Ibadah puasa Ramadan tak hanya bermakna sebagai perintah ALLAH yang wajib ditunaikan. Tapi juga mengandung banyak hikmah yang memberi manfaat bagi orang yang menjalankannya. Salah satunya adalah puasa sebagai perisai jiwa.
Perisai artinya pelindung atau alat pertahanan diri dari sabetan pedang ataupun serbuan anak panah saat berperang. Maka disini puasa hadir sebagai sarana pertahanan diri dalam perang melawan hawa nafsu. Ya, dengan kata lain, puasa berfungsi sebagai penghalang bagi seseorang dari serbuan perbuatan maksiat dan melindungi jiwanya agar tetap suci.
Penjelasan tentang hal ini dapat kita lihat dalam penjelasan hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Daud.
Disebutkan Nabi bersabda bahwa puasa adalah perisai. Bila seseorang sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan melakukan perbuatan buruk. Bila ada orang yang mencela atau memusuhi maka katakanlah bahwa " Aku sedang berpuasa."
Dari keterangan hadis diatas kita bisa melihat bagaimana peran puasa sebagai perisai bagi jiwa manusia. Yakni dengan menahan diri untuk tidak memperturutkan hawa nafsunya.
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathil Bari memberi makna puasa sebagai perisai ke dalam tiga bagian.
1. Puasa sebagai perisai dari perbuatan dosa.
Adanya tuntutan untuk meninggalkan perbuatan yang dapat membatalkan puasa, perbuatan yang dapat menghilangkan ganjaran puasa serta perbuatan haram lainnya memberi tekanan pada seseorang untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tersebut. Tujuannya tentu saja agar puasanya tidak batal atau sia-sia.
Dalam hadis dari Abu Ubaidah yang diriwayatkan Ahmad dan Nasai disebutkan bahwa puasa akan menjadi perisai selama orang yang melakukannya tidak merusaknya dengan ucapan yang kotor, ghibah ataupun perbuatan dusta.
Keterangan hadis diatas setidaknya memberi gambaran betapa besarnya pengaruh puasa dalam mencegah seseorang melakukan hal-hal tercela. Dalam hal ini terkait dengan kehati-hatian dalam bersikap demi menjaga puasa agar tidak rusak
2. Puasa perisai dari azab neraka.
Selain sebagai penggugur kewajiban, puasa juga menjadi penghalang bagi seseorang dari azab neraka. Keterangan ini bisa kita lihat dari sebuah hadis riwayat Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah.Â
Disebutkan, Nabi bersabda bahwa puasa itu perisai dari api neraka seperti halnya perisai yang melindungi seseorang di dalam peperangan.
Hafiz Ibnu Rajab dalam kitab Jami' Al 'Ulum menyebutkan bila puasa menjadi prisai dari perbuatan maksiat di dunia, maka puasa pantas untuk menjadi pelindung dari api neraka. Sebaliknya bila tidak menghalang dari bermaksiat, maka tentu saja tak ada perlindungan bagi dirinya.
3. Puasa perisai dari musibah dan bencana.
Mengenai peran puasa sebagai penghalang dari datangnya bencana dapat kita lihat dari penjelasan Hafiz As Suyuti dalam kitab Al Jami' As Shagir. Dalam sebuah hadis dari Ibnu Najjah yang meriwayatkannya dari Hafsah dan Aisyah disebutkan Nabi bersabda  bahws puasa itu perisai dari api neraka musibah dan bencana zaman.
Menurut Imam As Suyuti, meskipun hadis diatas tergolong daif, namun makna yang terkandung dari hadis tersebut bukanlah sebuah kekeliruan. Karena pada hakikatnya, setiap amal ibadah menjadi benteng penghalang datangnya bencana.
Sebagai sebuah ibadah, puasa lebih dari sekedar sebuah kewajiban. Tapi juga membawa hikmah sebagai pelindung diri dan jiwa seorang manusia.
(EL)
Yogyakarta, 26032024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H