Sebuah berita mengejutkan datang dari Real Madrid. Mereka kehilangan kiper utama, Thibaut Courtois yang mendapatkan cedera ACL lutut kiri saat sesi latihan dan diperkirakan absen lama. Karena itu, Madrid perlu bergerak cepat berburu sosok pengganti guna menghadapi musim kompetisi yang akan segera dimulai.
Kehilangan Courtois adalah pukulan besar bagi Madrid. Kiper timnas Belgia ini tak hanya hadir sebagai benteng terakhir, tapi juga merupakan salah satu pilar pokok kekuatan mereka.
Kita tentu masih ingat, bagaimana aksi-aksi gemilang Courtois dalam menggagalkan serangan-serangan pemain Livwepool pada fina Liga Champions 2022 lalu yang membuat mereka meraih gelar ke-14 mereka. Maka, dari itu, Madrid perlu mencari pengganti yang sepadan untuk mempertahankan performa mereka.
Sebenarnya ada dua opsi yang bisa dilakukan Madrid dalam menghadapi situasi ini. Menaikkan kiper pelapis Andriy Lunin ke posisi kiper utama atau mencari kiper baru potensial. Namun memilih opsi pertama sepertonya bukan menjadi pilihan. Lunin dianggap masih kurang pengalaman sehingga menjadi riskan ketika dipaksakan menjadi kiper utama.
Bagaimana dengan opsi kedua ? Pemilihan opsi kedua lebih rasional. Sebagai klub papan atas, Madrid perlu kiper berpengalaman. Mereka hanya perlu mencari siapa sosok kiper yang cocok dengan gaya bermain mereka.
Sejumlah nama pun mulai dikaitkan dengan klub berjuluk Los Blancos ini. Ada nama Keylor Navas, kiper yang merupakan pendahulu Courtois di Madrid ada juga nama dua kiper Spanypl, Kepa Arrizabalaga dan David de Gea, sampai pada nama kiper Prancis, Hugo Lloris serta kiper Maroko,Yassine Bounou. Namun sepertinya pilihan mengarah kepada dua nama, De Gea dan Bounou.
Ya, nama De Gea masik dakam perbincangan sebagai pengganti Courtois. Kiper yang sebelumnya hampir bergabung dengan Madrid pada 2011 lalu ini, punya kemampuan refleks yang bagus, jago dalam mengantisipasi pinalti dan tembakan jarak dekat serta sering membuat umpan jauh.
Sementara kelemahannya adalah kurang cermat dalam mengantisipasi umpan crossing dan juga tembakan jarak jauh. Selain itu, De Gea dinilai tidak mampu dalam membangun serangan dari bawah sebagaimana halnya gaya sepak bola yang banyak diterapkan saat ini.
Namun secara keseluruhan performa De Gea cukup stabil. Penghargaan Golden Gloves yang diterimanya musim 22/23 lalu berkat 15x cleansheetnya di Liga Inggris membuktikan mantan kiper Manchester United ini layak diandalkan.