Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar frase Idul Adha ? Hari raya, penyemblihan hewan, atau makan enak ? Tidak salah lagi. Idul Adha memang terkait dengan ketiga tersebut.
Tapi Idul Adha tak hanya sebatas hal-hal yang disebutkan diatas. Idul Adha lebih daripada itu. Karena sejatinya, Idul Adha juga membawa pesan penegakan hak azasi manusia atau HAM.
Idul Adha merupakan satu dari dua hari raya umat Islam selain Idul Fitri. Selama perayaan Idul Adha dari tanggal 9 hingga 13 Zulhijjah, sebagian umat Islam  mengurbankan hewan seperti sapi, kerbau, kambing, domba atau unta. Nantinya, daging dari hewan-hewan kurban ini akan dibagi-bagikan untuk saudara-saudara umat Islam lainnya.
Penyemblihan hewan kurban merupakan bagian dari syariat. Syariat ini telah berumur lama sekali, sejak masa nabi Ibrahim. Dan setiap muslim yang " sudah mampu ", dianjurkan untuk melaksanakannya.
Kenapa ibadah kurban ini sangat dianjurkan ? Apa pesan penting yang disampaikan ALLAH lewat ritual penyemblihan hewan kurban ini ?
Salah satunya adalah bahwa kita wajib menghormati hak hidup setiap orang. Salah satu komponen dari hak asasi manusia.
Sebagaimana kita ketahui, sejarah kurban bermula dari mimpi nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyemblih putra kesayangannya, nabi Ismail. Perintah ini terbilang tidak masuk akal, sangat absurd dan mustahil untuk dilakukan. Bagaimana mungkin seorang ayah akan sanggup untuk menyemblih darah dagingnya sendiri.
Namun karena yakin bahwa ini semua adalah perintah ALLAH, maka nabi Ibrahim tanpa keraguan sedikitpun bersedia melaksanakannya. Begitu juga dengan nabi Ismail, bersedia dikurbankan demi memenuhi perintah ALLAH.
Dan seperti yang kita ketahui bahwa pada akhirnya makhluk yang disemblih nabi Ibrahim bukanlah Ismail putranya, tapi seekor kibas yang dikirimkan ALLAH sebagai pengganti. Dan peristiwa ini selanjutnya menjadi dasar dari pelaksanaan ibadah kurban setiap bulan Zulhijjah.