Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendampingi Anak Putus Sekolah agar Tidak Putus Harapan

7 Mei 2023   18:50 Diperbarui: 7 Mei 2023   18:57 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak usia sekolah bersama orang tua. Foto: Muhammad Sabki/cnbcindonesia.com

Mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya merupakan harapan semua orang. Tapi tak semua orang bisa menikmatinya. Bagi sebagian orang, mereka harus berhenti di tengah jalan dan putus sekolah karena berbagai alasan.

Putus sekolah, dua kata ini menjadi kata yang menakutkan bagi mereka, anak-anak usia sekolah. Kenapa tidak, putus sekolah tidak hanya berarti hilangnya kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak, tapi juga putusnya harapan meneruskan kehidupan.

Ya, pendidikan punya arti penting dalam hidup ini. Dengan pendidikan, kita punya pedoman yang cukup untuk terus bertahan dalam menjalani hidup. Sebaliknya, tanpa pendidikan kita seolah tak punya pegangan dan akan terombang-ambing dalam kehidupan. Karena itu sangat miris rasanya hati ketika menyaksikan ada anak yang putus sekolah.

Masalah anak putus sekolah menjadi salah satu PR besar dalam dunia pendidikan kita saat ini yang harus segera dicari jalan penyelesaiannya. Angka putus sekolah yang cukup tinggi, lebih dari dua persen untuk semua tingkatan, tak bisa dianggap remeh dan perlu segera ditangani agar tidak terus bertambah.

Banyak faktor yang melatarbelakangi tingginya angka putus sekolah ini. Mulai dari tidak adanya keinginan dari siswa tersebut untuk meneruskan pendidikan, lingkungan yang kurang mendukung, kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan hingga keterbatasan ekonomi.

Apapun alasannya, sebagai warga masyarakat kita tak boleh hanya diam saja. Meskipun sebenarnya ini merupakan tugas pemerintah sebagai bentuk pelayanan mereka, tapi kita juga bisa berpartisipasi dan melakukan hal-hal sederhana untuk mencari jalan penyelesaian.

Apa saja hal-hal yang bisa kita lakukan?

1. Mendampingi anak putus sekolah dan memberi dukungan untuk bertahan menatap masa depan.

Sedih, minder, merasa rendah diri dan tak berguna, demikianlah yang sering dirasakan oleh anak-anak putus sekolah. Bagaimanapun juga anak-anak tersebut pasti punya cita-cita tinggi menjadi seseorang yang berguna bagi masyarakat. Tapi apalah daya mereka, nasib baik tak berpihak pada mereka.

Sebagai warga masyarakat, kita punya tanggung jawab mendampingi mereka. Syukur-syukur bisa memberi bantuan. Tapi setidaknya kita perlu memberi dukungan agar mereka tetap bersemangat menatap masa depan.

Kita bisa mengatakan pada mereka bahwa putus sekolah bukan akhir dari segalanya. Bahwa ilmu itu juga bisa kita dapatkan di luar bangku sekolah. Yang penting ada keinginan kuat untuk belajar dan menjadi pandai.

Nasihat-nasihat sederhana seperti ini akan berguna bagi mereka untuk mendapatkan kepercayaan diri serta memberi kekuatan pada diri mereka untuk bersemangat dan bersiap menghadapi masa depan.

2. Mendorong anak putus sekolah untuk mempelajari berbagai keterampilan.

Seperti kata pepatah ' Ada banyak jalan menuju Roma ' begitu pula halnya dengan jalan mendapatkan ilmu pengetahuan. Ada banyak sarana dan sumber yang bisa digunakan.

Dalam hal ilmu-ilmu berupa keterampilan, kita bisa mengarahkan anak-anak yang putus sekolah tersebut mengikuti aneka kursus yang diselenggarakan banyak lembaga pendidikan luar sekolah. Saat ini ada banyak kursus yang ditawarkan. Seperti kursus  elektronika, otomotif, menjahit, potong rambut, tata boga dan banyak lainnya. Tinggal mereka memilih mana yang mereka sukai.

Tak hanya lewat lembaga kursus, kita juga bisa mengajari mereka secara pribadi. Ya, bagi kita yang menguasai sebuah keterampilan, tidak ada salahnya untuk membagikan ilmu itu pada mereka. Toh, pada dasarnya meski sebuah ilmu tersebut sering dibagikan pada orang lain, namun ilmu tersebut tidak akan habis. Jadi, tidak ada salahnya untuk berbagi bukan ?

Memberi bekal keterampilan ini penting dilakukan. Dengan adanya keterampilan ini, bisa menjadi modal dan pijakan bagi mereka untuk melakukan langkah selanjutnya. Apakah akan bekerja pada seseorang atau sebuah instansi? Atau membuka usaha sendiri.

3. Membantu anak-anak putus sekolah mengembangkan potensi mereka.

Setelah anak-anak putus sekolah tersebut memiliki bekal keterampilan, maka tugas kita berikutnya adalah membantu mereka mengembangkan potensi yang mereka miliki. Yakni membimbing mereka untuk siap terjun ke masyarakat.

Ya, karena mereka masih belum punya banyak pengalaman, tentu saja ada sedikit rasa gamang, maka tugas kita untuk menghilangkan kegamangan itu pada mereka.

Kita bisa melakukannya dengan menjadikan mereka sebagai karyawan kita seandainya kita punya usaha sendiri. Atau merekomendasikan mereka pada orang lain sesuai kompetensi mereka.

Atau bila mereka ternyata ingin membuka usaha sendiri, kita bisa memberi bimbingan serta dukungan semangat agar usaha mereka makin maju.

4. Mengajak kembali ke sekolah bila memungkinkan.

Ketika seorang anak sempat putus sekolah bukan berarti kesempatan bagi mereka untuk kembali ke sekolah sudah tertutup. Mereka tetap bisa meneruskan pendidikan dan mewujudkan impian mereka.

Ya, ketika di kemudian hari ditemukan solusi dari persoalan kenapa dulunya anak-anak tersebut putus sekolah, tidak ada salahnya kita mengajak mereka kembali ke sekolah. Baik dengan meneruskan di program kejar paket A,B,C. Ataupun melanjutkan ke perguruan tinggi.

Bagaimanapun juga kesempatan bersekolah adalah kesempatan emas yang tak boleh disia-siakan. Dengan bersekolah seseorang tak hanya mendapatkan bekal ilmu pengetahuan, tapi juga kesempatan bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan berpikir. Karena itu, dorong setiap orang untuk memanfaatkannya.

Karena, bisa jadi seorang anak yang putus sekolah tersebut ternyata seorang anak yang berpotensi besar menjadi orang hebat dan berkembang lebih baik ketika bersekolah lagi. Tentu menjadi sebuah kerugian besar ketika potensinya tidak tersalurkan. Maka mengajak mereka bersekolah lagi untuk kesempatan kedua penting dilakukan.

Persoalan anak putus sekolah adalah persoalan serius. Tak boleh dibiarkan begitu saja. Sebagai generasi penerus, seorang anak harus punya bekal yang cukup untuk menjalankan peran mereka di masa mendatang. Dan semua itu bisa mereka dapatkan dengan pendidikan.

Namun bila mereka terpaksa harus putus sekolah, bukan berarti pula mereka akan putus harapan. Beberapa langkah diatas bisa menjadi jawaban agar mereka bisa terus bertahan.

Demikian tulisan ini ditulis sebagai bentuk empati bagi Anak Putus Sekolah untuk Event KPB 2023.

(EL)

Yogyakarta, 07052023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun