Tuntas sudah perjalanan timnas u23 Indonesia di ajang piala AFF u23 2023. Kekalahan lewat adu pinalti di laga final tadi malam melawan Vietnam membuyarkan mimpi pasukan garuda muda ini untuk menjadi juara. Apakah timnas Indonesia belum siap menjadi juara ?
Meskipun tim ini sebenarnya tidak ditargetkan menjadi juara, namun kekalahan di partai puncak ini tetaplah menyakitkan. Apalagi para pemain sedang dalam momentum bagus usai menang meyakinkan atas Thailand di semifinal.
Ya, kemenangan atas Thailand telah membangkitkan harapan. Para pemain pun berada dalam keyakinan tinggi dan bersiap menatap final.
Anak-anak asuh Shin Tae yong ini menjawab kepercayaan yang diberikan pada mereka. Mereka mampu meladeni permainan Vietnam yang merupakan favorit juara. Namun sayang, keberuntungan belum ada di pihak mereka.
Ya, keseblasan Indonesia sebenarnya tampil lugas dan percaya diri. Sejumlah peluang dihasilkan Ramadhan Sananta dan kawan-kawan namun tak satupun menghasilkan gol.
Satu momen mendebarkan terjadi di babak pertama. Alfeandra Dewangga melanggar pemain Vietnam di kotak terlarang sehingga wasit memberi hukuman pinalti. Momen ini terasa krusial ketika kiper Ernando Ari mampu menepis tendangan pinalti yang dilakukan Nguyen Quoc Viet.
Sayang , keperkasaan Ernando tak berlanjut di babak adu pinalti setelah kedua tim gagal mencetak gol dalam 120 menit permainan. Dalam enam kali kesempatan, tak satu pun yang berhasil digagalkan Ernando sehingga memberikan skor 6 bagi tim lawan.
Namun hal yang menyesakkan adalah momen di mana Ernando gagal dalam tugasnya sebagai eksekutor keenam Indonesia. Tendangannya terbaca oleh kiper lawan. Dan tanpa ampun, kegagalan ini sekaligus membuat Indonesia harus takluk pada Vietnam.
Kita tak perlu menimpakan kesalahan pada Ernando sebagai penyebab kekalahan ini karena sejatinya kiper asal Semarang ini bermain cemerlang sepanjang pertandingan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah kenapa sang kiper dipilih sebagai eksekutor keenam ketika masih ada pilihan pemain lain yang tersedia.
Ya, masih ada sisa empat pemain lain yang bisa dijadikan sebagai eksekutor. Tapi kenapa  kemudian harus Ernando yang maju ? Padahal dirinya masih harus menjalankan tugasnya sebagai kiper. Ini tentunya cukup beresiko.