Shin Tae yong, jutaan pencinta sepak bola Indonesia mengucapkan terima kasih padanya. Berkat tangan dingin pelatih asal Korea Selatan ini, dunia persepakbolaan Indonesia mulai bangkit dan bergerak ke arah yang lebih baik.
Ya, selama empat tahun menangani timnas Indonesia, Shin Tae yong atau STY sukses memberikan kemajuan berarti bagi persepakbolaan tanah air. Mulai dari pembentukan pondasi tim, karakter bermain, kedisiplinan dan juga penguatan mental, semua dicoba untuk dibenahi oleh STY. Dan hasilnya sejauh ini cukup menggembirakan.
Keberhasilan meloloskan tiga kelompok timnas ke Piala Asia yakni tim u20, u23 dan senior serta kesuksesan membawa tim senior ke babak 16 besar menjadi pencapaian fenomenal yang berhasil dipersembahkan STY sejauh ini. Sebuah pencapaian yang amat berarti dan memberi harapan bahwa sepak bola kita akan berkembang.
Seiring keberhasilan meloloskan tim senior dari fase grup Piala Asia 2023 beberapa waktu lalu, maka tak salah kalau publik berharap STY akan menggapai hasil serupa pada pagelaran Piala Asia u23 bulan April nanti. Publik menaruh kepercayaan besar dan berharap STY mampu mewujudkannya.
Di sisi lain, PSSI juga memberi target tinggi untuk STY. STY dituntut mampu membawa Indonesia menempati minimal posisi runner up sebagai syarat lolos dari fase grup. Sebuah target yang menjadi tantangan sekaligus menjadi dilema bagi STY.
Pertanyaannya, seberapa besar peluang STY mampu mewujudkannya ?
 Secara perhitungan diatas kertas sejatinya cukup sulit bagi Indonesia memenuhi target ini. Tiga lawan yang harus dihadapi di fase grup bukan tim sembarangan.
Ada Qatar, Australia dan Jordania. Secara tradisi, ketiga tim tersebut punya kemampuan jauh diatas Indonesia. Artinya, peluang timnas untuk mengalahkan mereka cukup sulit.
Meski demikian, peluang tersebut tidak tertutup sama sekali. Masih ada harapan. Caranya, dengan memanfaatkan tenaga sebagian punggawa tim senior yang secara regulasi masih memenuhi syarat untuk berlaga di level junior.
Ya, nama-nama seperti  Marselino, Pratama Arhan, Elkan Baggot dan Ernando Ari, Rafael Struick, Justin Hubner bisa diangkut kembali oleh STY. Bila saja bisa terwujud, tentunya kita tak ragu dengan kemampuan timnas kita.
Namun upaya ini sepertinya sulit dipenuhi. Sebagian dari nama-nama tersebut berkemungkinan besar takkan dilepas oleh klub mereka. Tenaga mereka masih dibutuhkan klub guna menghadapi kompetisi ysng masih berjalan. Dan negara tak bisa memaksa karena event ini tak masuk dalam kalender FIFA.
Ya, kondisinya sangat tidak ideal. Apalagi kalau nantinya STY terpaksa hanya membawa pemain seadanya. Tantangan yang harus dihadapi STY seolah makin sulit diselesaikan.
Masalah kemudian menjadi semakin rumit ketika hasil pada Piala Asia u23 ini menjadi acuan dalam menentukan nasib STY selanjutnya. Artinya timnas harus siap kehilangan sosok STY yang kontraknya habis tahun ini, bila gagal memenuhi semua target yang ditetapkan federasi. Padahal publik berharap STY bisa lebih lama lagi bersama timnas mengingat hasil kerjanya cukup memuaskan.
Ya, semuanya masih teka teki saat ini. Tentang perjalanan timnas ke depannya maupun tentang nasib STY. Belum ada jawaban pasti. Namun, kalau boleh memilih, masyarakat sepak bola tanah air berharap STY tetap menjadi bagian dari pengembangan sepak bola Indonesia untuk beberapa waktu ke depannya nanti.
(EL)
Yogyakarta, 31012024
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H