Pandangan yang jelek ini akan menyebabkan ketika ada suatu isu yang menerpa shell, isu itu langsung menjatuhkan shell dengan keras. isu ini juga dibesarkan dengan dibahas di konferensi G7 di Kanada. Ketika dibahas dalam suatu konferensi besar, tentunya negara-negara yang lain juga akan memiliki perhatian terhadap kasus yang sedang menimpa shell. Beban yang berat dari beberapa hal ini akhirnya akan memberatkan Shell untuk membuat para stakeholder percaya dengan komunikasi risiko yang dilakukannya.
2. The Failure of the Counter-Information
Kegagalan komunikasi risiko yang dilakukan Shell juga berpengaruh dari gagalnya shell untuk memberikan klarifikasi atas tuduhan/isu yyang dituduhkan kepada shell. Mengapa ketika media sedang hangat-hangatnya memberitakan tentang shell, shell justru tidak melakukan komunikasi risiko yang positif di media. Shell justru melakukan komunikasi top-down dibandingkan dengan melakukan dialog. Kegagalan komunikasi risiko yang dilakukan oleh shell juga karena orang lebih percaya informasi yang diberikan greenpeace dibandingkan shell. Karena hal tersebut akhirnya kebanyakan media hanya dipenuhi oleh informasi dari greenpeace saja. Shell tidak mempu melakukan klarifikasi terhadap berita yang berasal dari Greenpeace di media.
Daftar Pustaka
1. Lofstedt, E. Ragnar, Ortwin Renn. The Brent Spar Controversy : An Example of Risk Communication Gone Wrong. Risk Analvsi.s. Vol. 17. No . 2, 1997.
2. Farazmand, Ali. 2001. Handbook of Crisis and Emergency Management. New York: Marcel Dekker.
3. Shabecoff, Philips. 1989. Six Groups Urges Boycott of Exxon. Disadur dari Six Groups Urge Boycott Of Exxon, pada 7 September 2017.
4. Welyer, Rex. (2016). Brent Spar: The Sea is Not A Dustbin. pada 7 September 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H