Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ardi dan Mimpi Messi

1 Agustus 2024   21:13 Diperbarui: 1 Agustus 2024   21:27 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Messi, begitulah nama baru yang disematkan teman-teman kelasku padaku. Ya, diriku saat ini lebih dikenal sebagai Messi, bukan Ardi, nama pemberian orang tuaku yang kusandang selama ini. Hal ini tentunya tak jadi masalah bagiku. Justru aku bangga dan merasa tersanjung ketika diberi julukan nama pemain sepak bola terbaik dunia tersebut.

Awal mula diriku dipanggil Messi adalah saat pertandingan bola antar kelas pada semester ganjil tahun lalu. Saat itu aku yang tergabung di tim kelas 7A bertanding melawan tim kelas 9C di laga final. Tim kami memenangkan laga itu dengan skor 2-0 dimana aku mencetak satu gol cantik ala Messi kala itu. Meliuk-meliuk dari tengah lapangan, melewati tiga pemain belakang lawan dan diakhiri dengan eksekusi tendangan kaki kiri dari dalam kotak pinalti yang bersarang di sudut kiri gawang lawan. Ya, gara-gara satu gol indah tersebut, Yoni, salah seorang temanku memanggilku dengan nama Messi dan kemudian diikuti teman-teman lainnya.

Hari ini aku diberi lagi kesempatan untuk unjuk gigi. Kali ini aku tergabung bersama tim kelas 8A dan akan menghadapi tim kelas 9B. Aku tak gentar dan yakin kembali menjadi bintang lapangan, menjadi Messi, seperti tahun lalu. Sebuah umpan terobosan dari Ridwan kucoba untuk mengejarnya. Dan kaki kiriku bersiap menendang sekeras-kerasnya umpan tersebut dari depan kotak pinalti. Brak ! Aku terkulai dan mengerang kesakitan. Kakiku bertabrakan dengan kaki pemain lawan yang mencoba menghalangi gerak kakiku. Teriakan dua ekor kucing yang bertengkar di atas genteng pada tengah malam itu telah membangunkanku dan aku mendapati kaki kiriku baru saja menendang kaki kursi kayu di disisi tempat tidurku.

(EL)
Yogyakarta, 01082024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun