Bisnis yang baik itu adalah bisnis yang bisa diukur.
Kalau Anda menjalankan bisnis tapi tidak tahu hitungan-hitungannya, segera cari tau.
Kalau nggak ketemu juga, mending ganti bisnis deh.
Karena kalau nggak ada hitung-hitungannya, itu berarti bisnisnya susah diperbesar.
Diperbesar sampai sebesar yang kita inginkan. Lalu apanya yang diukur? Bagaimana cara mengukurnya?
Nanti dulu, saya ingin cerita sedikit. Perjalanan dari Bandung ke Jakarta itu makan waktu 2,5 jam.
Itu kalau nggak macet loh ya.. Nah, apa benar 2,5 jam? Meskipun tidak macet.. Tergantung naik apa.
Kalau naik mobil memang sekitar 2,5 jam, bisa lewat jalan tol. Kalau naik motor bisa 6 jam, tanpa lewat jalan tol. Kalau naik sepeda bisa jauh lebih lama lagi. Nah, kita bisa menyimpulkan 2,5 jam tadi berdasarkan apa?
Berdasarkan pengalaman. Pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain.
Kendaraan apa yang kita gunakan, berapa kecepatannya, berapa jaraknya. Barulah kita bisa menyimpulkan. Kalau sudah begitu, berapa lama perjalanan Jakarta ke Surabaya kita juga bisa hitung.
Meskipun kita belum pernah pergi dari Jakarta ke Surabaya. Itulah artinya bisa diukur.
Kita bisa tahu kecepatan rata-rata mobil dari pengalaman pribadi. Atau pengalaman orang lain. Jadi kita bisa mengukur kecepatan kita dan waktu tempuh kita ke tempat tujuan. Nah, dalam bisnis sangat penting untuk mengukurnya dari pengalaman sendiri.
Pengalaman orang lain bisa dijadikan cerminan. Hanya saja pengalaman pribadi akan lebih akurat ketika diukur. Kembali ke pertanyaan di atas. Lalu apanya yang diukur? Bagaimana cara mengukurnya? Kalau terkait bisnis digital.
Kita jalankan bisnis dengan modal yang kecil dulu. Modal stok barang, modal pemasaran atau promosi, modal peralatan, dan modal-modal lainnya. Modal kecil dulu. Tapi meskipun modal kecil, semangatnya jangan kecil juga.
Full heart. Nah, setelah bisnis kita berjalan dengan modal yang kecil, hitung hasilnya. Berapa yang kita hasilkan dari modal segitu. Kita evaluasi juga usaha-usaha yang sudah kita lakukan. Misalnya dengan modal yang sama, tapi kualitas usahanya ditingkatkan, apakah hasilnya akan meningkat?
Kalau di dunia online, memperbaiki kualitas usaha dengan modal yang tetap itu disebut "optimasi". Optimasi kembali cara-caranya. Optimasi sampai maksimal. Kalau sudah mentok, baru jadikan pedoman. Modal sekian, penghasilan sekian. Kalau penghasilannya sudah positif atau tidak rugi alias untung, kita bisa mulai melipatgandakan modal.
Karena kita sudah punya pedoman ukuran. Kita sudah tahu harus naik apa dari Bandung ke Jakarta. Kita sudah bisa menentukan kota apa lagi yang akan dituju menggunakan kendaraan kita. Pada artikel berikutnya, saya akan membahas contoh kasus mengenai scaling. Saya akan membahas langsung angka-angkanya.
Apa yang sudah saya alami di Facebook Marketing dan WA Marketing. Sangat menarik dan bisa jadi bahan pertimbangan untuk usaha kita.
Semoga bermanfaat dan memberi inspirasi.
NB 1: Jika artikel ini memberi manfaat atau inspirasi...
...terima kasih untuk RATING nya dengan meng-KLIK
tombol BERMANFAAT atau INSPIRATIF...
...sehingga saya bisa terus semangat untuk terus berbagi
melalui tulisan di blog ini.
NB 2: Â BDS #13 = Bisnis Digital Series Artikel Ke-13.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H