Berekspetasi itu senang, namun ketika realita datang.... penat ya...
Banyak keadaan yang bikin capek, tuntutan yang masih belum bisa dipenuhi..
Kadang, ketika berusaha keras, kekecewaan selalu mengiringi.. Apa karna aku terlalu cepat berlari? Atau mungkin terlalu memaksa diri untuk menjadi yang terbaik?
Yang aku tau, kita akan selalu mampu untuk menjalankan apa yang ditakdirkan.. Maka aku usahakan, untuk mampu dan sanggup..
Tapi kadang berat, karena sontak ada hal yang membuat diri ini tak ingin melangkah lagi, sampai aku tidak percaya munculnya pelangi setelah hujan..
Lukanya banyak, pantauanku tumpat..
Sampai ku siap menyambut luka yang akan datang sebelum sembuh...
Semesta, aku izin rehat ya..
Kali ini, diri yang dulunya berjanji untuk tidak menyerah, kini jatuh lagi..
Seharusnya, aku ingin berusaha menurunkan harapan, kepada siapapun yang menaruh harapan lebih di bahu ini. Karena dengan menaruh harapan kepada manusia, itu salah satu seni yang sopan untuk melukai diri sendiri.
Kadang, kalo disuruh memilih. Aku lebih memilih untuk diam, tidak usah berkeinginan, tidak usah berharap, memilih untuk nggak jadi apa-apa dan seperti siapa-siapa. Tapi aku sadar, ternyata isi hidupku ini adalah perjuangan untuk orang lain. Untuk orang yang mengharap akan diriku, yang akan pilu dengan senyum ketika menatap diri ini dalam asian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H