2. Luka masa lalu
Tak semua anak mengalami masa-masa indah dengan orang tua mereka. Ada sebagian yang harus menjalani kisah pahit. Mereka tak diurusi, diabaikan dan bahkan sering menerima perlakuan buruk yang tak semestinya.
Situasi seperti ini tentunya bakal menimbulkan luka bagi sang anak. Luka yang terus terpatri di hati sepanjang masa.
Sebagian anak memilih memaafkan orang tua mereka. Mereka menerima kenyataan pahit itu sebagai sebuah takdir Tuhan. Tapi tidak bagi sebagian yang lain. Mereka memilih memelihara luka itu. Menolak kata maaf. Dan bahkan tak menampik ketika ada perasaan tidak suka dan benci pada orang tua mereka.
Ya, sang anak telah kehilangan rasa. Bagi mereka, lebih baik tidak bertatap muka dengan orang tua mereka dari pada membuka kembali luka-luka yang pernah mereka terima.
Dan bila sudah begini, sang orang tua pun harus pasrah menerima kenyataan ketika diabaikan anaknya di masa tuanya.
Hal seperti ini tentu saja bukan kondisi ideal yang kita harapkan. Namun kita juga menolak bahwa fenomena seperti banyak terjadi dalam keseharian. Karena itu, bila kemudian sang anak memilih mengantarkan orang tuanya ke panti jompo tentunya lebih baik dari pada hidup merana karena diabaikan anak-anak mereka.
3. Kurangnya effort sang anak untuk merawat orang tuanya.
Orang bijak sering mengatakan bahwa setiap perbuatan baik pasti akan berbalas kebaikan. Namun terkadang situasinya tidak persis demikian. Seseorang yang banyak berbuat baik malah mendapat balasan yang kurang baik dari orang yang pernah dibantunya seperti halnya orang tua yang diabaikan anak-anaknya.
Ya, sering kita temui dimana seorang anak tak punya effort untuk membahagiakan orang tuanya. Mereka sibuk dengan dunianya sendiri dan lupa dengan keberadaan orang tua yang butuh perhatian dari sang anak.
Ada yang beralasan kesibukan dalam pekerjaan. Mereka tak punya waktu yang cukup untuk mendampingi orang tua. Ada pula yang beralasan ketidakcocokan orang tua dengan pasangan dan sang anak lebih memilih pasangannya. Atau ada pula kesadaran untuk berbakti itu sendiri yang tak dimiliki sang anak dan mereka secara sadar lebih memilih menjadi anak durhaka.
Miris rasanya membayangkan situasi seperti ini. Namun kenyataannya banyak kita lihat di depan mata. Maka dari itu tak ada pilihan lain bagi sang orang tua selain menerima panti jompo sebagai tempat dimana mereka menghabiskan sisa umur mereka.