Mohon tunggu...
SURJADI
SURJADI Mohon Tunggu... Konsultan - https://www.youtube.com/channel/UCzU4eyliNiUy1B5DxQknNWA

Indonesia, jalan2, hobi foto

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Chanel, Hermes, Rolex, Ferrari dan Thorstein Veblen

14 April 2023   13:23 Diperbarui: 15 April 2023   08:46 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thorstein Veblen (Sumber: Wikipedia)

Bagaimana dengan mobil Ferrari? Tidak perlu debat panjang lebar, Ferrari adalah salah satu contoh nyata dari konsep barang Veblen. Jujur saja, mobil Ferrari bukan mobil praktis untuk kebutuhan berkendaraan sehari-hari, kalau urusan ini, mobil keluaran Toyota, Honda atau Hyundai jauh lebih praktis.  Memiliki mobil Ferrari adalah cara untuk mendapatkan pintu masuk ke club super eksklusif yang memberikan status kelas atas, mewah dan prestisius.  

Sekarang urusannya bukan lagi membeli mobil untuk berkendaraan ria, tapi beli mobil untuk menunjukan status kelas super mewah, crazy rich dan super elite. Rata-rata harga mobil Ferrari berkisar antara $250,000-$1 juta, dan kebanyakan pembeli Ferrari adalah konsumen yang sudah punya Ferrari.  Untuk mendapatkan model limited edition, anda harus pernah beli mobil Ferrari sebelumnya.  

Super limited edition LaFerrari contohnya yang diproduksi tahun 2013 sebanyak 499 unit dan dibanderol $1 juta lebih.  Setelah tidak diproduksi lagi, sekarang harga mobil ini di pasar mencapai lebih dari $5-7 juta dan tetap diburu banyak orang.  Jangan heran, dari daftar 10 penjualan mobil lelang termahal di tahun 2023, merek Ferrari menyaplok 6 posisi termasuk posisi nomor 1.

Ferrari 458 Spider (Sumber: Pixabay)
Ferrari 458 Spider (Sumber: Pixabay)

Saking kuatnya konsep barang Veblen ini, ilmu pembukuan juga mulai menyesuaikan diri.  Konsep Veblen bukan lagi menjadi teori eknonomi, tapi juga dianggap sebagai teori pembukuan dengan istilah Brand Equity, atau istilah Indonesianya, ekuitas merek. 

Pendeknya, brand equity dijadikan nilai tambah sebuah perusahaan dan bisa dikonversikan ke bentuk intangible asset atau sumber daya perusahaan yang memiliki nilai tersendiri.  Walaupun dalam bentuk tidak berwujud, aset ini dapat dihitung seiring dengan berjalannya waktu.


Jadi, lain waktu anda bernafsu untuk beli barang mewah, pikir sejenak apakah anda sedang kena efek dari konsep Veblen?  Kembali ke contoh tas Hermes Birkin diatas, bagaimana rasanya kalau barang super mewah and elite tersebut ternyata biaya produksinya dibawah $1,000?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun