Waktu mungkin terasa bergerak begitu cepat bagi Gareth Bale dan kawan-kawannya di timnas Wales. Pada 5 Juni 2022 lalu mereka baru saja larut dalam euforia kegembiraan merayakan kelolosan ke Piala Dunia 2022. Satu gol bunuh diri pemain Ukraina, Andriy Yarmolenko sudah cukup untuk memastikan kelolosan mereka. Namun kini, setelah lima bulan berlalu, kegembiraan itu mungkin akan segera berakhir.
Tampil di Piala Dunia terasa sangat spesial, maklum rakyat Wales harus menunggu 64 tahun untuk melihat lagi tim nasionalnya berlaga di event sepak bola terakbar tersebut. Terakhir kali mereka bermain di Piala Dunia tahun 1958 di Swedia.
Wales bukanlah unggulan utama di Piala Dunia kali ini. Namun Gareth Bale dan kawan-kawan bertekad tidak asal lewat. Setidaknya mereka hendak memberi kesan spesial yang layak untuk dikenang.
Ini tentu bukan pekerjaan mudah. Tapi juga bukan mustahil untuk dilakukan. Keberhasilan Wales melangkah hingga ke babak perempat final Euro 2020 lalu setidaknya memberi kekuatan dan keyakinan pada diri mereka untuk mencatatkan hasil terbaik.
Laga melawan Amerika Serikat Selasa lalu menjadi ujian pertama bagi tim asuhan Robert Page ini. Laga berjalan tak mudah. Mereka hampir saja tersungkur ketika Timothy Weah membuka keunggulan Amerika Serikat di awal laga. Beruntung, Wales punya Gareth Bale yang hadir sebagai penyelamat lewat pinaltinya di menit 82. Skor akhir menjadi 1-1 untuk kedua tim.
" Perjuangan yang hebat dari para pemain. Tim ini tidak akan menyerah," tulis Bale di media sosialnya untuk menyatakan bahwa mereka siap tampil habis-habisan di Piala Dunia ini.
Kesempatan pertama gagal dimaksimalkan. The Dragon, julukan Wales, tentu tak ingin melewatkan kesempatan kedua. Dan target tiga poin tetap mereka canangkan dalam partai kedua melawan Iran.
Ada rasa optimis di pertandingan kedua ini. Selain secara peringkat Wales memang lebih baik, Iran juga baru saja terluka setelah dilumat Inggris 2-6 pada partai pertama mereka. Asalkan bisa fokus, tiga poin pertama sepertinya bisa diraih Gareth Bale cs kali ini.
Sayang, skenario awal tak sesuai fakta di lapangan. Alih-alih akan memenangkan laga. Wales malah dibuat kerepotan oleh Iran yang diarsiteki Carlos Quieroz tersebut.
Ya, meski kalah dalam penguasaan bola Iran justru tampil efektif dan membuat banyak peluang. Di menit 16 Iran bahkan sempat mencetak gol lewat Ali Gholizadeh sebelum kemudian dianulir wasit setelah melihat ada pemain terjebak offside lewat tayangan VAR.
Iran kemudian memastikan kemenangan di sisa waktu tambahan babak kedua. Dua gol tercipta. Yakni oleh Roozbeh Cheshmi menit 90+8 dan oleh Ramin Rezaeian di menit 90+11. Ya, Wales akhirnya harus takluk 0-2 dari Iran.
Gareth Bale menjadi pemain yang paling menyesalkan kekalahan ini. Terutama sekali menyesali kegagalannya memberi kontribusi buat tim. Ya, tidak seperti biasanya, Bale bermain kurang maksimal dengan hanya membuat 36 kali sentuhan dan satu tembakan ke gawang. Ini diluar kebiasaan.
" Hasil ini sangat menyedihkan. Kami sangat terpukul," ungkapnya kepada radio BBC.
Sementara pelatih Robert Page mengakui pasukannya tampil dibawah standar kali ini.
" Kami berharap semuanya akan bersatu hari ini, tapi kami tampil jauh dari level yang kami inginkan," kata Page mengomentari penampilan jelek Wales.
Kekalahan ini secara tidak langsung menutup peluang Wales lolos dari fase grup. Meskipun secara matematis peluang mereka masih ada, tapi sepertinya sulit untuk mewujudkannya. Ya, Wales dituntut menang besar dengan selisih setidaknya lima gol dari Inggris, lawan terakhir mereka, yang kini memimpin dengan poin empat.Â
Kesempatan memang belum tertutup, meski sebenarnya sudah hampir tertutup rapat buat Wales. Dan Bale bersama para kompatriotnya kini hanya bisa berharap akan satu kata yaitu keajaiban.
(EL)
Yogyakarta,26112022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H