"Puasa tidak akan berakhir. Alquran tidak akan pergi. Masjid-masjid tidak akan ditutup. Ijabah doa tidak akan berhenti. Pahala tidak akan terputus. Beribadahlah pada Tuhanmu sampai datangnya kematian"Â
(Habib Abdullah bin Shahab, ulama asal Tarim)
Ramadan adalah bulan istimewa. Pada bulan ini semangat beribadah berada pada titik puncak. Banyak orang mendadak berubah menjadi alim. Tapi seiring berjalannya waktu ketika Ramadan sudah berakhir, spirit yang luar biasa itu mulai memudar. Kenapa bisa begini ? Adakah cara mempertahankannya ?
Tanpa terasa Ramadan akan segera pergi. Dalam dua atau tiga hari kedepan kita sudah berpisah dengan Ramadan dan berganti dengan Syawal sebagai penerus Ramadan.
Sebagaimana umumnya sebuah perpisahan, selalu menyisakan kesedihan. Begitu juga dengan perpisahan kita dengan Ramadan. Kepergian Ramadan terasa sebagai sebuah kehilangan besar. Kita kehilangan kesempatan mendapatkan banyak keberkahan yang kita dapatkan selama RamadanÂ
Ya, ALLAH benar-benar memanjakan kita selama bulan Ramadan. Kita diberi pengampunan atas segala dosa-dosa di masa lampau. Kita diberi ganjaran pahala berlipat ganda. Hati kita juga dijaga untuk condong taat pada ALLAH. Pokoknya kita merasa dekat dengan ALLAH sewaktu Ramadan.
Sayang, Ramadan harus pergi. Dan untuk bisa bertemu lagi, kita harus menunggu sebelas bulan lagi. Lama sekali rasanya untuk menunggu selama itu.
Tapi kita tak perlu menyesalkan semua ini. Sesungguhnya Ramadan tidak benar-benar pergi. Karena yang pergi hanyalah momen dari Ramadan. Sementara semangat dan nilai-nilai dari Ramadan itu tetap ada dan tak pergi kemana-mana.
Ya, meski Ramadan telah berlalu, tapi kita  tetap bisa menghadirkan spirit dari Ramadan itu dalam kehidupan kita. Dengan cara ini setidaknya bisa menjadi pengobat bagi kerinduan kita pada Ramadan.
Habib Abdullah bin Shahab, seorang ulama asal Tarim pernah berkata,Â
" Puasa tidak akan berakhir. Alquran tidak akan pergi. Masjid-masjid tidak akan ditutup. Ijabah doa tidak akan berhenti. Pahala tidak akan terputus. Beribadahlah pada Tuhanmu sampai datangnya kematian. Jadilah insan yang Rabbani. Yang setiap saat beribadah, bukan hanya di bulan Ramadan."
Untaian kalimat yang diucapkan ulama yang juga merupakan tokoh habaib Tarim ini menunjukkan pada kita bahwa yang bisa berakhir hanyalah momen Ramadan. Sementara spirit dari Ramadan itu tidak akan pernah berakhir. Dan tugas kita adalah menjaganya agar tidak hilang.