Mohon tunggu...
Bismillah
Bismillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Seorang Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Bawah Langit yang Terlupa

18 Agustus 2024   16:00 Diperbarui: 18 Agustus 2024   16:04 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah langit yang terlupa,  

Kita berdiri, menatap sunyi,  

Tak ada bintang, tak ada cahaya,  

Hanya jejak waktu yang merintih sendiri.

Langit ini pernah kita kenal,  

Di mana angin membawa cerita,  

Tentang mimpi yang terbang tinggi,  

Tentang harapan yang tak pernah mati.

Namun kini, semuanya pudar,  

Tersapu oleh debu dan bayangan,  

Langit biru menjadi abu-abu,  

Seperti kenangan yang perlahan hilang.

Di bawah langit yang terlupa,  

Kita mencari jejak-jejak lama,  

Sebuah cerita yang tertinggal,  

Di antara dahan-dahan waktu yang patah.

Apakah kita terlalu sibuk mengejar?  

Hingga lupa pada tempat kita berdiri,  

Apakah kita terlalu lelah bermimpi?  

Hingga langit ini menjadi asing lagi.

Mungkin, di sini kita harus berhenti,  

Sekadar menatap, sekadar mengingat,  

Bahwa di bawah langit yang terlupa ini,  

Ada kisah yang pernah hidup, pernah nyata.

Dan meski langit tak lagi sama,  

Kita adalah saksi,  

Bahwa segala yang hilang,  

Tak selalu berarti terlupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun