Tak ada keajaiban tercipta. Keberhasilan Perancis mengakhiri kisah spektakuler Maroko pada laga semifinal Piala Dunia 2022 di stadion Al Bayt, AlKhor Kamis dini hari ini membuat tim berjuluk Singa Atlas harus mengubur mimpi menjadi juara.
Tim Perancis sepertinya sudah belajar dari kekalahan Belgia, Spanyol dan Portugal, tiga tim elit yang gagal melewati hadangan Maroko. Untuk itu, pelatih Perancis, Didier Deschamps, menyiapkan strategi khusus yang membuat Maroko tak bisa menerapkan taktik seperti yang sebelumnya mereka mainkan.
Ada tiga faktor penting dibalik kemenangan Perancis atas Maroko kali ini.
1. Gol cepat Theo Hernandez.
Menyadari musuhnya memainkan taktik parkir bus dan mengandalkan serangan balik cepat, Perancis berusaha mengakalinya dengan memegang kendali permainan sejak awal dan mencuri peluang mencetak gol cepat. Taktik ini berhasil dengan gol Theo Hernandez di menit 5.
Gol berawal dari pergerakan Antoine Griezmann yang mengirimkan bola ke kotak pinalti. Bola kemudian ditendang Kylian Mbappe, namun membentur pemain Maroko dan bola mengarah pada Theo Hernandez yang berada di dekat tiang kanan gawang. Selanjutnya Theo yang berada dalam posisi bebas menyambutnya dengan tendangan voli yang berhasil melewati hadangan kiper Maroko, Yassine Bounou.
Keunggulan satu gol ini membuat Perancis berada diatas angin dan bermain lebih tenang. Terbukti mereka mendapat peluang lagi lewat tendangan Oliver Giroud di menit 17. Sayang tendangan Giroud membentur tiang gawang.
Peluang bagus juga didapatkan Kylian Mbappe pada menit 36. Meneruskan umpan terobosan Aurelien Tchouameni, Mbappe menembak bola ke gawang yang kosong, sayang bola berhasil diamankan Achraf Hakimi.
2. Permainan yang efektif.
Tidak seperti Spanyol atau Portugal yang mengutamakan penguasaan bola namun minim peluang, Perancis lebih menekankan pada permainan yang efektif namun mematikan ketika mendapat peluang.
Berdasarkan statistik pertandingan, Perancis yang kalah jauh dalam penguasaan bola yakni 38 % berbanding 62 %, tapi mereka mampu membuat jumlah peluang lebih banyak yakni 14 kali dengan 3 kali tepat sasaran. Sementara Maroko mendapatkan satu peluang lebih sedikit dan tiga diantaranya tepat sasaran.
Keberhasilan Perancis dalam menjalankan permainan yang efektif ini tak lepas dari peran Griezmann yang aktif bergerak ke berbagai posisi dalam mencari bola, menyusun serangan dan membantu pertahanan.
3. Fleksibilitas Kylian Mbappe.
Selain Antoine Griezmann, pemain yang banyak memberi kontribusi dalam pertandingan ini adalah Kylian Mbappe. Fleksibilitas Mbappe dapat kita lihat dalam perpindahan posisinya di babak kedua setelah Oliver Giroud ditarik keluar.
Bila sebelumnya Mbappe bertugas untuk menyisir area sayap kiri, setelah Giroud keluar, Mbappe bergerak ke tengah mengisi posisi Giroud. Sementara area kiri ditempati Marcus Thuram. Perubahan taktik ini memberi penyegaran pada skema penyerangan Perancis dan sukses menghasilkan tambahan satu gol di pertengahan babak kedua.
Sebagai  catatan Mbappe memainkan peran dalam terciptanya kedua gol Perancis. Pada gol pertama, dua kali percobaan Mbappe di dalam kotak pinalti menghasilkan bola rebound yang kemudian dieksekusi dengan indah oleh  Theo Hernandez diawal babak pertama.
Sementara pada gol kedua, akselerasi Mbappe di sisi kiri pertahanan Maroko yang gagal dihentikan empat pemain Maroko. Bola yang dicoba diblok oleh bek Maroko, Abde, memantul ke sisi kiri dan dengan mudah diceploskan pemain yang baru masuk Randal Kolo Muani.
Perancis selanjutnya akan menantang Argentina pada partai final hari Minggu nanti. Partai ini menjadi menarik dimana kedua tim berburu trofi ketiga. Sementara bagi Perancis sendiri mereka juga punya misi menyamai rekor Brasil dengan menjadi juara dua kali berturut-turut.
(EL)
Yogyakarta,15122022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H