Final Piala Eropa 2024 menjadi ajang penebusan patah hati timnas Inggris. Meski tak diunggulkan, namun Inggris punya potensi menjadi juara. Karena itu, penting bagi mereka untuk memaksimalkan sejumlah potensi yang mereka miliki untuk menuntaskan misi ini.
Kekalahan di laga final selalu menyisakan patah hati. Patah hati yang akan terus terkenang sepanjang hari. Kecuali ada momen penebusan di kemudian hari.
Bagi Harry Kane dan kawan-kawan, kekalahan di final Euro 2020 tahun 2021 lalu adalah sebuah patah hati. Maklum, mereka tinggal selangkah lagi menuju trofi yang lama dinanti. Tapi apalah daya mereka, anak-anak asuh Gareth Southgate ini harus takluk dari tim Azzuri dalam sebuah momen adu pinalti.
Tiga tahun berlalu, The Three Lions mencoba bangkit. Mereka memulai lagi kisah mereka, memenuhi janji membawa pulang trofi Piala Eropa 2024.
Tak ingin main-main. Southgate menyiapkan tim nya dengan serius. Ya, nama-nama terbaik sengaja dipilih sebagai anggota pasukan menuju laga Euro 2024 di Jerman.
Ada Harry Kane, striker paling produktif sebagai komandan. Ada Jude Bellingham, gelandang potensial  yang baru saja mengukuhkan diri sebagai juara Eropa bersama Real Madrid. Ada Cole Palmer, Bukayo Saka dan Phil Foden, tiga nama penyerang yang cukup bersinar di Liga Inggris musim ini.
Juga tercatat ada nama Kyle Walker, Luke Shaw dan John Stones sebagai penjaga barisan belakang, Declan Rice  dan Trent Alexander Arnold sebagai gelandang, dan sederet nama lainnya yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi. Yang jelas skuad Inggris bermaterikan pemain-pemain terbaik yang membuat mereka pantas diunggulkan.
Harapan pun membuncah bahwa Harry Kane dan kawan-kawan akan tampil digdaya. Apalagi musuh-musuh yang bakal mereka hadapi di grup C yakni Denmark, Serbia dan Slovenia secara perhitungan di atas kertas masih dibawah Inggris.
Waktu terus berlalu dan pasukan Southgate membuktikan kekuatannya dengan menjadi pemuncak grup C dengan perolehan poin 5. Hasil dari satu kemenangan atas Serbia dan dua hasil seri melawan Denmark dan Slovenia.
Kekuatan Inggris makin tak terbendung manakala memasuki babak knock out. Slowakia mereka libas lewat babak perpanjangan waktu. Berikutnya kekuatan Swis mereka hancurkan dengan drama adu pinalti. Dan terakhir, Belanda, satu kekuatan penting lainnya berhasil mereka hentikan langkahnya lewat gol yang mengejutkan di akhir laga.