Mohon tunggu...
SURJADI
SURJADI Mohon Tunggu... Konsultan - https://www.youtube.com/channel/UCzU4eyliNiUy1B5DxQknNWA

Indonesia, jalan2, hobi foto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Heerenstraat, Kota Lama Semarang, Jalanan Pusat Belanja Zaman Belanda

12 Agustus 2021   13:30 Diperbarui: 12 Agustus 2021   14:55 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jl. Letjen Suprapto (dulu Heerenstraat), jaman now

Kota Lama Semarang adalah salah satu sudut kota yang penuh dengan bangunan-bangunan kolonial peninggalan Belanda, seperti Gedung Nederlandsche Handel Maatschappij (sekarang Gedung Bank Mandiri), Koepelkerk (sekarang Gereja Blenduk), Toko Zikel (sekarang Gedung Marba) dll.  

Jalan utama di Kota Lama Semarang adalah Heerenstraat, sekarang Jl. Letjen Suprapto, yang merupakan salah satu bagian dari Jalan Raya Pos yang dibangun Deandles untuk mengubungkan bagian utara pulau Jawa.   

Selain dipenuhi dengan gedung-gedung perkantoran dan perdagangan, jalan ini juga merupakan tempat pusat belanja warga kelas menengah atas di jaman Belanda dulu.

Bagaimana suasananya?

Jembatan Berok, 1910
Jembatan Berok, 1910

Jembatan Berok (dulu bernama Gouvernementsbrug) adalah gerbang masuk ke jalan Heerenstraat dari arah Bodjongweg (sekarang Jl. Pemuda).  

Foto  diatas menggambarkan suasana di atas jembatan di tahun 1910, dimana jalan masuk Heerenstraat dimonitor oleh penjaga/polisi yang berdiri di tengah jembatan.  

Sepertinya jembatan Berok merupakan titik pemisah antara kota "biasa" Semarang dan kawasan "elit" Semarang dengan kantor dan toko menengah ke atas, seperti terlihat di foto ini:

Heerenstraat, 1870-1910
Heerenstraat, 1870-1910

Anak kecil di depan kanan foto terlihat dari kalangan menengah-atas, dari seragam/pakaian yang di kenakan. Jalanan Heereenstraat pun terlihat bersih dan rapih dengan gedung-gedung yang megah, untuk ukuran jaman dulu.  

Di beranda depan toko sebelah kanan tampak terlihat kusir berseragam sedang menunggu (mungkin menunggu tuannya belanja di toko) di atas kereta kuda beratap kulit, bukan sembarang kereta kuda, bandingkan misalnya dengan kereta kuda rakyat biasa di sebelah kiri.   Kalau jaman sekarang, mungkin seperti supir berseragam dengan mobil mewah.

Ngomong-ngomong soal kereta kuda biasa di sebelah kiri, jalan ditikungan sebelah kiri bernama "Oudestaadhuis Straat", sekarang dikenal dengan nama Jl. Branjangan.  

Gedung ditikungan yang dilalui kereta kuda adalah Toko Buku dan Percetakan "G.C.T. van Dorp &Co",  yang terkenal dijamannya, salah satu buku yang dicetak adalah Habis Gelap Terbitlah Terang dari R.A. Kartini.  Gedung ini sekarang masih ada dan setelah di-renovasi, dinamakan gedung Oude Stadhuis.

Heerenstraat, 1900
Heerenstraat, 1900

Foto diatas adalah suasana Heerenstraat di pagi hari (sekitar jam 10:30) di tahun 1900.  Toko dengan papan nama putih persegi empat adalah Toko "Ohlenroth", toko kelas atas yang menjual perhiasan dan jam, misalnya jam merk "Extra" London yang digaransi 2 tahun, seperti iklan di koran tahun 1904:

Iklan koran tahun 1904 Toko Ohlenroth
Iklan koran tahun 1904 Toko Ohlenroth

Di sebelah Toko Ohlenroth, adalah Toko "Midden Java", toko yang menjual rokok, cerutu dan tembakau dan sudah menyediakan layanan antar ke rumah buat pembeli - hebat ya, ternyata layanan pesan-antar bukan cuma fenomena sekarang, pesan-antar sudah ada sejak permulaan abad 1900.

Sebagai upaya preservasi daerah Kota Lama Semarang, bangunan-bangunan di foto atas tahun 1900 masih dijaga, dan suasananya seperti dibawah ini:

Jl. Letjen Suprapto (dulu Heerenstraat), jaman now
Jl. Letjen Suprapto (dulu Heerenstraat), jaman now

Salah satu toko yang terkenal di Kota Lama Semarang jaman dulu adalah Toko Zikel yang didirikan oleh pengusaha Jerman, Adolf Zikel.  

Dimulai dari toko sederhana di perempatan Heerenstraat (Jl. Letjen Suprapto) dan Oosterwalstraat (Jl. Cendrawasih), toko ini berkembang pesat dan pindah ke gedung yang besar, bertingkat dan megah di perempatan Heerenstraat dan Kerkhofstraat (Jl. Gelatik), di depan gereja Blenduk, seperti di foto ini:

Toko Zikel di depan Gereja Blenduk, 1930
Toko Zikel di depan Gereja Blenduk, 1930

Boleh dibilang Toko Zikel merupakan toko dengan model department store yang menjual barang-barang impor untuk kalangan menengah-atas.  

Bangunan megah bekas Toko Zikel sekarang masih ada dan dinamai gedung Marba, singkatan dari Marta Badjunet, seorang saudagar dari Yemen yang memprakasai pendirian gedung.  Demikian juga bangunan pertama yang dipakai Toko Zikel, sekarang masih berdiri di Jl. Cendrawasih.

Begitulah kira-kira suasana Kota Lama Semarang, sebagai pusat perbelanjaan kelas menengah-atas di jaman Belanda dulu.  Video dibawah menggambarkan suasana Kota Lama Semarang lebih dalam di jaman dulu.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun