Mohon tunggu...
Bisma Ridho Pambudi
Bisma Ridho Pambudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Institut Teknologi Bandung

Senang menulis tentang pendidikan, sosial, budaya, sains dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengulik Sejarah Perkembangan Keilmuan Astronomi #1

10 Desember 2024   00:38 Diperbarui: 11 Desember 2024   17:08 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
llustrasi pengamatan astronomi (Sumber: Freepik)

Gagasan yang diajukan Copernicus dianggap sebagai gagasan spekulatif dan berlawanan dengan pandangan gereja saat itu. Namun, alasan Copernicus mengajukan gagasan itu salah satunya karena adanya kesederhanaan matematika dalam konsep heliosentris jika dibanding dengan konsep geosentris.  Selain itu, Copernicus juga menyadari bahwa Rotasi Bumi akan lebih masuk akan untuk menjelaskan terjadinya pergantian siang dan malam. 

Ajuan Copernicus tersebut belum mengubah pandangan masyarakat umum terkait pusat tata surya. Masyarakat umum pada saat itu masih mengikuti pandangan gereja yang menyatakan bahwa Bumi adalah pusat tata surya. Namun, pada tahun 1616, Gereja Katolik mengizinkan penggunaan model heliosentris sebagai model matematis, tetapi tetap melarang model ini sebagai kebenaran fisik.

Pandangan ini kemudian mulai menjadi bahasan kembali saat Galileo Galilei menyatakan dukungan terbuka terhadap gagasan Copernicus. Galileo menyatakan dukungan secara terbuka bukan tanpa alasan. Ia membuat suatu teleskop yang dapat memperbesar hasil pengamatan sebesar 20 kali sehingga ia bisa mengamati benda-benda langit dengan lebih teliti. Dia menemukan empat bukti yang menyatakan bahwa gagasan Copernicus itu benar adanya. 

  • Fase-fase Venus: Bukti pertama yang Galileo Galilei temukan adalah fakta bahwa Venus memiliki fase seperti Bulan (bulan sabit, setengah, purnama). Fenomena ini hanya bisa dijelaskan jika Venus mengelilingi Matahari, bukan Bumi.
  • Bulan-bulan Jupiter: Galileo menemukan empat satelit Jupiter (Io, Europa, Ganymede, dan Callisto). Penemuan ini membuktikan bahwa tidak semua benda langit mengelilingi Bumi, bertentangan dengan pandangan geosentris.
  • Permukaan Bulan yang Tidak Sempurna: Galileo mengamati bahwa permukaan Bulan penuh dengan kawah dan pegunungan. Ini bertentangan dengan pandangan Aristoteles bahwa benda langit adalah "sempurna" dan tidak cacat.
  • Bintik Matahari: Bintik-bintik di permukaan Matahari menunjukkan bahwa Matahari mengalami perubahan, bertentangan dengan gagasan bahwa benda-benda langit bersifat kekal dan sempurna

Bahkan, Galileo Galilei membuat sebuah buku berjudul "Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo" (Dialog tentang Dua Sistem Dunia). Buku ini cukup kontroversial karena Galileo menggunakan tokoh bernama "Simplicio" (yang berarti "orang bodoh" dalam bahasa Italia) untuk mewakili pendukung geosentrisme. Kejadian ini dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap gereja Katolik sehingga Gereja menganggap Galileo sebagai ancaman. Kemudian Galileo dihukum dengan penjara seumur hidup dan kemudian dikurangi menjadi tahanan rumah hingga kematiannya serta Buku Dialogo dilarang untuk beredar.

Menariknya sejak Galileo dihukum, ia masih memberikan kontribusi positif dalam perkembangan dunia sains, terutama untuk dunia matematika dan fisika. Ia menciptakan buku yang jika diterjemahkan akan berarti "Dialog tentang Dua Ilmu Baru". Buku ini berisi pandangan dan kajian terkait mekanika dan kinematika yang mana menjadi dasar dari mekanika Newtonian.

Karena Galileo juga lah, gereja-gereja mulai semakin ketat mengontrol perkembangan sains sehingga banyak ilmuwan yang meninggalkan topik kosmologi ataupun pindah ke negara-negara yang lebih toleran dalam melakukan pengamatan dan pengkajian. Di periode ini perkembangan sains di Italia mengalami kemunduran.

Menariknya, ilmuwan-ilmuwan di negara lain semakin penasaran dan mencoba menemukan jawaban terkait gagasan Copernicus dan Galileo. Dimulai oleh Johannes Kepler yang melakukan analisis terhadap orbit planet yang secara matematis mendukung konsep yang dikemukakan oleh Copernicus dan memperkuan gagasan Galileo. Pada akhirnya Kepler menemukan hukum gerak planet. Di belahan dunia yang lain, Isaac Newton juga menjelaskan hukum kepler dengan lebih universal dan menemukan bahwa konsep heliosentris adalah konsep yang paling masuk akal dan sesuai dengan mekanisme kerja alam semesta. 

Pada saat ini pula masyarakat mulai menerima pandangan bahwa konsep tata surya adalah heliosentris dan tepatnya pada sekitar tahun 1822, pandangan heliosentris diterima secara resmi oleh institusi keagaaman yang 200 tahun sebelumnya menghukum Galileo Galilei dan menganggapnya spekulatif. Kemudian pada 1992, Paus Yohanes Paulus II secara resmi meminta maaf atas perlakuan Gereja terhadap Galileo dan mengakui kekeliruan yang dilakukan oleh Gereja terhadap Galileo dan heliosentrisme.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun