Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Robert Lewandowski dan Dinamika Dominasi Bayern Munchen Mulai Surut

18 September 2022   20:19 Diperbarui: 18 September 2022   20:27 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liga Jerman sering dikatakan miliknya Bayern Munchen. Bukan tanpa alasan kenapa  orang-orang mengatakan demikian. Raihan sepuluh gelar juara berturut-turut dalam sepuluh tahun terakhir sudah cukup sebagai bukti.

Dominasi Munchen di ranah kompetisi lokal memang tak tertahankan. Tak ada yang mampu menandingi. Mereka tak hanya memenangkan kompetisi. Tapi juga menghasilkan banyak gol yang membuat babak belur lawan.

Munchen memang pantas menjadi yang terbesar. Mereka diperkuat talenta-talenta terbaik yang dilatih pelatih terbaik pula. Dari posisi kiper hingga striker, semuanya merupakan pemain-pemain pilihan. Dan yang pasti, mereka punya nama besar yang membuat mereka percaya diri setiap kali berlaga.

Namun, seperti kata pepatah bahwa tak selamanya posisi paling puncak itu akan kita tempati. Bahwa ada masanya kita harus bergeser sedikit ke bagian yang lebih rendah mengikuti putaran nasib. Dan Bayern Munchen sepertinya tengah bersiap memasuki posisi tersebut.

Ya, Munchen mengalami penurunan performa diawal musim kompetisi 2022/2023 ini. Mereka tampak sedikit kepayahan. Kemenangan demi kemenangan yang biasanya dengan gampang didapatkan, kini mulai menjauh. 

Ketika liga dimulai pada awal Agustus lalu semuanya sepertinya akan baik-baik saja buat Munchen. Seperti biasa, mereka melibas lawannya dengan skor meyakinkan. Eintracht Frankfurt harus menerima nasib dipermak Munchen dengan skor 1-6.

Dua laga berlalu dan Munchen masih memperlihatkan keperkasaannya. Wolfsburg dan Bochum dihajar dengan skor masing-masing 2-0 dan 7-0 di dua laga selanjutnya. Dan sampai disini, semesta seolah akan kembali merestui Munchen sebagai penguasa Bundesliga.

Ternyata tidak. Hasil seri melawan Borussia Monchengladbach sepertinya menjadi titik balik kemunduran mereka. Ya, mereka gagal meneruskan tren positif di tiga laga berikutnya.

Pada pertandingan terakhir melawan tuan rumah Augsburg pada Sabtu, 17 September 2022 tadi malam, Munchen bahkan harus kalah untuk pertama kalinya.

Ya, gol tunggal Mergim Berisha akhirnya meruntuhkan keperkasaan Munchen. Kekalahan ini cukup mengejutkan. Apalagi mereka lebih mendominasi permainan. Mereka cuma gagal di penyelesaian akhir.

Kenapa Bayern Munchen menjadi seperti ini ? Adakah masalah serius yang menimpa mereka ? Sepertinya ada.

" Para pemain banyak membuang peluang," demikian yang dikatakan pelatih mereka Julian Nagelsmann.

Urusan mencetak gol menjadi sebuah permasalahan bagi Munchen akhir-akhir ini. Komentar Nagelsmann diatas menyiratkan bahwa para pemainnya tak hanya sulit mencetak gol. Tapi juga sepertinya ada kepingan yang hilang dalam rangkaian serangan mereka.

Kehilangan apa yang dimaksud ?

Jawabannya adalah kehilangan seorang Robert Lewandowski, ya Lewandowski striker andalan mereka sejak delapan musim terakhir ini.

Sebagai seorang striker murni Lewandowski telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Dengan kecepatan yang dimilikinya, kemampuan finishing.yang bagus dan kepintaran mencari posisi yang ideal menjadikan umpan-umpan matang dari para gelandang Munchen seperti Leroy Sane, Thomas Muller dan sebagainya tak berakhir sia-sia. Semua dituntaskan menjadi gol oleh Lewandowski. Artinya, ada semacam ketergantungan kepada Lewandowski.

Namun sejak Lewandowski pergi maka urusan mencetak gol menjadi urusan semua orang, terutama para gelandang. Skema serangan yang telah terbentuk pun kini harus dirubah lagi.

Memang, pelatih Nagelsmann telah memilih Sadio Mane untuk mengisi posisi Lewandowski. Namun mantan bintang Liverpool itu masih kesulitan dengan peran barunya  tersebut. Mane sendiri lebih suka beroperasi di sektor sayap kiri.

Sementara itu para pemain seperti Leroy Sane, Thomas Muller dan kawan-kawan penampilannya belum menggigit. Mereka kini berada dalam babak baru dengan atmosfir yang  beda dengan musim sebelumnya.

Seperti halnya Mane, maka para pemain Munchen itu juga masih perlu beradaptasi lagi dan mencari bentuk yang pas dalam pola serangan yang dimainkan.

Menyadari kelemahan timnya ini, pelatih Nagelsmann tak mau menyalahkan para pemainnya. Mantan pelatih RB Leipzig tetap percaya proses dan mengawal pasukannya. Intinya, Nagelsmann yakin bahwa anak-anak asuhnya bisa memberi yang terbaik untuk kejayaan tim.

Musim kompetisi masih akan berlangsung lama. Masih banyak waktu bagi Munchen untuk berbenah. Membangun lagi fondasi tim yang tangguh, meski kini tak lagi bersama dengan Robert Lewandowski

(EL)

Yogyakarta,18092022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun