Ingat Ramadan, ingat lagu religi. Ada banyak lagu religi yang telah tercipta. Tapi bagi penulis ada satu lagu yang selalu terngiang-ngiang di telinga yaitu lagu Keagungan Tuhan.
" Insyaflah wahai manusiaÂ
  Bila dirimu bernoda
  Dunia hanya naunganÂ
  Tuk makhluk ciptaan Tuhan
Lantunan suara Rita Effendi yang menyanyikan lagu ini terdengar syahdu. Merasuk perlahan menuju kalbu. Membuat hati seperti tergugu. Tak tahan menahan sendu.
Keagungan Tuhan, demikian lagu ini diberi judul. Sebuah lagu lama berirama melayu buah karya Malik Bz pada tahun 1964. Sebuah lagu dengan untaian lirik-lirik sarat makna.
Sebagai sebuah lagu, lagu Keagungan Tuhan lebih dari sekedar lagu. Bukan saja karena musiknya yang terdengar begitu merdu di telinga. Tapi juga karena pesan-pesan perenungan yang disampaikan sang pencipta lagu lewat lirik-liriknya.
Lirik-liriknya yang terangkai dari pilihan kata-kata indah penuh makna menjadi kekuatan utama lagu ini. Rangkaian kata-kata yang membuat dada bergetar ketika mendengarkannya sejak baris pertama hingga baris terakhir.
Sesuai judulnya, Keagungan Tuhan, maka lagu yang sudah dinyanyikan puluhan artis ini membawa pesan moral yang mengajak kita untuk merenung dan memikirkan kebesaran Tuhan. Atau lebih tepatnya tentang konsep bertuhan.
Ya, konsep bertuhan menjadi fakta menarik dari lagu yang pertama kali dinyanyikan Ida Laila ini. Konsep dimana kita diajak memahami sebuah konsep yang juga disampaikan dalam Alquran. Yakni konsep tentang bagaimana kita seharusnya dalam bertuhan.
Seperti diketahui dalam Alquran surat Adz Dzariyat ayat 56 disebutkan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia adalah untuk berbakti kepada Allah.
Sejalan dengan pesan dalam Alquran tersebut, sang pencipta lagu kemudian menjabarkannya dalam rangkaian kalimat-kalimat pada bait keempat lagu Keagungan Tuhan ini.
Mari kita simak liriknya :
Siapa selalu berbaktiÂ
Mengabdi pada Ilahi
Kan sentosa selamanyaÂ
Di dunia dan akhir masa.
Berbakti dan mengabdi, ya, dua kata ini menjadi kata kunci tentang penciptaan kita manusia dan bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan.
Yakni berbakti dan mengabdi pada Ilahi. Tak ada lagi selain dari itu. Dan siapa yang sanggup menjalaninya dijanjikan bakal mendapat kehidupan yang aman sentosa sepanjang masa.
Selanjutnya, bagaimana cara kita berbakti dan mengabdi pada Tuhan ?
Jawabannya ada di bait pertama, kedua dan ketiga. Mari kita lihat satu persatu
1. Ajakan untuk bertaubat, membersihakan diri dari pengaruh maksiat.
Sang pencipta lagu  Malik Bz mengajak kita memulai hidup dengan insyaf dan bertaubat.
Satu kalimat menghentak disuguhkannya sebagai pembuka lagu.
" Insyaflah wahai manusia bila dirimu bernoda "
Kenapa hidup harus dimulai dengan kesadaran untuk menginsyafi diri dan bertaubat kepada Tuhan ?
Jawabannya dua.
Pertama karena kecendrungan manusia yang mudah terjatuh ke lembah dosa. Karena itu, perlu ada kesadaran untuk segera insyaf dan bertaubat. Membersihkan diri agar tak terus menerus berkubang dalam perbuatan dosa.
Kedua, karena manusia akan mudah menerima kebenaran bila jiwanya sudah suci.
Ya, hati yang bersih dan jiwa yang suci menjadi syarat agar seorang manusia untuk menerima kebenaran. Ibarat selembar kertas putih, akan mudah ditulisi ketika masih kosong, belum bertuliskan apapun. Beda halnya ketika kertas tersebut kotor dan penuh coretan. Tentu sudah tidak bisa dipakai lagi.
2. Ajakan untuk merendah, karena kita hanyalah makhluk yang lemah di hadapan Tuhan.
Setelah membersihkan jiwa, kita kemudian diajak untuk menjaga sikap, tetap merendah karena hakikatnya kita bukanlah apa-apa.
Ya, pada bait kedua, sang pencipta lagu mengingatkan kita betapa kecilnya diri kita di hadapan Tuhan. Coba resapi lirik-lirik berikut !
" Dengan tiada terduga
  Dunia ini kan binasa
   Kita kembali ke asalnyaÂ
   Menghadap Tuhan yang Esa
Disini kita diingatkan bahwa diri kita manusia tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuasaan Tuhan. Kita juga diingatkan bahwa hidup kita seutuhnya berada di bawah kendali Tuhan. Dan bila tiba saatnya, kita akan hancur dan kembali kepada Tuhan.
Sikap seperti ini penting dibentuk agar kita tidak jumawa, tidak lupa diri dan juga tidak lupa tujuan hidup kita sebagai manusia
3. Selalu optimis dan yakin dengan kasih sayang Tuhan yang berlimpah
Bait ketiga yang diawali dengan lirik
" Dialah pengasih dan penyayang kepada semua insan, "Â
Satu kalimat lirik yang mengajak kita untuk tidak berputus asa dan tak perlu merasa cemas. Karena pada dasarnya kasih sayang Tuhan sangat luas dan Tuhan amat mengasihi kita hamba-Nya.
Sebagai pengejawantahan dari pesan-pesan penting pada lagu Keagungan Tuhan ini, maka pada bulan Ramadan, kita diajak makin mempertegas lagi pemahaman kita tentang konsep bertuhan. Dalam hal ini kita dibawa untuk banyak merenung, mengenal diri, mengevaluasi diri serta membawa diri ke arah perubahan menuju Ilahi. Tujuannya hanya satu, demi meningkatkan kualitas hidup kita sebagai manusia dalam hubungannya dengan Tuhan sebagai Sang Pemilik diri kita semua.
Demikianlah Abdul Malik Buzuid alias Malik Bz, sang pencipta lagu Keagungan Tuhan, yang tak hanya mengajak kita menikmati lagu gubahannya. Tapi juga mengajak kita untuk merenung, mengenal diri, serta mengajak kita memikirkan konsep bertuhan sesuai tuntunan yang telah digariskan.
(EL)
Yogyakarta, 26032024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H