Mohon tunggu...
Bismar Yogara
Bismar Yogara Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis

Saat ini menjadi jurnalis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hati-hati Galon Plastik Isi Ulang Mengandung BPA, Berbahaya untuk Anak

12 November 2020   21:06 Diperbarui: 12 November 2020   22:56 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini, saya baca di media -- media daring sedang heboh bahaya kandungan BPA alias Bisphenol-A yang terdapat pada kemasan galon air isi ulang. Selama ini saya cuek, akan himbauan atau peringatan bahwa BPA bisa menimbulkan efek negatif pada kesehatan kita. Tapi setelah ada paparan yang lebih rinci disertai data yang akurat, dan penelitian yang komprehensif saya jadi sedikit peduli terhadap penggunaan plastik. Utamanya plastik untuk air minum.  

Seperti yang diketahui Kemasan galon air minum di pasaran kebanyakan saat ini memiliki 2 jenis, yakni kemasan galon air isi ulang yang terbuat dari polikarbonat yang mengandung BPA dan kemasan galon air sekali pakai yang terbuat dari PET yang tidak mengandung BPA (BPA free). Walaupun sudah ada Paparan akan Bahayanya BPA  bagi kesehatan dan himbauan untuk menghindari penggunaan galon plastik yang mengandung BPA, tapi tetap saja penggunaan galon plastik isi ulang masih tinggi, ini patut diwaspadai.

Apalagi belum lama ini,  anggota DPR RI Komisis IX, Arzeti Bilbina Huzaimi S.E, dari Fraksi PKB menyampaikan pesan, bahwa paparan zat kimia berupa Bisphenol A atau lebih dikenal BPA bisa melalui botol-botol plastik yang dibawa anak-anak sekolah, juga dari (galon) air minum  isi ulang yang ada di sekolah.

Kenapa hal ini perlu diperhatikan, karena jika terpapar BPA dalam batas yang telah melampaui ambang batas bisa berakibat fatal. Apalagi bagi anak-anak yang sedang masa pertumbuhan baik tubuh maupun otaknya.

Menurut Arzeti Bilbina, kita harus aware. Pemerintah yang terlibat di dalam tupoksi  untuk bicara mengenai bahan, yang dipakai untuk penunjang. Apa yang ingin kita lakukan adalah proses menjadi lebih baik. Jadi jangan sampai  apa yang kita ingin lakukan membuat produk menjadi baik saja, tapi jadikanlah produk itu menjadi sehat.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Komisi Nasional perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.    Rupanya sudah tiga tahun  ini, Arist Merdeka Sirait mengingatkan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu agar berhati-hati dalam memilih produk atau produk makanan dan minuman dengan kemasan plastik. Seperti di antaranya, botol minuman, tempat makanan, ataupun minuman dengan kemasan galon isi ulang

Menurut Arist Merdeka Sirait, persoalan plastik ini menjadi konsentrasi Komnas Perlindungan Anak sejak tiga tahun silam.  Dampaknya memang bukan hanya kesehatan, tapi menghambat pertumbuhan anak secara mental, dan intelektual.

Karena merasa khawatir, Arist juga sempat mengingatkan kepada Badan POM untuk mengawasi produk yang dikemas  dengan kemasan plastik. Karena bahan pembuat plastik polikarbonat adalah senyawa bisphenol A yang lebih dikenal dengan sebutan BPA. Nah, BPA inilah salah satunya   yang mengandung racun yang berbahaya bagi anak-anak, terutama pada plastik kemasan galon air isi ulang.

Beberapa penelitian  menunjukkan bahwa BPA baik dalam bentuk aktif maupun inaktif mampu menembus plasenta. BPA bebas yang telah menembus plasenta dan mencapai fetus, kebanyakan tetap berada dalam bentuk aktifnya. Sedangkan bila senyawa yang menembus plasenta adalah bentuk inaktifnya maka senyawa tersebut dapat diubah kembali menjadi BPA bentuk aktif.

Hasil penelitian di atas menunjukkan fetus mempunyai kemungkinan tertinggi terpapar BPA melalui plasenta. Di dalam rahim, paparan estrogen pada waktu yang tidak tepat dalam kadar yang melebihi atau kurang dari normal dapat menyebabkan efek merugikan terhadap perkembangan berbagai organ dan sistem, termasuk sistem reproduksi, perkembangan otak, kelenjar susu dan sistem imun. Jika rute paparannya melalui pangan atau minuman yang tertelan, maka bayi mempunyai kemungkinan untuk terpapar BPA dari pada kelompok umur lainnya.  

Arist langsung merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan kemasan yang mengandung BPA. Dari temuan-temuan yang dilakukan inilah,  yang harus diserukan Komnas Perlindungan Anak. BPOM juga tidak bisa berbuat banyak kalau masyarakat tidak diberi tahu.
Arist sempat menganjurkan kepada masyarakat supaya menggunakan kemasan makanan atau minuman dari bahan gelas agar lebih aman, dan yang perlu diwaspadai adalah air minum dari kemasan galon plastik isi ulang.

Pencegahan dari Efek Negatif Menurut Profesor Ir Akhmad Zainal Abidin M.Sc, Ph.D, pakar plastik asal ITB dalam kesempatan berbeda mengatakan bahwa plastik menjadi solusi kehidupan modern. Plastik telah membawa manfaat positif bagi peradaban.

Memproduksi plastik ternyata lebih hemat energi dibanding produksi paperbag atau kemasan berbahan dasar lain. Salah satu plastik yang aman adalah PET (polyethylene Terephthalate). Jenis plastik PET dapat ditemukan pada hampir semua pladtik botol air mineral. Kecuali pada kemasan galon (air isi ulang) yang mengandung BPA.

Untuk mengetahui sebuah kemasan air galon mengandung BPA atau tidak bisa dilihat dari  kemasannya. Menurut Hengkie Hendra Wibawa, Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia dalam sebuah webinar yang berjudul 'Tantangan dan Peluang Bisnis Daur Ulang Plastik di Indonesia pada masa Pandemi' mengatakan, bahwa kemasan itu harus mengandung informasi tentang produk yang dikemas, juga kandungan bahan dasar kemasan tersebut. Jika mengandung bahan berbahaya harus menyertakan kodenya juga.  

Demi mencegah bahaya terpapar BPA, Kementerian Kesehatan melalui akun facebooknya memberikan tips agar aman dalam memilih air minum kemasan  galon yang tidak mengandung BPA. Lantas bagaimana cara memilihnya?

Hindari kemasan minum yang kode daur ulangnya  3 atau 7, terutama (botol minum) untuk anak-anak.

Sedangkan kemasan minum yang aman untuk digunakan, baik  sekali pakai maupun berulang kali adalah yang memiliki kode daur ulang bernomor 2,4  yang terbuat dari polyethylene, sedangkan kode daur ulang 5 terbuat dari polypropylene.

Kedua bahan tersebut sudah dipastikan tidak menimbulkan risiko gangguan kesehatan tertentu. Hanya saja biaya produksi keduanya terbilang  mahal. Sehingga bila ingin terjangkau  dan aman,  maka pilih saja yang terbuat dari PET dengan kode daur ulang 1. Kedua, cari kemasan plastik yang mencantumkan label BPA-free. Ketiga, selalu pilih kemasan minum yang transparan, bukannya berwarna atau buram (tak tembus cahaya) meskipun terlihat lebih menarik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun