Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ilkay Gundogan, Mimpi Besar yang Hendak Diimplementasikan Bersama Jerman

21 Juni 2024   14:57 Diperbarui: 22 Juni 2024   12:45 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas Mueller (kanan) bersama kapten Jerman Ilkay Gundogan. ANTARA/AFP/THOMAS KIENZLE. 

Kisah Ilkay Gundogan bersama timnas Jerman banyak berkutat dengan ketidakberuntungan. Tentang mimpi besar yang belum diimplementasikan

Sebagai seseorang dengan kebangsaan Jerman, Gundogan tentu saja mempunyai mimpi meraih kejayaan bersama Die Manschaaft. Namun terkadang kenyataan berjalan tak sesuai rencana dan Gundogan masih tertahan di persimpangan.

Gundogan bukanlah orang baru dalam timnas Jerman. Dirinya sudah menjadi bagian dari Nationalelf sejak 2011 lalu. Namun sayang, belum ada satu pun trofi yang telah dimenangkannya.

Petualangan Gundogan bersama Der Panzer dimulai sejak juara Piala Eropa tiga kali ini masih dibawah asuhan Joachim Loew. Laga kualifikasi Euro 2012 melawan Belgia pada 11 Oktober 2011 menjadi laga debut Gundogan. 

Kala itu pemain keturunan Turki ini masuk sebagai pemain pengganti bagi Philip Lahm di ujung babak kedua. Jerman sendiri sukses memetik kemenangan 3-1 pada laga tersebut.

Gundogan selanjutnya masuk sebagai bagian dari skuad Jerman pada Euro 2012 yang berlangsung di Polandia dam Ukraina. Sayang, Jerman hanya mampu bertahan hingga semi final setelah dikalahkan Italia 1-2.


Setahun berlalu, Gundogan mendapatkan gol pertamanya bersama timnas pada 26 Maret 2013. Satu gol Gundogan pada laga kualifikasi Piala Dunia 2014 itu membantu kemenangan 4-1 Jerman atas Kazakhstan.

Malang tak dapat ditolak. Gundogan yang seharusnya turut dibawa Loew ke Piala Dunia Brasil 2014 harus melupakan mimpinya. Cedera punggung membuatnya harus absen. 

Padahal Jerman tampil menjadi pemenang even tersebut. Ya, andai saja Gundogan ikut, tentu saja satu trofi sudah menjadi koleksinya.

Kisah cedera Gundogan kembali berulang pada tahun 2016. Dan Gundogan pun kembali menepi menyaksikan rekan-rekannya berjuang dari kejauhan pada Euro 2016 di Perancis. Jerman sendiri kembali terhenti di semifinal setelah dikalahkan tuan rumah Perancis kala itu.

Masa-berikutnya merupakan masa yang suram bagi timnas Jerman dan juga Gundogan. Mereka tersingkir di fase grup di dua edisi Piala Dunia tahun 2018 dan 2022. 

Sementara di ajang Euro 2020, Gundogan hanya sanggup mengantarkan Der Panzer hingga babak 16 besar setelah disingkirkan oleh Inggris.

Tiga tahun berlalu, dan Gundogan masih terus memburu mimpi. Usia yang mulai mendekati senja 33 tahun, bukan alasan baginya untuk menyerah. Dan ajang Piala Eropa yang berlangsung di negeri sendiri tahun 2024 ini menjadi pertaruhan berikutnya bagi seorang Gundogan.

Sinyal positif mulai menaungi Gundogan. Setidaknya ada tiga hal yang mendukung Gundogan bisa meraih mimpi memenangkan trofi kali ini.

1. Kehadiran Julian Nagelsman sebagai pelatih

Kehadiran Julian Nagelsman sebagai nakhoda baru Der Panzer menerbitkan lagi gairah untuk memburu kemenangan. Tim mulai bangkit dan melupakan rentetan hasil buruk bersama pelatih Hansi Flick sebelumnya.

Ya, 8 bulan kepemimpinan Nagelsmann mampu mengangkat kembali potensi Jerman sebagai salah satu tim kuat Eropa. 

Dalam delapan kali uji coba yang telah dijalani sejak Oktober tahun lalu, Gundogan dan kawan-kawan mencatat hasil empat kemenangan, dua hasil seri dan dua kekalahan. Hasil yang sudah cukup sebagai persiapan mereka menghadapi Euro kali ini.

Yang jelas, seperti yang diungkapkan okeh Gundogan bahwa, Nagelsmann punya strategi bermain yang jelas dan selalu memberi kepercayaan tinggi pada tim. Dua hal yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan  motivasi tim meraih hasil terbaik.

2. Kembalinya Toni Kroos ke dalam tim

Tak ingin melihat kondisi tim terpuruk, gelandang senior Toni Kroos memutuskan turun gunung kembali ke dalam tim.

Kembalinya Kroos ke dalam tim tentu saja memberi pengaruh positif ke dalam tim. Apalagi Kroos merupakan bagian dari The Winning Team 2014. Banyak tentunya pengalaman berharga yang bisa ditularkan Kroos pada anggota tim lainnya.

Bagi Gundogan sendiri, Kroos merupakan partner penting di lapangan tengah yang mana mereka bisa bahu membahu dan saling mendukung untuk menjadikan lini tengah Der Panzer lebih solid dan lebih kuat lagi.

3. Peran Gundogan sebagai kapten tim saat ini.

Sebagai pemain, Gundogan telah membuktikan dirinya mampu menjalani peran sebagai kapten tim. Kesuksesan bersama Manchester Citu musim lalu dengan treble winner di tangan menjadi pembuktian atas kualitas Gundogan sebagai seorang pemimpin. 

Maka penunjukan Gundogan sebagai kapten tim Jerman saat ini menggantikan Manuel Neuer dianggap sangat tepat untik memberi motivasi seksligus mendongkrak kepercayaan diri tim.

Jalan menuju tangga juara memang masih jauh. Setidaknya Gundogan masih harus melewati tujuh partai lagi untuk menuju ke sana. Namun setidaknya tanda-tanda menuju ke sana mulai terlihat.

Ya, dua kemenangan atas Skotlandia dan Hungaria di dua laga awal setidaknya bisa menjadi gambaran bahwa Gundogan dan rekan punya modal kuat untuk terus melaju. 

Sementara bagi Gundogan sendiri secara pribadi, kesuksesannya menjadi MVP pada laga melawan Hungaria dengan catatan satu gol dan satu assist makin mengukuhkan betapa pentingnya peran seorang Gundogan.

Akankah ambisi Gundogan untuk mampu mengangkat trofi juara bersama timnas Jerman akhirnya bisa diimplementasikan pada Euro 2024 ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun