Selain itu, Situs Batu Besak yang berada di lingkungan dengan banyaknya tanaman tahunan juga menghadapi ancaman tertimpa batang pohon besar. Sebagai gambaran situs ini berada di dalam lahan perkebunan karet, sehingga kondisi batu juga terancam pelapukan alami akibat tumbuhan lumut dan jamur yang dapat mempercepat kerusakan tinggalan megalitik tersebut.
Namun, terdapat upaya pelestarian yang sudah dilakukan pada Situs Batu Besak, salah satunya upaya pencegahan pertumbuhan lumut dengan memasang batu kerikil pada bagian dasar arca di salah satu arca manusia yang berdiri tegak. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga area di sekitar arca tetap kering atau tidak lagi lembap sehingga meminimalisir pertumbuhan lumut di permukaan batuan arca.
"Batu-batu ini dipasang agar bagian bawah arca tidak lembap dan melindungi arca saat hujan," ujar Juru Pelihara Situs Batu Besak, Mirhansyah.
Harapan dan Masa Depan
Pemerintah setempat diharapkan memberikan dukungan lebih dalam melestarikan tinggalan megalitik di Situs Batu Tigas dan Situs Batu Besak, yang terletak di Desa Rinduhati. Para pemerhati budaya berharap agar situs-situs ini dapat memperoleh perhatian dan pelindungan yang memadai dari pihak terkait, termasuk langkah-langkah seperti pemasangan pagar, atap pelindung, dan perawatan rutin. Dengan adanya pengamanan yang lebih baik, situs-situs ini diharapkan dapat terhindar dari kerusakan lebih lanjut.
Selain itu, pemerintah dapat mengangkat nilai sejarah dan budaya dari kedua situs ini sehingga mereka berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya. Letaknya yang strategis di jalur lintas Lahat-Pagar Alam -jalur yang sering dilalui pengendara- membuka peluang bagi kedua situs tersebut untuk menjadi destinasi wisata yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H