Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Doktor UIN Malang. Ketua Umum JATMAN Banyuwangi. Dosen UIMSYA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Piramida Kuburan Raksasa

19 Juni 2010   11:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:26 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_171592" align="alignnone" width="500" caption="Piramida Khufu yang menjadi kuburan raksasa (doc. pribadi)"][/caption] Piramida yang dalam bahasa arab disebut Ahram adalah salah satu bangunan yang menjadi keajaiban dunia yang ada di Giza, Mesir. Dari  delapan puluhan piramida yang tersebar diseluruh wilayah Mesir, ada tiga piramida terbesar yang menjadi perhatian para Egyptologist yakni piramida Khufu, Khafre dan Menkaure. Semua piramida dibangun sebagai tempat pemakaman untuk para fir'aun. Bagi para mahasiswa yang ada di Mesir, piramida menjadi satu tempat wisata yang wajib dikunjungi. Dari semua tempat wisata yang ada di Mesir, piramida adalah tempat wisata terdekat yang menjadi peninggalan Mesir kuno. Bahkan beberapa kawan terkadang guyon dengan perkataan, kalau di Makkah kita wajib ihram mengelelingi Ka'bah, maka di Mesir kita wajib mengelilingi Ahram (piramida), paling tidak setahun sekali. Ada dua pintu masuk untuk menuju piramida, pertama melalui pintu utama depan piramida khufu dan yang kedua melewati pintu yang ada di depan Spinx. Jalan menuju piramida pun sudah diarahkan sejak memasuki kawasan Giza. Setelah menyeberangi sungai nil dari Cairo ke Giza, piramida sudah nampak gagah terlihat dari jauh. Pada saat musim panas seperti sekarang, tempat wisata piramida tidak begitu ramai, berbeda dengan saat musim dingin. Tempatnya yang berada di dataran tinggi menjadi salah satu penyebab sepinya pengunjung. Bayangkan, cuaca di Cairo saat ini setiap harinya bisa mencapai 40 hingga 43 derajat celcius. Saat kami di sana, hanya terlihat beberapa orang bule yang tetap nekat mengunjungi. Tiket yang disediakan untuk memasuki piramida ada dua jenis. Seorang petugas akan menanyakan "inside or outside" bagi pengunjung. Inside berarti memasuki kawasan piramida sekaligus masuk ke dalamnya, sedangkan outside berarti hanya berkeliling melihat seluruh pemandangan piramida termasuk Abul Hul yang sering dikenal dengan Spinx. Ada masalah yang mesti kami hadapi pada saat masuk piramida. Ketika pertama kali memasuki halaman sebelum masuk kawasan piramida, ada beberapa polisi yang memeriksa seluruh isi mobil termasuk barang bawaan, pada saat seperti ini, sebenarnya mereka ingin meminta uang, mereka tidak akan pergi sebelum dikasih uang pelicin. Jadi sopir harus selalu sedia uang paling tidak dalam bentuk 5 pound-an. Begitu juga saat sudah masuk kawasan piramida, ada beberapa orang yang memaksa kami untuk meninggalkan mobil di tempat parkir. Padahal tujuan mereka ini adalah agar kami mau menyewa kuda, unta atau delman. Area piramida sangat luas karena piramida adalah sebuah gunung buatan. Jika mobil ditinggal di tempat parkir, bisa dibayangkan seperti apa capeknya mengelilingi gunung dengan kondisi cuaca 40 derajat. Belum lagi ketika salah mengambil jalur, pasti akan ada beberapa polisi yang mendekat dan mereka akan menanyakan macam-macam, mereka akan diam jika dikasih uang. Dalam sejarahnya, piramida khufu yang menjadi piramida terbesar dibangun pada tahun 2560 SM pada masa pemerintahan dinasti keempat Mesir Khufu (Cheops dalam bahasa Yunani) untuk dijadikan sebagai makamnya. Pembangunan piramida khufu membutuhkan sekitar 2.300.000 blok batu kapur. Sebagian besar diyakini telah diangkut dari tambang di dekatnya, ada juga beberapa batu granit yang diambil dari pusat kota Mesir kuno yang berada di Luxor dengan cara dibawa perahu menyusuri sungai nil.  Setiap batu memiliki berat sekitar 25 hingga 80 ton. Dulunya, seluruh piramida yang ada tertutupi oleh casing luar dengan sangat rapi, tetapi setelah adanya gempa besar pada tahun 1300 masehi, casing-casingnya rusak berat, bahkan  kemudian rusakan casing luar piramida dibawa pergi oleh Bahri Sultan An-Nashir Nasir-ad-Din Al-Hasan di tahun 1356 masehi untuk membangun masjid dan benteng di Cairo. Hampir setiap tahun sungai nil selalu meluap dan membanjiri kawasan yang dilewatinya termasuk piramida. Namun, sejak bendungan nil Saddul 'Ali di Aswan berhasil dibangun. Kawasan piramida bebas dari banjir dan di sekitarnya mulai dipenuhi oleh kawasan pemukiman penduduk. Pembangunan piramida oleh para fir'aun sebenarnya masih ada hubungannya dengan pembangunan kuburan untuk para raja yang berada di Valley of the King yang ada di Darul Bahri, Luxor. Perbedaannya, kalau piramida membuat kuburan dengan membangun sebuah gunung, di Valley of the king (wadil muluk) dengan membangun ruangan bawah tanah bermil-mil jauhnya yang ada di bawah gunung. Ini adalah prestasi gemilang yang dilakukan oleh para raja pada masa lalu. Hingga saat ini, cara membangun piramida masih menjadi misteri. Para arkeolog percaya kalau piramida dibangun oleh ratusan ribu pekerja, hal ini setelah ditemukannya kuburan massal dekat piramida pada tahun 1990 oleh arkeolog Zahi Hawass dan Mark Lehner. Namun, cara pembangunannya tetap menjadi misteri setelah melihat betapa batu-batu yang ditata itu begitu besar dan sangat berat. Panasnya cuaca membuat kami tidak bisa berlama-lama menikmati peninggalan para fir'aun ini, hanya sekitar 30 menit kami menghabiskan waktu untuk berkeliling di semua kawasan piramida. Semoga catatan ringan ini bisa memberikan inspirasi para pembaca, betapa untuk memperolah sebuah pencapaian yang besar, tentu memerlukan sebuah pengorbanan yang juga besar. [caption id="attachment_171594" align="alignnone" width="480" caption="Kalo ingin berkeliling piramida, harus bawa mobil biar gak capek (doc. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_171596" align="alignnone" width="500" caption="Batunya ternyata besar sekali (doc. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_171597" align="alignnone" width="500" caption="Piramida dan Spinx yang dari jauh (doc. pribadi)"][/caption] Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun