Mohon tunggu...
Bisnis Digital 2022D
Bisnis Digital 2022D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Untuk Keperluan Mata Kuliah Manajemen Operasi yang di ajar Renny Sari Dewi, S.Kom., M.Kom.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Asosiasi Penggunaan Opioid dan Benzodiazepin Dengan Efek Samping Pernafasan Pada Orang DewaLanjut Usia Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kroniksa

21 November 2023   22:37 Diperbarui: 22 November 2023   22:00 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditulis oleh Dwiki Bagus Fernanda

Asosiasi Penggunaan Opioid dan Benzodiazepin dengan Efek Samping Pernafasan pada Orang

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah salah satu penyakit paru kronik yang paling umum di kalangan orang dewasa lanjut usia. PPOK dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang signifikan dan mengganggu kualitas hidup mereka. Untuk mengatasi gejala PPOK, seringkali dokter meresepkan obat-obatan seperti opioid dan benzodiazepin.

Opioid digunakan untuk mengatasi nyeri kronis yang seringkali dialami oleh orang dewasa lanjut usia dengan PPOK. Di sisi lain, benzodiazepin sering digunakan untuk mengatasi kecemasan dan masalah tidur yang sering muncul pada populasi ini. Meskipun obat-obatan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan, mereka juga dapat memiliki efek samping pada pernapasan, yang dapat menjadi masalah serius bagi individu dengan PPOK.

Pengaruh Opioid terhadap Pernafasan pada Penderita PPOK

Penggunaan opioid pada penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) telah menjadi perhatian dalam dunia medis. Opioid, obat yang sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memiliki dampak yang berpotensi negatif pada fungsi pernapasan pasien PPOK.PPOK adalah kondisi kronis pada saluran pernapasan yang menyebabkan kesulitan bernafas, dan penggunaan opioid dapat memperburuk gejala ini. Opioid bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengurangi persepsi nyeri, namun, dapat menekan aktivitas pernapasan. Efek samping ini memicu penurunan frekuensi dan kedalaman napas, mengganggu aliran udara pada saluran pernapasan yang sudah terganggu pada pasien PPOK.Selain menekan aktivitas pernapasan, penggunaan opioid juga dapat mengurangi sensitivitas tubuh terhadap kadar karbon dioksida yang tinggi. Pada pasien PPOK yang sudah memiliki gangguan aliran udara, penurunan sensitivitas ini dapat menghambat respons tubuh terhadap kebutuhan untuk bernafas lebih dalam dan lebih cepat saat diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan opioid pada pasien PPOK berpotensi meningkatkan risiko komplikasi pernapasan seperti penurunan saturasi oksigen, peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah, serta peningkatan frekuensi serangan sesak napas. Penting untuk mencatat bahwa penggunaan opioid pada pasien PPOK memerlukan pengawasan medis yang ketat dan perencanaan manajemen nyeri yang hati-hati agar dapat mengurangi risiko dampak negatif pada sistem pernapasan yang sudah terganggu.

Kesimpulan

penggunaan opioid dan benzodiazepin dengan efek samping pernapasan pada orang dewasa lanjut usia yang menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa penggunaan kedua jenis obat ini secara signifikan berkaitan dengan peningkatan risiko efek samping pernapasan, seperti kesulitan bernafas, peningkatan frekuensi pernapasan yang dangkal, dan penurunan kadar oksigen dalam darah.

Temuan ini memiliki implikasi penting dalam pengelolaan PPOK pada populasi yang rentan ini. Dokter perlu mempertimbangkan manfaat dan risiko penggunaan opioid dan benzodiazepin dengan cermat sebelum meresepkannya kepada pasien. Penting untuk melakukan pemantauan yang ketat terhadap pasien yang menggunakan obat-obatan ini, terutama pada orang dewasa lanjut usia dengan PPOK.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun