Pele, nama pesepakbola yang satu ini begitu fenomenal. Nama Pele dikenal sebagai seorang pemain dengan pencapaian istimewa, seorang legenda dan bahkan lebih dari pada itu, Pele adalah seorang maestro yang punya pengaruh luar biasa.
Adalah tidak berlebihan ketika menyebutkan nama Pele sebagai seorang maestro. Seseorang dengan kemampuan luar biasa. Pele sukses melakukan apa yang orang lain tak sanggup melakukannya. Tak salah kalau kemudian sang maestro pernah mengatakan dalam sebuah wawancara bersama CNN bahwa dirinya ini adalah seorang maestro layaknya Beethoven ataupun Michael Angelo dua maestro dunia dalam bidang musik dan seni lukis.
Edson Arantes do Nascimento, demikian aslinya Pele diberi nama. Konon nama ini terinspirasi dari nama Thomas Edison, sang penemu listrik yang berjasa menerangi dunia. Agaknya orang tua Pele berharap sang anak kelak bisa mengikuti jejak Edison sebagai pemberi cahaya terang bagi dunia.
Pada kenyataannya apa yang dicita-citakan itu sesuai dengan yang diharapkan. Pele hadir sebagai seorang bintang dengan sinar yang amat terang dan membuat orang-orang merasa takjub ketika menyaksikannya.
Adalah Waldemar de Brito, mantan pemain Brasil yang setelah pensiun beralih profesi sebagai pemandu bakat, menjadi orang yang berjasa mengantar Pele menuju jalan kebintangannya ini. Setelah beberapa waktu bermain di klub amatir, Pele kemudian diperkenalkannya dengan klub Santos, sebuah klub profesional di kota Sao Paulo.
Waktu itu Pele masih sangat belia, baru 16 tahun. Namun bakatnya sebagai pemain besar sudah terlihat jelas. Dengan tubuhnya yang atletis, kecepatannya, keberaniannya menerobos pertahanan lawan serta kemampuan mencetak golnya, Pele sanggup memukau semua orang.Â
Maka pada 7 September 1956 Pele pun mendapatkan kesempatan menjalani debut dalam laga eksebisi menghadapi Corinthias Santo Andre. Debut yang berkesan, Pele ikut menyumbangkan gol dalam kemenangan 7-1 bagi Santos.
Berawal dari debut yang memukau ini Pele kemudian menjalani hari-hari penuh cerita indah bersama Santos. Pele sukses menembus tim utama dan menjadi mesin gol tim.
Bersama Santos, Pele merangkai sejarah panjang dengan warna-warna kesuksesan. 18 tahun pengabdiannya pada klub asal Sao Paulo itu, lebih dari dua puluh trofi berhasil diraihnya baik tingkat domestik, regional maupun internasional.
Trofi Campeonato Paulista, trofi untuk negara bagian Sao Paulo menjadi koleksi terbanyak yang dimenangkan Pele dengan raihan 10 trofi. Berikutnya juga ada, trofi Campeonato Brasilero Serie A 6 kali, Copa Libertadores 2 kali, Piala Interkontinental dua kali dan sekali Piala Super Interkontinental.
Luar biasa memang. Selain deretan trofi, Pele juga tercatat sebagai top skor tim dengan catatan 1087 gol dari 1118 laga.
Meski demikian, kisah fantastis Pele justru terukir kala dirinya mengenakan seragam timnas Brasil. Debutnya dimulai pada 7 Juli 1957 dalam laga persahabatan melawan Argentina di Maracana. Meski Brasil kalah 1-2 pada laga itu, namun Pele sukses mencuri perhatian dengan menjaringkan satu gol di laga perdananya itu.
Sinar kebintangan seorang Pele makin berbinar saat dirinya ikut memperkuat Brasil di Piala Dunia. Dari empat kali keikutsertaan, Pele sukses memenangkan tiga trofi diantaranya. Yakni Piala Dunia 1958, 1962 dan 1970. Sebuah pencapaian terhebat yang belum bisa disamai pemain manapun hingga saat ini.
Piala Dunia 1958 di Swedia menjadi momen terbaik Pele. Tampil di Piala Dunia untuk pertama kalinya, Pele mencatat banyak rekor sebagai pemain termuda yang mencetak gol, pencetak hattrick dan pemain termuda yang memenangkan Piala Dunia. Pele juga sukses menjadi bintang pada turnamen ini dengan sumbangan enam gol. Termasuk dua gol dalam kemenangan 5-2 Brasil atas Swedia di laga final.
Usai meraih sukses di negeri sendiri, Pele kemudian menyebarkan sinar kemilaunya ke negeri seberang pada tahun 1974. Amerika Serikat , negeri yang dunia sepak bolanya masih dalam bayang-bayang kegelapan waktu itu menjadi persinggahannya. Pele bergabung bersama New York Cosmos.
Pele menandatangani kontrak tiga tahun. Bersama Cosmos, Pele memainkan 111 pertandingan dengan mencetak 65 gol. Dua trofi dipersembahkannya untuk klub terakhirnya ini pada 1977.
Meski tak segemilang kisah sebelumnya, namun tiga tahun kisah Pele bersama Cosmos mampu menuliskan catatan manis. Kehadiran Pele mampu menggairahkan dunia sepak bola Amerika dan menjadikan Pele sebagai olahragawan populer di negara adidaya tersebut.
Pele memainkan pertandingan terakhirnya pada Oktober 1977 dalam laga eksebisi antara Santos melawan New York Cosmos dimana Pele bermain satu babak untuk masing-masing tim.
Setelah tak lagi aktif di lapangan, Pele kemudian menjalani peran di beberapa jabatan publik seperti duta besar untuk PBB, FIFA dan juga mentri olah raga Brasil. Pele juga aktif dalam kampanye kesehatan tentang kesadaran pada disfungsi ereksi.
Dua hari yang lalu, 29 Desember 2022, kisah tentang Pele harus berakhir. Pele tutup usia di umur 82 tahun karena kanker usus besar dan gangguan ginjal. Kabar duka ini disampaikan putrinya, Kely Nascimento lewat unggahan di akun instagramnya.
" Semua yg kami miliki adalah karenamu. Kami mencintaimu tanpa batas. Beristirahatlah dengan tenang," tulis Kely.
Dunia berduka. Kepergian Pele adalah kehilangan besar bagi dunia sepak bola. Dedikasi dan pengabdiannya selama ini sangat besar dan telah mengangkat pamor sepak bola ke level tertinggi.
Pele kini telah tiada. Telah beristirahat dengan tenang di alam sana. Namun cahaya yang dipancarkannya selama ini akan terus menyala. Abadi menerangi dunia dengan sepak bola.
(EL)
Yogyakarta,31122022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H