Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ronald Koeman, Kenangan 1988 dan Tugas Mengangkat Marwah Belanda sebagai Tim Elite Eropa

3 Juli 2024   19:43 Diperbarui: 3 Juli 2024   19:58 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Belanda saat menang atas Rumania pada Piala Eropa 2024. (Manu Fernandez/AP Photo/bola.net)

Hari itu, 25 Juni 1988, bertempat di stadion Olimpiade Munchen, Ronald Koeman dan kawan-kawan mengangkat trofi Henry Delaunay, lambang supremasi kejayaan sepak bola antar negara Eropa. 

Kisah ini akan terus dikenang lantaran menjadi momen dimana trofi pertama berhasil dimenangkan Belanda di ajang turnamen sepak bola mayor. Sebelumnya, mereka tergelincir dua kali di Piala Dunia 1974 dan 1978.

Tiga dekade berlalu dan seorang Ronald Koeman berkesempatan untuk kembali mengulang momen ini, mengangkat kembali trofi tersebut dengan posisi sebagai manajer tim. Akankah Koeman mampu mewujudkannya ?

Ronald Koeman, mengemban tugas memimpin Belanda pada gelaran Piala Eropa 2024 ini. Kehadiran mantan bek tengah tim Oranye ini diharapkan mampu mengangkat marwah tim Belanda yang kian surut.

Sebagai sebuah tim, Belanda pernah meraih sukses di ajang turnamen antar negara-negara Eropa ini. Negara yang terkenal dengan gaya total football nya ini merupakan pemenang Piala Eropa tahun 1988. Kala itu, Belanda yang diarsiteki pelatih Rinus Michels, sukses menjinakkan Uni Sovyet 2-0 di laga final.

Sayangnya keberhasilan itu merupakan satu-satunya kesuksesan yang pernah diraih Belanda. Seiring perjalanan waktu, titel juara seolah jauh dari jangkauan tim yang identik dengan warna oranye ini. Jangankan meraih trofi, bahkan menjejakkan kaki di laga final saja mereka sudah tidak pernah.

Catatan terbaik Belanda setelah itu adalah tiga kali lolos ke semifinal tahun 1992, 2000 dan 2004. Melengkapi pencapaian mereka tahun 1976. Tiga negara, Denmark, Italia dan Portugal menghalangi langkah Belanda menuju final.

Sementara pada dua edisi lainnya tahun 1996 dan 2008 mereka terhenti di babak 8 besar. Belanda gagal melewati hadangan Perancis dan Rusia.

Langkah Belanda semakin terjal pada dua edisi berikutnya. Tahun 2012 Belanda harus rela menjadi lumbung gol  bagi Portugal, Jerman dan Denmark dan terhenti di fase grup. Sementara pada edisi berikutnya, Belanda yang kala itu diarsiteki Danny Blind hanya menjadi penonton karena tidak lolos ke putaran final.

Pada edisi 2020 lalu, Belanda bangkit kembali. Bersama pelatih Frank de Boer, Belanda berhasil menapak babak 16 besar. Perjalanan mereka terhenti setelah takluk 0-2 dari Republik Ceska.

Satu edisi berlalu dan harapan para pendukung Belanda tentu saja sangat besar agar tim kesayangannya ini kembali ke puncak prestasi. Dan Ronald Koeman, salah satu aktor dibalik kesuksesan Belanda pada edisi 1988 lalu, didapuk mengemban tugas berat ini. Setidaknya publik berharap Koeman mampu menularkan spirit kemenangan kepada anak-anak asuhnya.

Ini bukan tugas yang mudah bagi Koeman. Apalagi Koeman punya track record yang kurang mentereng ketika menangani sejumlah klub. Selain itu materi pemain yang dibawa Koeman bukanlah skuad mewah, meskipun mayoritas dari mereka bermain untuk klub-klub besar Eropa.

Walau demikian, mantan pelatih Barcelona ini punya kenangan bagus saat bersama De Oranje lima tahun lalu.
Ya, waktu itu, Koeman sukses mengantarkan Virgil van Dijk dan kawan-kawan ke final UEFA Nations League 2019. Sayang, mereka harus mengakui keunggulan Portugal di laga final lewat satu gol Goncalo Guedes.

Selain itu, keberhasilan mereka menembus Piala Dunia 2022 lalu saat masih bersama pelatih Louis van Gaal menambah keyakinan mereka untuk bisa melangkah lebih jauh.

Faktanya, perjalanan awal anak-anak asuh Koeman ini negeri Bavaria kali ini tak terlalu menggembirakan. Setelah menang tipis 2-1 atas Polandia di laga pembuka, Virgil van Dijk dan kawan-kawan hanya hampir menang atas Perancis setelah gol Xavi Simons dianulir wasit dan laga berakhir imbang tanpa gol. Sementara pada laga terakhir fase grup, mereka malah dipecundangi Austria 2-3.

Belanda beruntung, setelah lolos sebagai salah satu peringkat tiga terbaik dan bertemu Rumania di fase 16 besar.
Tak mau membuang kesempatan, pasukan Koeman mampu tampil menawan dan Rumania mereka gulung dengan skor 3-0. Dan kemenangan ini pun menerbitkan kembali harapan publik agar Koeman kembali menghadiahkan trofi.

Harapan yang tak berlebihan tentunya. Apalagi melihat performa Cody Gakpo dan kawan-kawan yang cukup menjanjikan saat mengalahkan Rumania. Gakpo sendiri menjadi kepingan penting sejauh ini dengan hampir selalu menyumbangkan gol di tiap laga.

Setakat dengan harapan publik, pelatih Koeman juga punya pandangan serupa. Menurut pelatih berusia 61 tahun ini, tim yang dikomandoinya akan terus berkembang karena memiliki talenta hebat. Koeman juga memuji kesabaran pasukannya saat membongkar pertahanan Rumania.

Terakhir, Koeman menekankan pada pasukannya untuk berjuang keras dan mempertahankan performa mereka seperti saat menghadapi Rumania demi hasil yang terbaik. 

" Hasil akhir selalu menjadi yang paling penting," ujar Koeman.
Hasil akhir, ya hasil akhir sangat penting. 

Dan sang Meneer tentunya berharap mampu mengantarkan pasukannya memenangkan trofi Piala Eropa 2024 ini seperti yang pernah didapatkannya 36 tahun silam.

(EL)
Yogyakarta,03072024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun