Mohon tunggu...
Otto von Bismarck
Otto von Bismarck Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mantan Kanselir Jerman .... Uber Alles ...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pantaskah Makassar Menjadi Tempat Terselenggaranya KLB PSSI ?

26 Agustus 2016   06:56 Diperbarui: 26 Agustus 2016   07:36 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salam Olahraga

Dengan akan terselenggaranya KLB PSSI tanggal 17 Oktober 2016 di Kota Makassar, masih menuai kritik dari Kelompok 85. Dimana menurut Kelompok 85 tidak sesuai keinginan anggota PSSI .

Beberapa alasan dari Kelompok85, jika kita lihat tidak masuk akal, yang salah satunya Makassar terletak jauh dan kurang mendukung dari sisi akomodasinya. Saya cukup lama tinggal di Makassar , disana semua sarana cukup mumpuni, dibandingkan Kota Kelahiran dan Kota tempat tinggal saya saat ini di Bandung, kota Makassar jauh lebih lengkap, jadi alasan Umuh Muchtar dkk menjadi alasan basi.

Sebenarnya alasan utama dari Kelompok85 adalah takutnya jagoan mereka (Edi Rahmayadi) tergusur atau kalah di menit2 akhir dari jagoan Makassar yaitu Erwin Aksa. Jadi kelompok85 masih belum yakin akan kekompakan Kelompok85 itu sendiri.

Jika Kelompok85 yang notabene menguasai 92suara dari 106 suara, dipastikan akan memenangkan pilihan mereka, walaupun tempat lokasi bukan di Makassar ataupun di lobang semutpun, saya yakin Edi Rahmayadi akan menjadi Ketua PSSI yang baru.

Umuh Muchtar sudah melihat gelagat bahwa Kelompok85 belum solid masih mengambang, itu yang ditakutkan sebagian anggota Kelompok85. Ada sebagian Kelompok85 yang oportunis seperti Budiman D, Gusti R, Johar Lin Eng dan Umuh Muchtar, mereka ingin dan punya ambisi duduk di kepengurusan PSSI, itulah sebabnya mereka ingin adanya KLB PSSI.

Kita harus pahami bahwa keputusan PSSI mutlak asal tidak melanggar Statuta, itu yang harus kita dukung, agar kepengurusan PSSI nantinya tidak mudah menyalahgunakan Statuta demi kelompoknya. Seandainya semua keputusan harus selalu menanyakan ke anggota bagaimana wibawa Kepengurusan PSSI dan apa artinya Statuta dan Exco?

Dan bisa dibayangkan jika semua keputusan harus menyerahkan keanggota, apakah tidak makin ribet dan berbelit belit?, contoh seandainya saja keputusan pemilihan Pelatih Timnas atau yang menyangkut kegiatan Timnas, semua harus melalui anggota bukan lgi kewenagan exco, apa yang akan terjadi??? ..... tidak akan selesai, karena ada 106 suara alias kepala yg punya cara sendiri2.

Jadi keputusan KLB PSSI di Makassar sudah tepat dan sudah sesuai Statuta yaitu kewenangan Exco PSSI, perkara disana ada kepentingan lain atau kelompok85 juga kepentingan yg lain, seharusnya dimanapun tempat penyelenggara KLB tidak perlu dipersoalkan. Yang utama bagi Kelompok85 haruslah solid jangan terpecah-pecah karena giuran gizi alias duit.

Jika Erwin Aksa menjadi  ketua PSSI bagi saya sangat pantas karena dia seorang pengusaha sukses dan dia tidak terlibat di kepemilikan/kepengurusan di Klub, karena bagi saya lebih elok Ketua PSSI atau kepengurusan PSSI nantinya harus dari luar anggota PSSI atau diluar pemilik/pengurus Klub, agar ada check and balance dalam menjalankan roda organisasi. Bisa saja kepengurusan PSSI nantinya harus mantan pemain atau pengusaha yang tidak terlibat di KLub.

Siapapun Ketua PSSI nantinya harus didukung oleh semua anggota dan yang terpenting punya ketegasan dan tidak mudah di goyang oleh anggota, sperti kasus terpilihnya Makassar, ditegaskan oleh Hinca bahwa Makassar tetap tempat penyelenggaraan KLB. Jika sekali saja Kepengurusan PSSI mudah di intervensi oleh pihak lain, maka tinggal tunggu waktunya organisasi ini akan carut marut dan prestasi timnas akan menjadi angan2.

PSSI On The Track

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun