butuh kipas angin gak hanya satu kalo musimnya udah kepanasan. Namun, tetap alhamdulillah, kalo gak gitu, saya gak bisa nulis cerita ini di sini ya. hehe. Dengan adanya perbedaan itulah, maka timbullah cerita dan ada sesuatu yang bisa dibagi. Nanti bisa ngomong, "eh, kalo di sana gini loh, ada ini, ada itu, ceweknya gini, cowoknya gitu", dan bisa membuat penasaran, "kapan ya bisa ke sana". :) Udah dulu ya cerita ringannya. Temanya emang sederhana, berkenaan dengan kipas, karena saya sedang kepanasan. Maklum juga di kamar saya hanya ada AC, alias angin cendela. Selamat beraktifitas dan selamat berakhir pekan. Semoga apa yang kita lakukan hari ini diberi keberkahan selalu. amin. --------------- Gabung di Cerita Dari Mesir yuk...klik sini Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun