Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerita Sendu Pedagang Pakaian di Pasar Tradisional pada Ramadan 2022

30 April 2022   16:15 Diperbarui: 30 April 2022   16:26 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kios pakaian di Pasar Demangan Yogyakarta yang sepi pengunjung. Foto: dokpri

"Ramadan tahun ini sudah ada sedikit peningkatan omset,tapi masih jauh dari harapan. Paling tinggi dapat omset satu juta dengan margin keuntungan 200-300 ribu saja. Itupun hanya beberapa kali saja," demikian cerita yang penulis dengar.

Kondisi seperti ini sebenarnya sudah mulai mereka rasakan sejak tahun 2019 lalu. Masa-masa menjelang PEMILU lalu.Pandemi Covid 19 yang diikuti resesi ekonomi sejak dua tahun lalu makin memperparah kondisi mereka.

Menyikapi kondisi ini sebagian dari mereka memilih banting stir pindah profesi. Sebagian yang lain mencoba bertahan meski kondisinya kembang kempis.

Ada beberapa persoalan pokok yang harus dihadapi para pedagang pakaian di pasar tradisional di balik situasi yang kurang menguntungkan ini.

1. Situasi perekonomian yang belum membaik.

Mayoritas masyarakat saat ini mengalami penurunan pendapatan. Sementara biaya-biaya yang harus mereka keluarkan makin bertambah.

Sejumlah  harga komoditas, khususnya komoditas pangan terus bergerak naik. Begitu juga dengan pungutan seperti PPn ikut naik. Biaya hidup makin mahal.

Situasi ini membuat orang lebih memikirkan kebutuhan pangan lebih dulu sebagai kebutuhan paling utama dibandingkan sandang. Beli baju sesekali saja bila ada uang berlebih.

2. Harga kulakan naik signifikan.

Para pedagang mengeluhkan harga kulakan yang naik gila-gilaan. Bila tarif PPN cuma naik 1 persen, namun kenaikan kulakan pakaian naik hampir sepuluh persen. Celakanya kenaikan ini tak diimbangi dengan kenaikan harga penjualan.

Kondisi ini membuat mereka dalam situasi terjepit. Hendak menaikkan harga jual khawatir konsumen akan lari. Sementara bila tidak menaikkan harga keuntungan semakin menipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun