Perjalanan 40 Tahun Analisis Funtion Point : Melawan Waktu Nyata dan Aplikasi Multimedia
Perjalanan 40 tahun dari metode Function Point Analysis (FPA) sejak diperkenalkan oleh Albrecht pada tahun 1979. FPA, yang awalnya dirancang untuk mengukur produktivitas pengembangan perangkat lunak, diakui sebagai metode pengukuran ukuran perangkat lunak yang paling populer dan umum digunakan. Meskipun FPA memberikan keuntungan dengan fokus pada fungsionalitas sistem, khususnya dari perspektif pengguna, penelitian ini menyatakan bahwa FPA kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan perkembangan perangkat lunak saat ini, terutama dalam konteks aplikasi real-time (RT) dan multimedia (MM).
Poin Penting:
Workflow FPA:
- FPA melibatkan langkah-langkah klasifikasi Basic Functional Components (BFC) ke dalam lima jenis fungsi dan pemberian bobot berdasarkan tingkat kompleksitas.
- Proses perhitungan FPA melibatkan Internal Logical File (ILF), External File Interface (EIF), External Input (EI), External Output (EO), dan External Inquiry (EQ).
Evolusi FPA:
- FPA telah mengalami evolusi dari awalnya menggunakan metode Debat dan Uji, menjadi lebih objektif dengan memanfaatkan perhitungan DET, RET, dan FTR.
- Versi terbaru (CPM 4.3.1) hanya menghitung fungsi data dan fungsi transaksi, dengan Value Adjustment Factor (VAF) menjadi opsional.
Kelebihan dan Kekurangan FPA:
- Kelebihan FPA meliputi pendekatan perspektif pengguna, kemampuan di semua tahapan proyek, dan kinerja yang lebih baik dibandingkan metode lain.
- Kekurangan melibatkan subjektivitas dalam proses pengambilan keputusan, nilai bobot yang tidak berubah selama empat dekade, dan keterbatasan dalam mengukur Non-Functional Requirements (NFRs).
Tantangan FPA dengan Aplikasi RT dan MM:
- FPA dianggap tidak sesuai dengan aplikasi real-time karena tidak mampu mengukur kompleksitas kontrol.
- Aplikasi multimedia kehilangan sebagian ukurannya karena elemen-elemen seperti grafik, audio, animasi, dan enkripsi keamanan tidak diakui dalam perspektif FPA.
Kesimpulan dan Rencana Masa Depan:
- FPA dianggap kurang sesuai untuk kebutuhan perkembangan perangkat lunak saat ini, terutama dalam RT dan MM applications karena ketidakmampuannya mengukur NFRs.
- Rencana masa depan mencakup eksplorasi SNAP Framework IFPUG untuk mengatasi NFRs dan integrasi aspek fungsional FPA dengan perspektif pengembang menggunakan metode Story Points untuk memperoleh estimasi upaya yang lebih holistik.
Dalam konteks tersebut menyoroti pentingnya menggabungkan aspek fungsional dan non-fungsional dalam metode pengukuran perangkat lunak untuk memberikan estimasi yang lebih akurat dan relevan dengan tuntutan pengembangan perangkat lunak kontemporer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H