Blessing in disguise, sesuatu yang pada awalnya tampak tak menyenangkan ternyata malah membawa keberuntungan. Kisah La Roja, Spanyol, yang akhirnya keluar dari kutukan bertahun-tahun yang harus mereka terima di setiap keikutsertaan mereka di ajang turnamen besar adalah salah satunya.
Ya, meski harus menyerahkan tumbal seorang Pedri, timnas Spanyol akhirnya mampu membebaskan dirinya dari kutukan tak pernah menang dari tim tuan rumah pada sebuah turnamen mayor. Kemenangan 2-1 atas Jerman pada perempat final Piala Eropa 2024 hari Jumat, 5 Juli 2024 tadi malam menjadi penanda bagi sejarah baru sepak bola negeri di kawasan Mediterania ini.
Seperti diketahui, meski tergolong kepada salah satu negara kuat sepak bola Eropa, namun Spanyol memiliki catatan minor ketika harus berhadapan dengan tim tuan rumah. Dalam sembilan kali pertarungannya melawan tim tuan rumah baik di kancah Piala Dunia dan Piala Eropa, tim Matador, Spanyol, hanya sekali mencatat hasil seri, yakni bermain imbang tanpa gol dengan tuan rumah Italia pada piala Eropa 1980. Sementara delapan sisa laga lainnya berakhir dengan kekalahan.
Peristiwa seperti terus terjadi berulang sehingga seolah menjadi kutukan bagi pemenang Piala Eropa edisi pertama ini.Â
Namun, seperti halnya kegelapan malam yang kemudian berakhir seiring munculnya sinar fajar, seberkas sinar terang mulai menghampiri mereka. La Furia Roja berhasil keluar dari kutukan yang mendera berkat kekuatan magis seorang Dani Olmo.
Dani Olmo, demikian nama pria tersebut. Pemain berusia 26 tahun tersebut seolah memiliki kekuatan magis seperti halnya nomor 10, nomor bernilai magis yang disandangnya. Ya, Olmo tampil sebagai tokoh utama dari cerita manis La Roja kali ini. Tokoh yang membebaskan La Roja dari kutukan berkat andilnya bagi dua gol kemenangan Spanyol dengan kontribusi satu gol dan satu assist.
Masuk sebagai pengganti bagi Pedri yang harus ditarik pada menit ketujuh karena cedera, Olmo sukses tampil jadi pembeda. Satu tendangan percobaan pemain yang bermain di Liga Jerman ini pada menit 40 yang meskipun masih bisa dimentahkan kiper Jerman, Manuel Neuer, namun sudah cukup untuk memberi sinyal bahaya bagi gawang Der Panzer.
Benar saja. Memasuki paruh kedua permainan, Olmo akhirnya mengeluarkan kekuatan magisnya. Satu tendangan kerasnya menyambar umpan manis dari Lamine Yamal pada menit 59 sukses merobek gawang Neuer. Spanyol memimpin 1-0.
Sayang, satu sepakan gelandang serang Jerman, Florian Wirtz, beberapa saat menjelang berakhirnya waktu normal membuat skor menjadi imbang dan menunda kemenangan La Roja yang sudah di depan mata.
Namun pertandingan belum berakhir, dan panggung bagi Olmo masih terbuka lebar. Tak mau membuang kesempatan, Olmo kembali muncul dengan daya magisnya sebagai pembeda. Sebuah umpan terukur Olmo yang diteruskan dengan sundulan ke sisi kanan gawang Jerman oleh Mikel Merino pada menit 119 membuat Spanyol kembali unggul 2-1 dan skor ini bertahan hingga laga usai.
Ya, Spanyol pun akhirnya tampil sebagai pemenang laga yang keras dan memacu adrenalin ini. Kemenangan yang tak hanya mengantarkan pasukan Luis de La Fuente ini menapaki tangga semifinal, tapi lebih dari itu. Tapi juga kemenangan bersejarah yang sekaligus menghapus kutukan tak mampu  menang atas tim tuan rumah yang dialami Spanyol selama ini.
(EL)
Yogyakarta, 06072024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H