Ini kisah nyata yang saya alami di tahun 1968 mengenai sosok Emen yg legendaris hingga kini, nama Emen sudah melekat di jalan raya Subang ke Bandung dengan nama Jembatan Emen.
Bahwa Jembatan itu terletak tidak jauh dari turunan pertama dari Gunung Tangkuban Perahu ke arah Ciater kira-kira 2Km. Letak jembatan itu agak berbelok ke kanan jika dari Bandung. Banyak versi tentang Emen tapi versi Almarhum Ayah saya, beliau pernah bercerita jika emen itu adalah supir Suburban jenis angkutan Subang ke Bandung di tahun 1960an bermerk Dodge.Â
Kami sekeluarga pada tahun 1965an tinggal di Kalijati Subang Kompleks TNI AU dan ayah saya adalah Komandan WingDik 002 di sana. Di masa kecil kami biasa menaiki pesawat Bomber-bomber Rusia karena pada masa itu banyak Tentara Rusia di Kalijati, karena Tentara Rusia melatih Tentara TNI AU tentang pesawat-pesawat Rusia.
Kami sekeluarga mengantar ibu saya yang akan melahirkan adik saya di Rumah Sakit Bandung dan  sekitar tanggal 23 Januari 1968 kami sekeluarga kembali ke Kalijati Subang, seingat saya pada saat itu sudah malam (sekitar jam 7/8 malam) kami sekeluarga pulang dan sya tidak tahu siapa itu Emen dan legenda Emen karena pada saat itu saya berusia 8 tahun.Â
Kami sekeluarga menggunakan Mobil Gaz (mobil tentara rusia), saya duduk di kursi depan bersama kakak saya yang tertua dan ayah saya yang dibelakang kemudi Mobil Gaz (Mobil Stir Kiri), di bangku barisan belakang kakak-kakak saya dan sopir Ayah saya.Â
Kami keluar Rumah Sakit sekitar malam hari jam 7/8 malam dan sampai di titik tertinggi Gunung Tangkuban Perahu dan siap akan turun dan kami bertemu dengan mobil lain yaitu Truk Tentara TNI AU yang juga akan ke Kalijati.Â
Pada saat mobil kami melalui jalan menurun, ayah saya berkata ke sopir ayah saya:
"Tolong nyalakan sebatang rokok dan lemparkan ke Emen nanti"
Tapi sopir ayah saya tiba-tiba sudah melemparkan rokok bukan ditempat Emen, dan Ayah saya "minta dinyalakan lagi". Sopir ayah saya bilang "rokok ga ada lagi hnya sebatang yg tadi".