Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bukber Bersama Teman Lama, Jaga Niat Jaga Etika

14 Maret 2024   23:01 Diperbarui: 15 Maret 2024   06:09 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bukber. Foto : Romeo Gacad/AFP/medcom.id

Bukber alias buka bersama teman lama ? Kenapa tidak ? Kapan lagi menikmati momen istimewa bersama mereka.

Ya, tak ada yang lebih spesial selain melewatkan bukber dengan teman-teman lama. Ini merupakan momen langka yang tak tersedia setiap waktu. Sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Sebagai sebuah momen istimewa tentu kita ingin menikmatinya dengan cara istimewa pula. Bukan sekedar bukber. Tetapi harus memberi kesan spesial dan penuh kebahagiaan.

Ya, bukber bersama sahabat lama harusnya bisa menjadi ajang reuni yang memberi vibes positif. Peetemuan yang akan kita kenang pada hari-hari sesudahnya. Karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tujuan bukber seperti yang kita harapkan ini bisa direalisasikan.

Setidaknya, ada empat hal yang harus kita perhatikan

1. Niatkan ikut bukber untuk memperkuat silaturahmi dengan teman lama.

Silaturahmi, ya, kata yang satu ini hendaknya kita jadikan alasan untuk ikut bukber bersama teman lama. Bukan tendensi lainnya, Menyambung atau memperkuat hubungan baik kita yang dulu pernah terjalin namun sedikit terabaikan karena kesibukan masing-masing.

Bagaimanapun juga, sekian lama terpisah dan tak saling berjumpa pastinya membuat jalinan persahabatan dengan teman-teman lama yang dulunya rapat akan sedikit renggang. Timbul perasaan rindu yang membuat kita ingin bertemu. Karena itu, tak ada salahnya kita memanfaatkan momen bukber ini sebagai pengobat rindu dan sarana merekatkan kembali hubungan dengan sesama teman lama.

2. Hindari kepo berlebihan

Kepo alias rasa penasaran terhadap seseorang sering muncul ketika bertemu teman lama. Selalu saja ada perasaan ingin tahu tentang pencapaian teman lama, perjalanan hidupnya dan banyak hal tentang mereka. Hal wajar mengingat sifat manusia yang selalu penasaran dengan segala sesuatunya. Namun kita juga perlu ingat bahwa tidak semua orang ingin diketahui kehidupan pribadinya.

Ya, bagi sebagian orang mereka merasa tak ingin kehidupan pribadi mereka dikulik-kulik. Pertanyaan-pertanyaan seperti sudah menikah, sudah punya anak, sudah memiliki apa saja dan sederet pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menjurus ke ranah pribadi hanya akan membuat mereka merasa tak nyaman. Karena itu perlu dihindari.

3. Bukber bukan ajang flexing, karena itu jangan lakukan.

Godaan flexing menjadi sesuatu yang tak terhindarkan disaat pertemuan dengan teman lama. Semacam ada rasa puas ketika bisa memamerkan keberhasilan, prestasi, ataupun kemewahan yang dimiliki.

Bagaimanapun juga kita harus melihat kenyataan bahwa nasib semua orang tak sama. Tak semua orang bisa menikmati keberuntungan dalam hidupnya. Ada sebagian yang harus bergulat dengan kegagalan. Dan tugas kita adalah menjaga perasaan mereka agar tidak tersinggung gara-gara hobi kita melakukan flexing.

4. Menjaga kewarasan

Menjaga kewarasan juga perlu untuk mendapat perhatian. Jangan ulangi kegilaan atau kekonyolan yang dulu sering kita lakukan. Maklum, kita hidup di zaman sekarang, bukan zaman dahulu.

Ya, terkadang kita lupa bahwa kita telah memasuki dimensi yang berbeda dalam hidup kita. Masing-masing dari kita telah memasuki lorong waktu yang membuat kita berada di zaman sekarang, bukan zaman dahulu. Karena itu penting bagi kita untuk menjaga kewarasan.

Ya, kita perlu menjaga sikap, menjaga tindak tanduk agar tidak menyakiti perasaan teman lama kita. Meskipun mungkin kita dahulunya tergolong teman yang suka konyol, berprilaku agak gila cukup jadikan itu sebagai bagian dari kenangan saja. Jangan diulangi diulangi apalagi diromantisaai.

Bukber bersama teman lama itu sejatinya adalah momen istimewa. Momen yang seharusnya dirayakan dengan rasa bahagia. Karena itu perlu bagi kita untuk menjaga niat dan menjaga etika agar acara yang spesial ini terasa lebih bermakna.

(EL)
Yogyakarta, 14032024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun