Ditulis Oleh: Ramadhan Abiyasa Harianto
Pendahuluan
Di Jawa Tengah, masalah akses air bersih yang menyusut dan kualitas air baku yang menurun menjadi perhatian serius. Software pemetaan kemiskinan air dirancang untuk mengatasi masalah ini dengan menganalisis 8576 desa di 35 kabupaten/kota. Menggunakan teknik data mining spasial dan Water Poverty Index (WPI), aplikasi ini membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan.
Metodologi Function Points
Metode Function Point Analysis (FPA) dikembangkan oleh IBM pada akhir tahun 1970-an. Metode ini mengukur ukuran dan kompleksitas software berdasarkan fungsi yang disediakan kepada pengguna. FPA mampu mengestimasi kebutuhan sumber daya proyek, durasi, dan kecepatan pengiriman.
Studi Kasus Aplikasi Pemetaan Kemiskinan Air
Aplikasi ini dirancang untuk memetakan tingkat kemiskinan air di Jawa Tengah. Desain sistem menggunakan Data Flow Diagram, menggabungkan input dari operator dan aplikasi lain, serta output yang digunakan oleh pemerintah untuk kebijakan pengelolaan sumber daya air.
Hasil dan Analisis
Pengukuran kompleksitas software memberikan wawasan penting bagi pengembang untuk merencanakan sumber daya, biaya, dan durasi pembangunan software. Aplikasi Pemetaan Kemiskinan Air memiliki tingkat kompleksitas dengan Function Point sebesar 136.64, diperlukan 1273 jam kerja, durasi proyek 4.037 bulan, dan kecepatan pengiriman 33.85 Function Point per bulan per orang.
Kesimpulan
Pengukuran volume software penting untuk perencanaan sumber daya, biaya, dan durasi pembangunan software. Metode Function Point Analysis berhasil digunakan untuk mengestimasi kebutuhan sumber daya dalam pengembangan aplikasi Pemetaan Kemiskinan Air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H