17:48Â
hari selemes-lemesnya tapi gue masih bisa ngejalanin alhamdulillah.Â
UDAH LAMA NGGAK NULIS :(((
"hidup itu emang tempatnya lelah yaa, tapi kalo gamau lelah yaa lo ga usah hidup" . ACTUALLY istirahat sesungguhnya itu di surga, bagi siapa saja yang mengejar surga. semoga lelah kita se
mua jadi berkah ya. sebenernya kalo banyak keberkahan dari Allah itu nggak akan terasa lelah. tapi apalah manusia, nggak pernah jauh dari keluh kesah. gue sendiri pun kadang memang butuh untuk berkeluh kesah, karna hakikatnya manusia lemah, sekuat apapun diri manusia akan selalu membutuhkan tempat sandaran disetiap masalah.
Pernah nggak lo merasa gagal?Â
ketika lo jatuh sejatuh-jatuhnya hampir ga punya harapan lagi buat hidup disebabkan kegagalan?Â
let's talk about it.Â
Â
Definisi gagal itu satu, ketika lo nggak bisa mewujudkan apa yg lo inginkan.Â
tapi ranah kegagalan itu banyak. gagal karna gak jadi juara, gak lulus tes masuk univ, gak dapet nilai bagus, bahkan sampai gak mendapatkan apa yang pengen kita beli bisa dibilang gagal.Â
balik lagi, karna definisinya satu. "ketika lo nggak bisa mewujudkan apa yg lo inginkan".Â
Semua itu mudah dan murah dimata Allah. mudah untuk digapai, dan ketika gagal itu hal biasa. Â Menurut gue, ranah kegagalan yang harus banyak kita sesali adalah ketika kita nggak mendapat kunci yang membawa kita ke syurga. Hidayah, Ridho Allah, Â Maghfiroh.Â
Karena
SURGA ITU MAHAL.Â
Nilainya bukan pada harta dan dunia. Tapi pada ketaqwaan manusia. Siapa saja bisa mendapatkannya. Allah nggak memberi surga dengan semudah itu pada hambanya. Apalagi buat siapapun yang dimulutnya saja menginginkannya, lantas perbuatannya jauh dari harapan.Â
Please, ngaca ! udah sejauh mana usaha kita buat mendapatkan surga?Â
Usahanya juga butuh effort yang sungguh-sungguh. Nggak hanya solat 5 waktu. Inget ! Tugas manusia diciptakan bukan hanya untuk beribadah. Tapi juga untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini, menebarkan rahmat di muka bumi ini. Coba, intropeksi diri. Sebagai ummat Nabi Muhammad SAW, apa sih yang udah kita kasih buat dunia? Â
Besar amanahnya, berat. Standar impactnya seorang muslim bukan hanya sukses dalam ranah duniawi saja, tapi juga akhirat. Disamping itu, menebar Rahmat seluruh alam. Kalo kita sombong, dengan diri kita yang belum berpengaruh apa-apa untuk ummat Rasulullah. Itu tanda kita belum menjadi apa-apa.
Coba kita renungkan lagi.
Di ranah mana sih kita merasa paling banyak gagal?
Â
He.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H