Pernikahan merupakan salah satu fase kehidupan yang bakal dilalui setiap insan. Namun, tak semua orang bisa dengan mudah sampai ke sana. Pada sebagian orang, mereka harus berhadapan dulu dengan batu sandungan yang biasa diistilahkan dengan avoidant attachment.
Avoidant attachment, demikian fenomena itu biasa disebut. Suatu keadaan dimana seseorang merasa takut atau ragu untuk menjalin sebuah hubungan dengan orang lain.
Seseorang dengan avoidant attachment biasanya akan terlihat dari sikapnya yang enggan untuk memulai hubungan dengan seseorang. Ada perasaan malu, cemas, kurang percaya diri ataupun takut akan penolakan yang menghantui dan membuat mereka berperilaku demikian.
Mereka terkesan tertutup. Suka menarik diri dari keramaian dan lebih menyukai kesendirian sepertinya halnya orang-orang introvert.
Orang dengan avoidant attachment juga ditandai dengan sikapnya yang menghindari kontak interpersonal. Selain itu, perilaku mereka juga menunjukan bahwa mereka tidak berniat membangun keintiman, baik secara fisik maupun secara emosional dengan orang lain.
Kenapa mereka bersikap demikian ?
Ada beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Diantaranya adalah pola pengasuhan di masa kecil yang kurang memberi apresiasi pada mereka dan juga luka dan trauma masa lalu yang masih terasa membekas.
Kondisi seperti ini tentu saja kurang ideal dalam pola kehidupan seseorang. Karena bagaimanapun juga, manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang identik dengan kebersamaan. Dan pernikahan menjadi salah satu bentuk dari pengejawantahannya.
Terkait dengan permasalahan ini tentunya perlu ada upaya serius agar gejala avoidant attachment tidak terus membayangi kehidupan seseorang.
Bagaimana caranya ?