Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sunset Sungai Nil

2 Mei 2010   05:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:28 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_131295" align="aligncenter" width="500" caption="Keindahan sunrise sungai nil (doc. pribadi)"][/caption] Hari minggu menjadi hari yang tepat untuk meregangkan otot dengan berwisata setelah satu minggu melakukan aktifitas rutinan. Bekerja bagi yang pekerja, belajar bagi yang pelajar dan mahasiswa. Salah satu alternatif berwisata yang menarik adalah melihat indahnya sunset. Bagi masyarakat Indoensia yang ada di Mesir, pemandangan matahari terbenam yang dilihat dari sungai nil menjadi salah satu pilihan. Sungai nil sebagai sungai terpanjang di dunia yang melewati lumayan banyak negara afrika termasuk diantaranya Sudan menjadi satu-satunya sumber penghidupan untuk rakyat Mesir. Semua hasil pertanian di Mesir, sumber airnya berasal dari sungai nil. Bahkan tidak hanya pertanian, di Cairo dan kota-kota wisata di Mesir, sungai nil juga memberikan berkah tersendiri dengan hadirnya banyak sekali restoran apung dan hotel-hotel mewah yang berdiri di pinggirnya. Salah satu kota wisata yang menawarkan keelokan dan keindahan sungai nil adalah Luxor, sebuah kota yang dulunya sering di sebut Thiba pada masa firaun dan orang Yunani menyebutnya dengan Thebes. Hingga saat ini, pemandangan sungai nil di Luxor masih murni dan masih terlihat jernih dengan  kawasan pertanian yang juga masih banyak di pinggir-pinggir sungai, berbeda dengan di Cairo yang sungainya sudah mulai tampak menjadi tempat pembuangan sampah dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Di Luxor kami menginap di hotel yang sewa kamarnya satu malam seharga 100 dollar dan lumayan dekat dengan sungai nil. Sore hari kami menyewa perahu secara beramai-ramai dengan membayar 10 pound perorang untuk menikmati indahnya sunset di sungai nil. Rencananya jam 5 sore kami harus sudah berkumpul di ruang lobi hotel, tetapi setelah seharian jalan-jalan akhirnya kami bisa berkumpul sudah hampir jam 6 saat sunset muncul. Kami jalan kaki bersama dari hotel menuju sungai nil dan hanya menghabiskan waktu sekitar 15 menit sambil menikmati pemandangan toko-toko souvenir yang ada disekitar bahu jalan. Sebelum menaiki perahu, ternyata sunrise sudah muncul duluan, tanpa ba bi bu, setiap dari kami langsung mengambil posisi sendiri-sendiri untuk mengabadikan gambarnya. Walaupun sunset telah hilang, kami tetap menyusuri sungai nil di sore menjelang malam. Aliran sungai di Luxor masih terasa sangat deras, berbeda dengan di Cairo yang terlihat tenang. Kapal-kapal yang terparkir di dermaga juga banyak yang goyang akibat derasnya arus, padahal kapal yang ada di Cairo tidak sampai seperti itu. Mungkin karena sungai nil yang ada di Luxor masih termasuk berada di kawasan hulu dan yang ada di Cairo sudah masuk di hilir dan dekat dengan Alexandria yang menjadi aliran terakhir sebelum laut mediterania. Mesir termasuk negara yang beruntung, pasalnya sungai nil yang menjadi sungai terpanjang tidak hanya mengaliiri Mesir, tetapi semua orang yang ada di dunia ini ketika menyebut sungai nil, pasti selalu berkata kalau sungai nil itu berada di Mesir. Padahal sungai nil melewati banyak negara di antaranya Sudan, Ruwanda, Tanzania, Ethiopia dan Uganda. Negara yang dilewati sungai nil selain Mesir juga banyak yang merasakan keruhnya sungai, tetapi sungai nili yang melewati Mesir sudah sangat jernih. Inilah sedikit catatan wisata sunset di sungai nil yang menjadi salah satu ikon wisata utama di Mesir. Mungkin kita sebagai warga negara Indonesia perlu sedikit berkaca kepada negara ini, sudah seyogyanya sungai-sungai yang ada di Indonesia untuk dijaga kelestariannya sehingga bisa menjadi ikon wisata yang indah dan menyenangkan. ################## Kata orang, melihat air itu bisa mengurangi stres. [caption id="attachment_131296" align="aligncenter" width="500" caption="Action saat sunrise (doc. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_131297" align="aligncenter" width="500" caption="Menjelang habisnya sunrise (doc. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_131298" align="aligncenter" width="500" caption="Suasana hotel dan perahu di nil (doc. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_131300" align="aligncenter" width="500" caption="Salah satu restoran apung (doc. pribadi)"][/caption] Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun