Kurang lebih dua jam disini, kami bergegas untuk menuju tempat yang sudah menjadi rencana. Letaknya berada beberapa puluh meter dibelakang warung ini. Dengan mengandalkan lampu penerangan dari lampu motor kami melaju di jalan berpasir yang tidak begitu lebar.
Sesampainya lokasi ditandai dengan tampaknya menara-menara penyangga kincir angin. Motor kami parkir pada kumpulan motor yang sudah ada sebelum kami datang. Terdapat bangunan-bangunan rumah semi permanen beratap asbes disini. Terlihat sepi, tidak ada seorangpun yang lalu lalang. Setelah sejenak memperhatikan sekeliling, penglihatan kami tertuju ke salah satu bangunan yang terbuka pintunya, terlihat beberapa orang sedang melakukan ibadah sholat, jika dilihat dari waktunya sedang melaksanakan sholat tarawih.
Pintu lain terlihat terbuka, letaknya paling ujung dekat dengan menara kincir, ketika dihampiri ada seorang sedang asyik didepan laptopnya beserta tumpukan buku-buku disampingnya. Setelah saling menyapa kami pun berbicang. Adalah bernama Theo, seorang mahasiswa dari salah satu kampus di Bandung yang sedang melakukan kerja praktek di Ciheras ini. Tempat ini memang akhir-akhir ini digunakan oleh beberapa mahasiswa dari berbagai daerah untuk kerja praktek, atau untuk singgah untuk menggali pengetahuan tentang apa yang dilakukan bang Ricky Elson.
Terlihat jamaah sholat tarawih sudah keluar dari mushola, kebanyakan jamaahnya adalah mahasiswa praktek disini yang di imam-i oleh bang Ricky sendiri. Tidak selang begitu lama, kami dipanggil oleh bang Ricky dari depan mushola. Dan dipersilahkan masuk.
Dengan sambutan ramah dari beliau yang masih mengenakan sarung sehabis tarawih, dengan logat Jepang yang masih terdengar kental. Seperti diketahui dari berbagai media, bahwa bang Ricky pernah tinggal di negeri sakura sekitar 14 tahun untuk menempuh pendidikan tingginya dilanjutkan dengan bekerja disana, sebelum memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Bertiga kami duduk bersila, tuan rumah membuka obrolan dengan pertanyaan tujuan kami kesini. Sempat bingung juga menjawabnya, kami serasa grogi bertemu dengan orang mengisnpirasi ini dengan karya teknologinya, pada mulanya kami memang menuju Ciheras ini karena rasa penasaran tempat yang biasa kami lihat di berbagai media, selama kami hanya bisa memencet like sebagai tanda bahwa postingan-postingan beliau di media sosial tentang cerita sehari-hari di Ciheras sangat menggugah serta membuka mata  dan wawasan untuk berbuat sesuatu untuk negeri ini.
Saya urungkan bertanya detail masalah teknis kepada beliau, karena terlalu banyak pertanyaan di kepala karena ketidak tahuan kami tentang teknologi yang beliau kuasai, tidak cukup satu malam untuk itu. Bang Ricky memberi beberapa gambaran dan arahan, ada satu kalimat yang masih saya ingat, beliau berkata, "cintailah negeri dengan apa adanya". Dengan polosnya saya bertanya, "gimana caranya, bang?". Beliau menjawab, "dengan menulis". Belum sempat saya bertanya lagi, beliau melanjutkan kalimatnya, "tulislah apa saja, yang kamu sukai tanpa orang lain berkata apa, dan juga tulis yang orang lain sukai, sesuatu hal yang positif." Dengan menulis menurut beliau kita bisa berkomitmen dengan apa yang telah tertulis untuk diwujudkan secara nyata, Bang Ricky juga cerita, jika sedari tinggal di Jepang mulai rutin menulis dalam bentuk apapun, tentang mimpi-mimpinya, dan sekarang sudah tampak terwujud.
Beliau juga berpesan agar tidak mudah mencaki tentang apapun, amarah cuma akan menjauhkan dari hal positif, maraknya berita media yang membuat emosi dan provokatif serta belum tentu kebenarannya tidak perlu ditanggapi dengan caci makian, pesan bang Ricky. Diberikannya analogi sederhana, jika disuatu terminal ada seseorang teriak "maliiiing" dan menunjuk orang, apa yang terjadi? tentu sebagian besar yang ada diterminal akan mengejar orang yang ditunjuk tadi, padahal belum tentu dia malingnya".
Masing masing gelas kopi sudah mulai menipis, kami sepertinya juga sudah perlu istirahat. Bang Ricky mempersilahkan kami jikan ingin segera tidur, ditunjukan bangunan belakang mushola. Disana terdapat kamar-kamar yang memang diperuntukan tamu atau mahasiswa kerja praktek. Tidak lama kemudian bang Ricky mengambilkan alas tidur lalu mengantarkan kami untuk memilih kamar yang kosong. Sebelum meninggalkan kami, bang Ricky berkata, "entar saya bangunkan kalo waktu sahur tiba ya?". Tentu saja kami iyakan.
b e r s a m b u n g . . . .
**Cerita selanjutnya, kami juga diajak mengikuti beberapa kegiatan di Ciheras bersama teman-teman mahasiswa......