Mohon tunggu...
Bisnis Digital 2022D
Bisnis Digital 2022D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Untuk Keperluan Mata Kuliah Manajemen Operasi yang di ajar Renny Sari Dewi, S.Kom., M.Kom.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Paduan Personalisasi Operasi: Kalkulator Risiko Baru Menggebrak untuk Metastasis Tulang Belakang

29 November 2023   20:35 Diperbarui: 29 November 2023   20:45 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan kebutuhan akan kalkulator risiko untuk memperkirakan survival pasien dengan metastasis tulang belakang. Data yang digunakan meliputi faktor-faktor seperti jenis tumor, mobilitas, penggunaan analgesik, keberadaan metastasis, komorbiditas, dan pengobatan sebelumnya. Kalkulator risiko ini dibandingkan dengan alat prediksi lain dan ditemukan lebih akurat.

Metodologi dan Validitas: Mengupas Pengembangan Model Prediksi

Dalam penelitian ini, kami mengembangkan kalkulator risiko untuk memperkirakan tingkat kelangsungan hidup pasien yang mengalami metastasis tulang belakang. Data yang digunakan mencakup faktor-faktor kunci seperti jenis tumor, tingkat mobilitas, penggunaan analgesik, keberadaan metastasis, komorbiditas, dan riwayat pengobatan sebelumnya. Kalkulator risiko ini kemudian dibandingkan dengan alat prediksi lainnya, menghasilkan temuan bahwa kalkulator yang dikembangkan lebih akurat.

Studi ini juga mengulas secara mendalam pertimbangan metodologis yang mendasari pengembangan kalkulator risiko tersebut. Selain itu, penelitian membahas pengembangan model prediksi klinis untuk mengevaluasi risiko kematian pada pasien dengan metastasis tulang belakang. Model ini berhasil divalidasi secara internal dan eksternal, menunjukkan kemampuan prediksi yang memuaskan.

Pentingnya mempertimbangkan preferensi dan harapan pasien dalam pengambilan keputusan klinis juga ditekankan, sambil mengidentifikasi keterbatasan yang melekat pada kalkulator risiko. Pernyataan konflik kepentingan dan ungkapan terima kasih kepada semua pihak terlibat turut disertakan, memberikan gambaran lengkap dari kontribusi penelitian ini dalam pemahaman dan perbaikan penanganan pasien dengan metastasis tulang belakang.

Memahami Preferensi Pasien: Mengintegrasikan Faktor Kemanusiaan dalam Pengembangan Alat Prediksi Risiko

Studi ini menghadirkan pengembangan kalkulator risiko berbasis internet untuk memprediksi survival pasien setelah operasi metastasis tulang belakang, melibatkan 1430 pasien dari 20 pusat. Model Cox frailty digunakan, memasukkan faktor-faktor seperti jenis tumor, status ambulasi, penggunaan analgesik, skor American Society of Anesthesiologists, jumlah metastasis tulang belakang, radioterapi/kemoterapi sebelumnya, keberadaan metastasis visceral, dan keterlibatan tulang belakang sebagai prediktor.

Hasilnya adalah kalkulator risiko dengan akurasi tinggi. Selain itu, studi ini menargetkan pengembangan model prediksi klinis untuk risiko kematian pada pasien dengan metastasis tulang belakang, yang divalidasi secara internal dan eksternal, menunjukkan kemampuan prediksi yang memuaskan.

Orientasinya adalah memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan klinis terkait survival dan risiko kematian pada pasien tersebut, sambil menekankan pentingnya mempertimbangkan preferensi pasien dalam proses pengobatan.

Pengumpulan Data yang Luas: Analisis Terhadap Informasi dari 1430 Pasien di 20 Pusat

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan melibatkan pengembangan model prediksi risiko dengan memanfaatkan data dari 1430 pasien yang tersebar di 20 pusat medis. Untuk analisis statistik, perangkat lunak Stata 14 dan R version 3.2 digunakan sebagai alat bantu yang andal.

Pentingnya penelitian ini semakin terungkap dengan pengembangan model prediksi risiko menggunakan pendekatan Cox proportional hazards, yang diperkaya dengan penggunaan Cox frailty model untuk mempertimbangkan potensi pengelompokan berdasarkan pusat. Validasi model tidak hanya dilakukan secara internal, namun juga secara eksternal dengan pendekatan bootstrapping dan data dari pusat London yang tidak terlibat dalam pengembangan model.

Sementara itu, penelitian ini tidak hanya membeberkan temuan yang sukses, tetapi juga menyoroti keterbatasan yang perlu diperhatikan dalam generalisasi model prediksi risiko klinis. Dengan demikian, metode yang digunakan tidak hanya menjadi alat analisis yang kuat tetapi juga merinci proses yang cermat untuk memastikan validitas dan relevansi hasil penelitian.

Firmansyah Ferriyadi 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun