Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Juara Piala Dunia 2022, Romansa Lionel Messi dan Kebanggaan Argentina

21 Desember 2022   12:45 Diperbarui: 21 Desember 2022   12:55 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juara Piala Dunia 2022, Romansa Lionel Messi dan Kebanggaan Argentina. Foto: Dan Mullan/Getty Images/detik.com

Lunas sudah utang Lionel Messi pada sepak bola. Raihan satu trofi dan predikat sebagai juara Piala Dunia 2022 sudah cukup untuk membayarnya. Dunia kini mencatat Lionel Messi sebagai seorang legenda sepak bola.

"30 tahun berlalu dan sepak bola telah memberiku kegembiraan dan kesedihan. Aku selalu bermimpi menjadi juara dunia meski kadang aku merasa hal itu mustahil terjadi," tulis Messi di media sosialnya mengenang pahit getirnya perjuangannya membangun karir sepak bola.

Bagi rakyat Argentina, Lionel Messi bukan sekedar pemain bola yang hanya pintar menggocek bola atau mencetak gol. Bukan sekedar itu. Tetapi perannya lebih dari itu.

Messi adalah sumber inspirasi dan simbol kebanggaan Argentina. Messi adalah seorang pahlawan yang membawa kejayaan bagi sepak bola Argentina. Messi adalah harapan yang akan membawa Argentina berada di puncak tertinggi.

Begitu juga halnya dengan Messi. Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Argentina, maka Messi punya kecintaan yang besar pada Argentina. Tak usah ditanyakan seberapa besar cinta Messi pada Argentina. Tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Dan karena itu dirinya siap berkorban demi kebesaran Argentina.

Ya, Messi telah berikrar siap berkorban apa saja demi Argentina. Maka ketika Argentina memanggilnya, Messi langsung menyanggupinya.Ya, Messi tak ubahnya seorang serdadu yang siap berperang kapan saja ketika diperintahkan negara.

Berbagai pertarungan hebat pernah dijalani Messi. Entah di Copa America, maupun Piala Dunia. Namun yang paling berkesan tentu saja medan pertempuran di Piala Dunia Qatar 2022. Messi yang juga menjabat sebagai kapten bertarung tanpa ragu maupun tanpa rasa takut. Balutan kostum La Albiceleste, kostum berwarna putih dan biru langit kebanggaan orang-orang Argentina itu semakin membuatnya tampil percaya diri. Satu demi satu musuh berhasil ditaklukan. Hingga akhirnya Messi mampu mewujudkan segala mimpinya dan mimpi jutaan orang Argentina lainnya.

Jutaan orang Argentina berterimakasih pada Messi. Messi dipuji, Messi disanjung tinggi. Messi dielu-elukan. Messi disambut bak pahlawan. Dan orang-orang sudah lupa kalau sebelumnya dirinya pernah menderita demi perjuangan ini.

Semua berawal dari ekspektasi publik yang terlalu besar padanya. Ekspektasi yang menasbihkannya sebagai ' titisan Maradona'. Dewa sepak bola yang banyak berjasa untuk Argentina.

Ya, siapa tak kenal Diego Armando Maradona. Semua orang sepakat bahwa sosok yang satu ini adalah dewa sepak bola Argentina. Sosok yang 36 tahun lalu sukses mempersembahkan trofi Piala Dunia untuk kedua kalinya bagi Argentina. 

Orang-orang kemudian mulai menyandingkan nama Messi dengan Maradona. Postur tubuhnya yang pendek, gaya bermainnya yang mengandalkan kaki kiri dan cara dirinya mengolah bola yang sangat mirip dengan Maradona membuat orang-orang mulai menaruh harapan pada Messi untuk mengembalikan jejak kejayaan Maradona.

Pandangan ini diperkuat oleh Maradona sendiri yang mengatakan bahwa Messi adalah pemain yang mewarisi jejak permainannya pada tahun 2006 lalu. Maka orang-orang pun semakin berimajinasi bahwa Messi adalah penjelmaan Maradona.

Messi pun kemudian mencobanya memainkan peran itu beberapa kali. Mulai dari era Jose Pekerman, Alfio Basile, Maradona, Gerrardo Martines, Alejandro Sabella, hingga Jorge Sampaoli sebagai pelatih. Mulai dari ketika Javier Saviola, Carlos Tevez, Javier Zanetti, Juan Riquelme hingga Javier Mascherano dan Sergio Aguero sebagai rekannya di lapangan. Mulai dari Piala Dunia 2006, Copa America 2007 hingga Piala Dunia 2018 dan Copa America 2019, semuanya berakhir sia-sia.

Empat kali kesempatan membawa pulang trofi ( tiga kali di Copa America 2007, 2015, 2016 dan sekali di Piala Dunia 2014 ), empat kali pula berakhir dengan kegagalan. Sebuah ujian berat yang mencabik-cabik perasaan Messi.

Messi dan kawan-kawan selalu tersungkur ketika mereka sebenarnya tinggal satu langkah lagi berhasil merebut trofi juara. Brasil, Chile dan Jerman menjadi tiga tim yang menjadi penghalang Messi dan rekan-rekan. Chile bahkan melakukannya dua kali.

Messi hanya bisa termenung dan menahan air mata. Dirinya tak menyangka jalan yang harus dilewatinya teramat terjal. Dalam kekecewaannya, Messi kemudian memutuskan mundur dari timnas pada tahun 2016 lalu, usai Argentina kalah adu pinalti dari Chile di final Copa America. Messi sendiri termasuk sebagai eksekutor yang gagal menjalankan tugasnya.

" Bagi saya timnas itu sudah berakhir. Timnas bukanlah untuk saya. Saya sudah lakukan semampu saya. Sudah empat kali saya gagal di partai puncak, tapi tak pernah mencapai target yang diinginkan, " ujar Messi waktu itu seperti yang ditulis bbc.com

Ya, Messi pantas kecewa. Empat kali terkapar di laga final bukanlah sebuah cerita yang patut dikenang. Rentetan kegagalan yang terjadi secara beruntun ini menjadi pukulan berat yang membuatnya tak pantas lagi mengenakan kostum La Albiceleste.

Adalah Edgardo Bauza yang berjasa mengajak Messi kembali ke timnas. Bauza, pelatih yang masuk menggantikan Gerardo Martinez usai dikalahkan Chile pada Copa America 2016 ini berhasil meyakinkan Messi untuk kembali.

Messi akhirnya kembali. Argentina membutuhkannya. Sebagai seorang patriot sejati, mundur ditengah jalan bukanlah sebuah keputusan yang jantan. Bukankah kegagalan itu bagian dari pembelajaran ?

" Saya pikir mundur di saat gagal pada Copa America 2016 itu bukanlah keputusan yang baik. Hal ini akan menjadi preseden yang kurang tepat dan memberi contoh yang tak benar bagi para pemain muda. Sebaliknya kita harus berusaha keras merebut impian," ujar Messi menyatakan alasan kembalinya dirinya ke dalam barisan timnas.

Kehadiran Lionel Scaloni sebagai komandan berikutnya sejak 2018 lalu semakin memantapkan keyakinannya untuk terus berjuang demi Argentina. Apalagi rekan-rekannya di timnas selalu memberi support dan mengatakan siap berjuang demi Messi.

Perjuangan Messi dan kawan-kawan tidak sia-sia. Perlahan namun pasti titik terang mulai terlihat. Messi dan Argentina sudah berada di jalur yang benar menuju podium kesuksesan.

Gelar juara Copa America 2020 menjadi anak tangga pertama yang berhasil diraih. Messi cs. sukses mengalahkan musuh berat mereka, Brasil, dengan skor tipis 1-0 pada Juli 2021 lalu.

Tak lama berselang Messi kembali memenangkan trofi kedua. Duel Finalissima yang mempertemukan Argentina sebagai juara Amerika Latin melawan Italia sebagai penguasa Eropa pada pertengahan tahun ini berakhir dengan kemenangan 3-0 untuk Argentina.

Dan akhirnya, puncak dari segala harapan itu berhasil direngkuh Messi. Trofi Piala Dunia 2022 sebagai ukuran utama kesuksesan seorang pesepak bola berhasil dipersembahkannya buat Argentina dalam pertandingan final di stadion Lusail utara kota Doha pada Minggu, 18 Desember 2022 kemarin.

Argentina menang dramatis 4-2 atas Perancis lewat drama adu pinalti setelah kedua tim bermain imbang 3-3 selama 120 menit. Messi sendiri menyumbang dua gol dan terpilih sebagai Man of The Match.

" Kemenangan ini merupakan hal terindah yang pernah ada. Saya sangat menginginkannya. Trofi ini saya inginkan di sepanjang hidup saya. Sungguh indah mengakhiri karir dengan cara seperti ini. Saya takkan minta apa-apa lagi karena Tuhan telah memberikan segalanya untuk saya," ungkap Messi sebagai luapan kebahagiaan  seperti yang ditulis Tyc Sports.

Tak lupa Messi juga mempersembahkan kemenangan ini buat Maradona.

" Kemenangan ini juga untuk Diego yang selalu mengirimi kami kekuatan dari surga, " tulis Messi di media sosialnya.

Ya, pada akhirnya Messi berhasil menjalankan misi mulia yang selama ini dibebankan padanya. Misi meneruskan cita-cita Maradona. Membawa Argentina menuju puncak tertinggi di dunia.

Dan pada akhirnya sejarah menuliskan nama Lionel Messi sebagai legenda dan pahlawan yang menjemput takdirnya meneruskan tradisi Argentina sebagai negara kuat sepak bola lewat trofi Piala Dunia 2022.

(EL)

Yogyakarta, 20122022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun