[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Fasilitas kolam renang dan resto di Worldmark Wyndham Fiji"][/caption]
Pada bulan Juni 2014, sebelum lengser, Presiden SBY mengadakan kunjungan resmi ke Fiji; beliau adalah presiden pertama Indonesia yang mengunjungi Fiji.Seperti apakah Fiji?Berikut adalah cerita melancong ke Pulau Denarau, salah satu pulau ternama di Fiji.
Sedikit latar belakang
Fiji adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di selatan lautan Pasifik, kira-kira 4 jam dengan pesawat dari Sydney, Australia, atau 12 jam dari Jakarta.
[caption id="attachment_379316" align="aligncenter" width="300" caption="Fiji, negara kepulauan di sebelah timur Australia dan utara New Zealand"]
Sama seperti Indonesia, Fiji terdiri dari banyak pulau (walaupun tidak sebanyak Indonesia) yang dihuni dan tidak dihuniFiji adalah salah satu negara Commonwealth kerajaan Inggris yang mendeklarasikan Republik pada tahun 1987.Fiji mempunyai jumlah penduduk sekitar 850 ribu dan sekitar 65% beragama Kristen, 28% Hindu dan 6% Islam.Ibu Kota Fiji adalah Suva yang menjadi pusat pemerintahan dan niaga. Lho, 28% Hindu? Ya, nanti dibahas lebih lanjut di bawah.
Pulau Denarau
Pulau Denarau berjarak sekitar 195 km, 2,5 jam naik mobil dari ibu kota Suva.Boleh dibilang, ini adalah salah satu pulau eksklusif untuk turis-turis asing atau orang lokal yang berduit.Karena tahu ini adalah daerah eksklusif, yang berarti harga-harga akan lebih mahal, maka begitu mendarat di airport dan naik taksi, kami minta tukang taksi untuk mampir di supermarket terdekat sebelum masuk ke daerah eksklusif untuk membeli barang-barang kebutuhan seperti air minum, makanan ringan, buah-buahan dll..
Hotel-hotel terkenal berbintang banyak bertebaran di Pulau Denarau seperti Radisson, Sheraton, Westin dan Sofitel.Uniknya hotel-hotel ini saling bersebelahan satu sama lain tanpa pembatas, pengunjung bisa jalan-jalan di pantai belakang dari satu hotel ke hotel yang lain dan, inilah yang unik dan enak, pengunjung bisa bebas menikmati fasilitas masing-masing hotel, misalnya kolam renang, restoran hotel dll..Jadi kalau bosan dengan kolam renang di hotel Anda tinggal nyemplung ke kolam renang hotel tetangga, begitu juga kalo sudah bosan dengan makanan restoran di hotel, tinggal mampir ke restoran hotel tetangga dan seterusnya.
[caption id="attachment_379273" align="aligncenter" width="640" caption="Pemandangan teras mengahadap pantai Sheraton Resort"]
[caption id="attachment_379274" align="aligncenter" width="640" caption="Pemandangan fasilitas kolam renang salah satu hotel di pulau Denarau (lupa hotel yang mana.....)"]
Sudah bisa ditebak, aktivitas utama di hotel sudah pasti yang berhubungan dengan air; di pantai dan di kolam renang. Seperti disebut di atas, soal berenang, tidak akan bosan karena bisa menclak-menclok memakai fasilitas kolam renang di semua hotel. Tidak hanya kolam renang, tapi juga fasilitas whirlpool yang buka sampai malam, jadi sambil menikmati udara malam, bisa sambil berendam dan dipijit oleh hembusan kencang udara dari mesin whirlpool.
[caption id="attachment_379318" align="aligncenter" width="640" caption="Fasilitas kolam renang waktu malam di Radisson - dibawah pohon kelapa yang terang adalah kolam whirlpool yang buka sampai malam"]
Yang paling berkesan adalah nonton film layar tancep di pinggiran kolam renang. Film yang diputar adalah film keluarga jadi semua umur bisa nonton, sambil tidur-tiduran di kursi malas di pinggir kolam, nonton film layer tancep - kalau bosan pergi berendam di whirlpool.
Menikmati Sunset dan Sunrise di pulau Denarau
Karena praktis tidak ada perindustrian di Pulau Denarau (dan juga di Fiji secara general) dan tidak banyak penduduk (jadi tidak banyak kendaraan bermotor), udara di sana bersih dan bebas dari polusi. Fiji memang bukan negara industri, negara ini bergantung pada perkebunan dan turisme. Dengan bebas polusi, efeknya, kita bisa menikmati pemandangan yang jelas, cerah dan bersih baik pada waktu matahari terbenam dan terbit.
[caption id="attachment_379277" align="aligncenter" width="640" caption="Pemandangan Sunset di pulau Denarau, diambil dari pantai di belakang WorldMark Resort"]
Foto sunset di atas diambil pada waktu matahari mulai terbenam di belakang laut - karena posisi semua hotel-hotel yang disebut di atas mempunyai beranda belakang yang menghadap ke laut, pemandangan sunset menjadi lapang dan sama sekali tidak terhalang. Dengan langit yang cerah, bersih dan bebas polusi, semua warna yang terjadi pada saat matahari terbenam jadi jelas dan terang.
[caption id="attachment_379285" align="aligncenter" width="640" caption="Ngerumpi dan bercengkrama sambil memandangi matahari perlahan-lahan tenggelam di belakang laut"]
Pokoknya, ngga ada yang ngalahin menikmati pemandangan matahari terbenam, apalagi sambil berbaring di kursi malas, dengerin musik di kuping dll.. Sayang ini di Fiji, bukan Indonesia, jadi tidak ada jagung bakar, siomay atau mie-bakso abang-abang, itu saja kurangnya.
[caption id="attachment_379289" align="aligncenter" width="640" caption="Paling enak liat sunset sambil berbaring di kursi males, dengerin musik - sayang kurang jagung bakar..."]
Berbeda dengan Sunset, yang banyak dinikmati semua orang dan menjadi salah satu acara paling ditunggu-tunggu, sunrise benar-benar kebalikannya - sepi, tidak banyak orang - ya maklum, wong kalau mau liat sunrise musti bela-belain bangun jam 5 pagi, orang-orang masih pada tidur di hotel. Tapi tetap saja saya bela-belain untuk bangun pagi, sekedar ingin menikmati gimana suasana sunrise di Fiji - siapa tau bisa pamer sama anak-cucu nanti.
[caption id="attachment_379291" align="aligncenter" width="640" caption="Matahari terbit di padang golf pulau Denarau, warna merah matahari seperti lampu sorot yang menyoroti langit gelap"]
Masalah lainnya, kalau sunset bisa dilihat dari pantai belakang, maka kalau matahari terbit, musti dilihat dari arah sebaliknya. Jadi untuk bisa lihat sunrise yang bersih dan tidak terhalang, lihatnya musti dari lapangan golf yang persis ada di seberang jalan dari hotel. Ngga percuma bela-belain berdiri di lapangan golf, maklum kursi malas cuma tersedia di pantai, tidak di lapangan golf, begitu sunrise mulai terang, bisa terlihat warna-warna terang mulai bermain di langit. Apalagi orang-orang masih pada ngorok di tempat tidur, jadi sepertinya, sunrise moment ini cuma milik pribadi seorang - tidak seperti sunset yang semua orang menikmati berbarengan dengan kita.
Naik "Metromini" ala Fiji
Rasanya ngga pas kalo ke negara orang tidak berbuat seperti orang lokal - sudah jelas Pulau Denarau yang eksklusif bukanlah hidup orang-orang Fiji sehari-hari. Maka kami memutuskan untuk jalan-jalan ke pasar lokal dengan naik kendaraan umum, sekalian mau beli oleh-oleh lokal dan melihat kegiatan "asli" orang-orang di Fiji. Kami naik bis umum ke kota terdekat, Nadi, kira2 10-15 menit naik bis. Bisnya kelasnya seperti bis metromini di Jakarta, untung sudah pernah naik metromini di Jakarta, jadi naik serupa di Fiji tidak terlalu kaget.
[caption id="attachment_379296" align="aligncenter" width="640" caption="Pemandangan jalan pertokoan di Nadi, seperti jalan pertokoan di daerah di Indonesia"]
Pasar lokal di Nadi juga sama seperti di Indonesia - toko-toko berjejeran di jalan utama. Sebagian bangunan tokonya sudah "usang" dan lama. Setelah berjalan dari satu toko ke toko lain, baru sadar, sebagian toko-toko dimiliki bukan oleh orang lokal, tapi pendatang, terutama India. Makannya tidak heran kalau agama Hindu cukup banyak di Fiji, keturunan India-nya banyak, bahkan perdana menterinya pun keturunan India. Seperti umumnya orang-orang India di negara-negara lain, mereka datang ke Fiji dibawa oleh penguasa kolonial mereka, Inggris di awal abad ke-19. Sama seperti di Indonesia, para pendatang India ini juga menjadi sasaran kerusuhan, seperti yang terjadi pada tahun 2000, di mana banyak toko dan business orang-orang pendatang India dirusak dan diamuk massa.
[caption id="attachment_379297" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu perempatan di pasar Nadi, lalu lintasnya pakai sistem siapa masuk dia duluan, seperti di Indonesia"]
Agak terasa, bahwa penduduk lokal tidak begitu suka dengan orang-orang asing menguasai toko-toko di Pasar Nadi. Beberapa orang lokal bahkan dengan terang-terangan menghimbau para pengunjung untuk ke pasar lokal di ujung jalan dan membeli barang dari orang-orang lokal.
Snorkelling dan ke pulau tidak bertuan
Tidak akan komplit kalau ke Fiji dan tidak menikmati kekayaan lautannya. Sudah menjadi kebiasaan turis-turis yang datang ke Pulau Denarau untuk naik kapal, mengunjungi salah satu pulau tidak bertuan (maksudnya tidak berpenghuni) dan berenang snorkeling. Aktivitas ini akan memakan waktu seharian, pergi pagi dan pulang sore sebelum makan malam.
Kami pergi ke Port Denarau, sekitar 5 menit dari hotel untuk booking paket kapal, makan siang, snorkelling dan aktivitas lainnya di pulau tidak bertuan. Perjalanan ke pulau tidak bertuan kira-kira memakan waktu 1 jam-an.
[caption id="attachment_379304" align="aligncenter" width="640" caption="Jajaran kapal di Port Denarau yang bisa membawa pelancong ke pulau tidak bertuan"]
Benar-benar enak pemandangan di kapal menuju tempat beraktivitas, walaupun 1 jam-an tapi tidak terasa dengan pemandangan laut yang bersih, konsumsi cemilan dan minum lengkap di kapal, para awak kapal yang jago nyanyi dan main gitar, sambil mancing pula. Selama perjalanan, kita banyak melewati gugusan pulau-pulau kecil - seperti disebut di atas, Fiji memang memiliki banyak gugusan pulau.
[caption id="attachment_379341" align="aligncenter" width="640" caption="Pemandangan laut lepas dari perahu, dengan latar belakang salah satu gugusan pulau"]
Awak perahu juga menunjukkan salah satu pulau kosong yang dipakai shooting film "Castway" dengan Tom Hanks sebagai pemain utama, mengisahkan dia yang terdampar sendiri di pulau tidak bertuan.
[caption id="attachment_379308" align="aligncenter" width="640" caption="Menikmati matahari, mendengar nyanyian, pemandangan laut yang bersih, waktu 1 jam tidak terasa"]
Sampai di pulau, aktivitas snorkelling pun dimulai, memandang keindahan flora dan fauna di laut Fiji. Selesai snorkelling kita diajak ke pulau kecil yang tidak berpenghuni dan kita diajak makan siang dengan santapan segar, terutama hidangan laut.
[caption id="attachment_379320" align="aligncenter" width="640" caption="Pulau kecil tempat mampir habis snorkelling"]
Habis kenyang makan, maka banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan di sekitar pulau, seperti bermain kayak pisang, mendayung kayak ke tengah laut, untungnya ombak tidaklah terlalu kencang, jadi tidak usah setengah hidup mengayuh kayak pisang.
[caption id="attachment_379323" align="aligncenter" width="640" caption="Bermain kayak pisang di sekitar pulau - langit biru cerah, laut bersih, ombak lembut, mau apa lagi...."]
Dengan air yang bersih dan bebas polusi, sangat nyaman rasanya bermain kayak, sambil melihat ikan berenang di bawah air. Waktu jadi cepat sekali berlalu dan tahu-tahu, kita sudah dipanggil pulang ke kapal kita untuk berlayar balik ke Port Denarau. Lupa disebutkan, berhubung pantai dangkal, jadi kapal parkir agak jauh dari pantai, jadi semua pada jalan mengarungi laut dangkal kembali ke perahu.
[caption id="attachment_379326" align="aligncenter" width="640" caption="Jalan kaki mengarungi laut dangkal, kembali ke kapal"]
Suasana Malam di Port Denarau
Sampai di Port Denarau, sudah sore dan sudah waktunya makan malam. Ada semacam open market di Port Denarau, yang terdiri dari toko dan penjual makanan. Karena untuk turis, maka open market ini rada "berkelas", dengan bangunan-bangunan yang baru dan terpelihara dan kebersihan dijaga, beda dengan pasar di Nadi.
[caption id="attachment_379327" align="aligncenter" width="640" caption="Port Denarau Open market - toko, penjual makanan, restoran dsb"]
Banyak restoran "berkelas" di Port Denarau, mulai dari restoran India, restoran Cina dan tentunya restoran ala Amrik, seperti Hard Rock Cafe. Sudah jelas, harganya juga berkali lipat dari harga normal, tapi berhubung lapar, cape dan juga ingin menikmati rasa orang "berkelas" kita coba-coba makan di sana. Suasananya enak, santai dengan live music, makanan juga enak, jadi ngga rugi (walaupun tetep sayang, ngga ada yang jualan jagung bakar, siomay atau bakmi baso abang-abang...)
[caption id="attachment_379332" align="aligncenter" width="640" caption="Restoran Amrik, Hard Rock Cafe di Port Denarau Fiji"]
Sunset, sekali lagi
Masih penasaran dengan sunset yang indah di Pulau Denarau, sore terakhir di Denarau sengaja diisi dengan menikmati pemandangan sunset. Sudah deg-degan, karena siangnya sempet mendung dan hujan, tapi untung sorenya cerah dan langit bersih dari awan. Sekali lagi, matahari terbenamnya tidak mengecewakan!
[caption id="attachment_379330" align="aligncenter" width="640" caption="Kapel kecil di pinggir pantai dengan latar belakang matahari terbenam. Kapel ini khusus diperuntukan untuk upacara pernikahan di pinggir laut, yang cukup populer dengan turis2 asing"]
[caption id="attachment_379333" align="aligncenter" width="640" caption="Rombongan jalan2 sore di pinggir pantai, sambil menikmati pemandangan matahari terbenam"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H