Selain itu, dengan menggunakan logika paraconsistent, tim analis dan desainer perangkat lunak dapat memodelkan dan menganalisis sistem yang kompleks dengan lebih baik, yang memiliki komponen atau keputusan yang seringkali saling bertentangan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan merancang sistem yang lebih robust.
Kesimpulan
Penggunaan logika paraconsistent dapat membantu mengatasi distorsi antara pendapat ahli dalam menghitung titik fungsi perangkat lunak baru. Dengan mempertimbangkan ketidaksesuaian atau inkonsistensi dalam pengukuran perangkat lunak, pengukuran dapat dilakukan dengan lebih akurat dan konsisten. Hal ini dapat mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik oleh manajer perusahaan dalam memilih perangkat lunak yang tepat dan mengurangi biaya proyek dengan menghindari pengulangan pengukuran yang tidak perlu.Â
Dengan memanfaatkan logika paraconsistent, industri perangkat lunak Indonesia dapat mengembangkan aplikasi yang lebih robust, fleksibel, dan tangguh dalam menghadapi berbagai kondisi yang tidak pasti dan penuh kontradiksi, yang merupakan ciri khas dari pasar teknologi yang cepat berubah. Dengan demikian, penggunaan logika paraconsistent dalam pengukuran perangkat lunak dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan akurasi pengukuran, mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik, dan mengurangi biaya proyek.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI