Tadi malam adalah malam 17 Ramadan.Malam yang biasa diperingati sebagai malam Nuzul Quran.Peristiwa turunnya Alquran. Kitab suci sekaligus pedoman hidup bagi umat Islam.
Seperti sering dijelaskan bahwa turunnya Alquran dimulai dengan kata " iqra ".Sebuah kata perintah yang bermakna " bacalah".Artinya ALLAH memerintahkan kita sebagai umat manusia untuk memulai membaca terlebih dahulu dalam memulai sesuatu.
Pengertian membaca disini tidak sekadar membaca teks tertulis.Tidak hanya mengeja kata per kata.Tapi juga bisa diperluas sebuah ajakan untuk berpikir dan merenung dulu sebelum mengambil tindakan.
Dengan merenung diharapkan kita tak salah dalam mengambil keputusan.Dan dengan berpikir kita tak gegabah dalam mengambil tindakan tentunya.
Selain itu,dengan banyak membaca,berpikir dan merenung akan memperluas cakrawala berpikir kita.Agar tidak mudah terjebak dalam narasi sempit yang kita yakini sebagai sebuah kebenaran.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita sudah menjalankan apa yang diperintahkan Tuhan tersebut.Bahwa kita harus memulai membaca dahulu sebelum berbuat.Karena dalam kenyataannya kita sering lupa atau memang tidak berniat melakukannya sama sekali.
Ya,seringkali jalan yang kita tempuh kebalikannya.Beraksi dulu baru kemudian membaca.Hal ini berarti kita telah menyalahi dari pesan yang disampaikan kata iqra tersebut.
Selanjutnya perlu juga dijelaskan bahwa dalam redaksi kata iqra tersebut disambung dengan redaksi "Bismi rabbikalladzi khalaq ".Kalimat ini bisa diterjemahkan sebagai " Dengan menyebut nama Tuhan-mu yang menciptakan ".
Sebuah penegasan bahwa dalam membaca kita harus menyertakan kehadiran Tuhan yakni ALLAH.Kenapa harus demikian ?
Sebagaimana kita pahami bahwa ALLAH itu memiliki sifat rahman dan rahim.Sifat yang penuh kasih dan sayang.Sifat yang pada dasarnya disenangi setiap makhluk.Maka dari itu,ketika membaca dan mengartikan apa yang dibaca itu hendaklah dilandasi sifat kasih dan sayang sebagai perwujudan dari penyertaan Tuhan.
Seminggu yang lalu kita disuguhi pemandangan yang sangat tak elok dipandang mata.Sebuah peristiwa kekerasan berupa pengeroyokan dalam sebuah demo di gedung DPR.
Sebuah pengeroyokan bagaimanapun juga adalah sebuah perbuatan kekerasan.Perbuatan yang mengedepankan emosi dan mengenyampingkan nurani.
Meski demikian kita perlu membaca kejadian ini dari dua sisi.Membaca situasi sebelum dan ketika peristiwa ini terjadi.Memahami penyebab dan  faktor yang melatarbelakangi.Agar cermat dalam membentuk persepsi.
Peristiwa pengeroyokan itu adalah contoh nyata betapa orang-orang tidak lagi mengenal kata iqra.Padahal iqra merupakan kata kunci dalam memahami dunia.Agar tak tersesat dalam menggunakan logika.
Ya,malas membaca telah membuat banyak orang gelap mata.Malas membaca membikin orang kehilangan rasa cinta.Malas membaca menyebabkan orang tak lagi punya sikap peduli dengan sesama.
Semuanya sudah terjadi.Sudah terpampang jelas di depan mata.Satu hal yang perlu kita lakukan saat ini adalah mengulangi membaca lagi segala sesuatunya.Merancang langkah untuk sebuah introspeksi.Agar kesalahan tak terulang lagi.
Kita bersyukur bahwa ALLAH menurunkan bulan Ramadan.Bulan yang ditujukan sebagai sarana penyucian jiwa.Nantinya,dengan jiwa dan pikiran yang bersih yang telah terbentuk pada diri  ini,kita bisa mengaplikasikan perintah untuk membaca itu seperti yang diajarkan Tuhan.
Saat ini kita berada di bulan Ramadan.Bulan yang juga sering dianggap sebagai bulan madrasah.Bulan tempat kita belajar membaca lagi dan bisa memaknai dengan benar apa yang kita baca.Karena itu mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Iqra,iqra ! Kita adalah makhluk Tuhan yang dianugerahi kemampuan untuk membaca.Maka gunakanlah sebaik-baiknya.
Mari terus dan terus membaca ! Memulai sesuatu dengan membaca terlebih dahulu sebelum menetukan sikap seperti halnya pesan yang disampaikan wahyu pertama tersebut.
Ah,andai saja kita sama-sama rajin membaca.Andai saja di bulan Ramadan ini kita mengikuti perintah Iqra seperti yang diajarkan Tuhan.Maka peristiwa sebagaimana halnya yang dialami Ade Armando tempo hari itu tidak terulang lagi di masa mendatang. (EL)
Yogyakarta,19042022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H