Sementara itu di lapangan tengah, barisan pemain gelandang juga makin berkibar. Para pemain muda yang dipercaya mengisi area ini seperti Pedri, Gavi, Franck Kessie dan Frenkie de Jong makin padu permainannya dan mampu bersinergi dalam menopang lini depan dan belakang.
Begitu juga dengan lini depan. Xavi berhasil menghidupkan lagi bakat Ousmane Dembele yang sempat mati. Xavi juga berhasil mengoptimalkan ketajaman Robert Lewandowski dan juga memantapkan peran Rafinha sebagai sayap.
Ya, sejauh ini pelatih Xavi berhasil meningkatkan potensi para pemainnya dan membangun keharmonisan diantara mereka. Hal ini menjadi modal utama yang bisa memperkuat kepercayaan diri mereka menghadapi tim kuat seperti Munchen.
Dan mereka seharusnya tak perlu merasa inferior lagi, meski sejarah masa lalu tak berpihak pada mereka.
2. Faktor Robert Lewandowski
Robert Lewandowski, nama striker berusia 34 tahun ini cukup krusial dalam pertarungan Barcelona versus Munchen kali ini. Ini terkait dengan peran yang dimainkan salah satu striker terbaik Eropa ini.
Jika sebelumnya selama delapan, sosok Lewandowski hadir memberi kenyamanan bagi Munchen lewat deretan gol-golnya, maka mulai musim situasinya berbalik. Kenyamanan itu kini berpindah ke Barcelona dan menjadi ancaman bagi Munchen.
Ya, keputusan Lewandowski meninggalkan Munchen dan merapat ke Barcelona adalah berkah yang patut disyukuri klub andalan negri Catalunya ini. Kehadiran striker yang lama merumput di Jerman itu menjadi jawaban atas kebuntuan lini depan mereka akhir-akhir ini.
Lewndowski telah hadir sebagai penyumbang gol terbanyak klub sementara ini dengan catatan sembilan gol dari enam pertandingan. Catatan yang fantastis dan amat berarti bagi Barcelona.
Selain itu, pengalaman selama delapan tahun berseragam Die Rotten, julukan, Munchen, tentu akan sangat membantu. Lewandowski pastinya sudah  faham bagaimana caranya menundukan mantan timnya itu.
Apakah Lewandowski akan mencetak gol ke gawang Munchen nantinya ? Mungkin saja terjadi. Mencetak gol ke gawang mantan klub bukanlah sesuatu yang tabu bagi striker jangkung ini. Bahkan terkadang dilakukannya di kesempatan pertama.