Tiga nama sudah ditetapkan sebagai kontestan pemilu 2024. Ada Anis Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Ketiga orang tersebut saat ini tak ubahnya ibarat seorang selebriti. Menjadi pusat perhatian dan dipuja jutaan penggemarnya di seantero negeri.
Apakah Anda salah satu pendukung dari mereka? Ayo , nyatakan dukungan Anda ! Tapi awas, jangan terjebak dalam celebrity worship syndrome.
Disadari atau tidak, perilaku dari sebagian pendukung ketiga capres tersebut mulai mengarah pada gejala Celebrity Worship Syndrome atau CWS. Sebuah perilaku dimana seseorang mengagumi idolanya secara berlebihan.
CWS sendiri digolongkan pada gangguan mental yang bersifat obsesif adiktif. Dalam hal ini seseorang akan terobsesi untuk selalu memikirkan sosok yang diidolakannya, mengaguminya dan bahkan memujanya secara berlebihan.
Dalam konteks pemilu kali ini, bagaimana korelasinya dengan fenomena CWS ini?Â
Ada beberapa perilaku pendukung para capres yang mengindikasikan hal tersebut.
1. Gejala FOMO terhadap Sosok Capres Idolanya
Ketertarikan seseorang akan sosok seorang tokoh biasanya akan memancing rasa penasaran dan membuatnya ingin tahu lebih banyak tentang tokoh tersebut. Karena itu seorang penggemar biasanya akan menggali informasi sebanyak mungkin demi menjawab rasa penasarannya dan juga agar tak ketinggalan berita. Dalam prakteknya, banyak dari para pendukung capres melakukannya secara berlebihan.
Ya, secara tak sadar sebagian dari mereka mulai terjangkit gejala FOMO (Fear of Missing Out). Perilaku yang sering diidentikan sebagai rasa cemas ketika ketinggalan tren atau informasi.
Sejatinya, adalah wajar ketika seorang pendukung capres merasa perlu untuk mendapatkan keterangan tentang capres pilihannya. Entah mengenai rekam jejak, kegiatan atau juga visi misi dari capres tersebut. Tapi dalam konteks ini, seorang penggemar bahkan juga merasa perlu untuk mengetahui hal-hal remeh temeh, hal-hal tak penting yang tak ada hubungannya dengan pemilu ataupun aktivitas politik sang tokoh. Ya, mirip-mirip kebiasaan seorang fans fanatik terhadap artis idolanya.
Maraknya penyebaran informasi di internet seolah makin membukakan jalan bagi fenomena ini bisa terjadi. Dan mereka, para pendukung capres tersebut terus dibuat tidak sadar. Mereka terus dibius dan makin disibukkan untuk terus memantau berita apa saja terkait capres kesayangannya.