Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Marselino, Mimpi Anak Negeri dan Utang Federasi

22 November 2024   07:56 Diperbarui: 22 November 2024   08:13 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Marselino Ferdinan usai mencetak gol ke gawang Arab Saudi. ( sumber :Rival Awal Lingga / Antara Foto / cnnindonesia.com )


Marselino duduk di kursi bergaya bak selebriti usai mencetak gol ke gawang Arab Saudi pada lanjutan ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia hari Selasa, 19 November 2024. Sebuah perayaan ikonik yang menandai kemenangan bersejarah timnas Indonesia di kancah persepakbolaan dunia.

Sejarah akhirnya tercipta. Dua gol pemain berusia 20 tahun tersebut ke gawang Arab Saudi memastikan timnas garuda mencatatkan kemenangan pertama mereka atas The Green Falcon, julukan timnas Arab Saudi setelah dalam 15 kali pertemuan sebelumnya hanya mampu mencatatkan tiga hasil imbang dan 12 kekalahan. Selain itu kemenangan ini juga membangkitkan kembali harapan timmas untuk tampil pertama kalinya di Piala Dunia pada tahun 2026 nanti.

Seluruh pencinta sepak bola tanah air saat ini menggantungkan harapan pada Marselino dan kawan-kawan. Mereka diberi beban untuk mewujudkan mimpi anak negeri melihat para ksatria garuda bertarung di Piala Dunia. Mimpi yang sebelumnya hanya sebatas angan, namun kini punya peluang besar untik diwujudkan.

Terlepas dari semua euforia tersebut, dua gol Marselino kali ini membawa dua pesan penting yang perlu untuk diresapi. Khususnya terkait perkembangan sepak bola tanah air.

1. Marselino membuktikan anak-anak negeri punya potensi dan siap menjadi bintang.

Dibalik pencapaian mengesankan yang berhasil diraih timnas merah putih belakangan ini, ada satu fakta miris yng perlu untuk diperhatikan yakni minimnya kontribusi pemain-pemain lokal.

Ya, demi mendongkrak prestasi timnas, federasi terpaksa merekrut sejumlah pemain dari negara lain. Keberadan pemain-pemain lokal saat ini dinilai belum cukup untuk memenuhi standar sebagai pemain yang bisa bersaing di tingkat internasional. Dan fakta ini kemudian memunculkan opini bahwa kesempatan pemain-pemain lokal untuk menjadi bagian dari timnas Indonesia seolah makin sulit.

Benarkah demikian ?

Kita tak bisa menolak fakta di lapangan menunjukan bahwa selama ini kita masih kesulitan menghasilkan bibit-bibit unggul yang mampu menjawab kebutuhan untuk sebuah timnas yang tangguh. Sejumlah pemain yang sempat digadang-gadang bakal menjadi bintang, pada kenyataannya banyak yang layu sebelum berkembang. Alhasil cita-cita memiliki timnas yang kuat dan berprestasi pun buyar seketika.

Meski demikian, harapan bagi pemain-pemain lokal tidak benar-benar tertutup tentunya. Marselino memberi bukti. Pemain jebolan Persebaya Surabaya ini telah menunjukkan pada kita bahwa talenta lokal juga punya kualitas yang tak kalah dengan pemain luar.

Keberhasilan Marselino ini dan beberapa kompatriotnya seperti Rizky Ridho dan Witan Sulaeman yang mampu tampil konsisten dan memberi hasil terbaik untuk timnas selama ini hendaknya menjadi sumber inspirasi bagi para pemain lokal lainnya untuk bisa menyusul mereka. Selama ada keinginan kuat untuk berkembang dan didukung dengan semangat kerja keras semua harapan-harapan tersebut tentunya bukan sebuah hal yang mustahil untuk digapai. Tinggal sejauh mana usaha dan bagaimana mereka mampu memanfaatkan momentum.

Yang jelas, para suporter siap mendukung mereka untuk terus maju dan berkembang.

Sebagai pencinta bola nasional kita tentu bangga bila timnas kita mampu menorehkan prestasi di kancah internasional. Dan kebanggaan itu tentunya akan makin berlipat ketika para talenta lokal menjadi aktor utama dibalik kesuksesan tersebut.

2. Pesan kepada federasi untuk lebih giat dan lebih bekerja keras dalam mengembangkan sepak bola nasional.

Keputusan federasi untuk mendatangkan sejumlah pemain potensial dari negara lain sebagai solusi sementara untuk sebuah timnas yang tangguh perlu untuk diapresiasi. Meski demikian, federasi jangan sampai terlena. Ada tugas penting yang perlu untuk segera ditunaikan. Yakni, mengantarkan anak-anak bangsa menggapai prestasi dunia.

Sebagai pemegang otoritas sepak bola tertinggi, PSSI, punya utang untuk membina bibit-bibit lokal agar terus maju dan berkembang. Jangan biarkan mereka gugur sebelum mekar. Bagaimanapun juga Indonesia sejatinya tak kekurangan pemain berbakat yang siap untuk dipoles menjadi pemain hebat.

Ya, kesuksesan Marcelino dan beberapa pemain lokal lainnya bersama timnas sejauh ini seolah memberi pesan bahwa dengan pembinaan seadanya saja seperti sekarang ini, sejumlah pemain mampu menunjukkan prestasi. Apalagi bila federasi membina mereka lebih serius lagi. Tentu makin banyak pemain-pemain hebat yang dihasilkan. Dan kita tak perlu lagi harus mengimpor pemain dari negara lain.

Sepak bola Indonesia saat ini sedang dalam momentum bagus untuk terus berkembang. Momentum ini hendaknya mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin dan menjadi pijakan untuk mewujudkan mimpi anak-anak bangsa untuk mencetak prestasi lewat sepak bola.

(EL)
Yogyakarta, 22112024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun